Hadiah Ayam untuk Lawan Efek Pingpong Covid-19 di Pantura Jabar
Fenomena pingpong jadi ancaman penularan Covid-19 di pantura Jabar. Mobilitas manusia rentan memicu pandemi berlangsung lebih lama.
Oleh
Abdullah Fikri Ashri
·5 menit baca
Kasus aktif Covid-19 di Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan perlahan menurun. Namun, belum ada jaminan kawasan Cirebon Raya itu bebas dari ancaman virus korona baru. Ragam jurus hingga hadiah coba dilakukan demi menangkal efek berbahaya di kemudian hari.
Cirebon Raya merupakan salah satu dari tiga aglomerasi di Jabar yang menyumbang kasus Covid-19 terbesar nasional. Aglomerasi lainnya adalah Depok dan Bekasi yang berdekatan dengan Jakarta serta Bandung Raya. Semuanya menjadi atensi pemerintah pusat dalam pandemi ini.
“Kita melihat tren kasus (Covid-19 di Cirebon Raya) selama PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) ini relatif menurun,” kata Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian saat mengunjungi Cirebon dan Indramayu, Rabu (28/7/2021).
Di Kabupaten Cirebon, misalnya, kasus terkonfirmasi yang sempat mencapai 500 orang pada Minggu (1/8) tercatat 154 kasus baru. Keterisian tempat tidur isolasi dalam rumah sakit di Indramayu yang sempat lebih dari 90 persen juga kini 41,9 persen.
“Sudah bagus, tapi belum aman,” ucap mantan Kepala Polri tersebut. Tito menekankan pentingnya vaksinasi Covid-19 sebagai jalan keluar dari wabah ini, selain protokol kesehatan dan pembatasan mobilitas masyarakat.
Setidaknya dibutuhkan 4,7 juta warga di Cirebon Raya yang harus divaksin untuk membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Apabila 70 persen dari 6,81 juta komunitas telah memperoleh antibodi, termasuk dari vaksin, proses transmisi virus akan melambat.
Persoalannya, laju vaksinasi di kawasan ini tidak seirama. Pemprov Jabar mencatat, dari lima daerah di Cirebon Raya, hanya Kota Cirebon yang diprediksi tuntas memvaksin warganya pada 2022. Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Kuningan baru akan menyusul tahun 2023.
Dengan jumlah penduduk sekitar 340.000 jiwa, Kota Cirebon selesai memvaksin 262.198 sasaran pada 23 Agustus 2022. Kota ini menduduki urutan ketujuh di antara 27 kabupaten/kota di Jabar yang tercepat memenuhi target cakupan vaksinasi. Dengan catatan, Pemkot menyuntikkan 980 dosis vaksin per hari seperti sekarang.
Kuningan diperkirakan mencapai kekebalan komunitas pada 16 Mei 2023 dengan asumsi 2.534 dosis vaksin disuntikkan tiap hari. Indramayu menyusul pada 1 Agustus 2023 dengan suntikan 3.689 dosis per hari.
Selanjutnya, Kabupaten Cirebon yang memberikan 4.212 dosis per hari bisa mencapai herd immunity pada 16 September 2023. Terakhir, Majalengka menyentuh target vaksinasi pada 17 Desember 2023 dengan asumsi dilakukan injeksi 2.243 dosis per hari.
Pemetaan itu bisa berubah bila dosis suntikan per hari ditingkatkan. Bila dilakukan, target Jabar dan pemerintah pusat vaksinasi usai tahun ini bisa jadi terwujud.
Akan tetapi, tidak mudah mencapainya. Majelengka, misalnya, harus menyuntikkan 12.483 dosis per hari. Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Indramayu juga masih jauh dari target. Daerah-daerah itu, secara berurutan kekurangan suntikan 16.751 dosis, 8.089 dosis, dan 13.596 dosis suntikan per hari. Bahkan, Kota Cirebon masih kekurangan 1.471 dosis per hari bila ingin membentuk kekebalan kelompok pada 2021.
Sekretaris Daerah Kota Cirebon Agus Mulyadi berjanji mempercepat vaksinasi dengan catatan stok vaksin tersedia. Selama ini, distribusi vaksin dari Pemprov Jabar menjadi kendala. “Agustus ini Pemprov akan dropping (salurkan) vaksin besar-besaran,” paparnya.
Dengan begitu, rencana penyuntikan sekitar 3.000 dosis per hari di Kota Cirebon dapat diwujudkan. Cakupan vaksinasi Covid-19 pun bisa kelar lebih cepat, yakni April 2022 “Meskipun kami yang tercepat melakukan vaksinasi, tetap diperlukan keseragaman capaian vaksinasi wilayah di sekitarnya,” katanya.
Sebab, penduduk di Cirebon Raya saling terhubung. Sebagai gambaran, penduduk di Kota Cirebon yang sebelumnya hanya sekitar 340.000 jiwa bisa melonjak hingga 2 juta orang pada pagi dan siang. Mereka umumnya orang Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan yang kerja di Kota Cirebon.
Ini yang disebut fenomena pingpong. Orang yang berbeda daerah saling menularkan (Edy Sugiarto)
Artinya, warga di suatu daerah yang sudah divaksin akan berinteraksi dengan orang daerah lain yang belum diimunisasi. Potensi penularan Covid-19 pun terbuka lebar, terlebih tanpa protokol kesehatan. Tidak sedikit warga kabupaten yang terinfeksi di tempat kerjanya di kota. Begitupun sebaliknya.
“Ini yang disebut fenomena pingpong. Orang yang berbeda daerah saling menularkan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon Edy Sugiarto. Kondisi lebih buruk karena tidak semua daerah di Cirebon Raya memiliki fasilitas isolasi memadai. Akhirnya, orang Kuningan atau Indramayu, misalnya, terpaksa mencari ruangan ke kota.
“Sekitar 65 persen pasien Covid-19 di rumah sakit di kota itu berasal dari orang luar (Kota Cirebon),” lanjut Edy. Itu sebabnya, katanya, seluruh daerah di Cirebon harus memutus mata rantai penularan dan mempercepat vaksinasi.
Salah satunya, kerja sama pemda dengan TNI/Polri. Vaksinasi di Arhanudse 14/PWY Cirebon, misalnya, menyiapkan lebih dari 13.600 dosis bagi warga domisili Cirebon dan sekitarnya. Kegiatan ini dipadati warga karena vaksinasi tidak berdasarkan kartu tanda penduduk Kota Cirebon lagi.
Pemkab Cirebon bersama Polresta Cirebon juga menyasar komunitas untuk vaksinasi. Sabtu (24/7) lalu, misalnya, sekitar 200 orang suporter Persatuan Sepak Bola Gunung Jati Cirebon mengikuti vaksinasi tersebut.
Di Indramayu, Pemkab menyediakan hadiah bagi sejumlah peserta vaksinasi, seperti bahan pokok hingga ayam hidup
Di Indramayu, Pemkab menyediakan hadiah bagi sejumlah peserta vaksinasi, seperti bahan pokok hingga ayam hidup. Di Cantigi, misalnya, pemkab menyiapkan 10 ayam. Animo masyarakat untuk divaksin meningkat sejak adanya bonus tersebut.
“Terlepas apa pun motivasi masyarakat, harapannya semakin banyak yang divaksin,” kata Bupati Indramayu Nina Agustina beberapa waktu lalu. Selain distribusi vaksin, sebagian masyarakat juga belum yakin dengan vaksin Covid-19 karena khawatir efek sampingnya hingga termakan hoaks.
Mendagri Tito mendorong pemda memanfaatkan 8 persen dari dana alokasi umum (DAU) atau dana bagi hasil (DBH) tahun anggaran 2021 untuk anggaran penanganan pandemi. Misalnya, dana untuk insentif tenaga kesehatan, sosialisasi hingga operasional vaksinasi.
“Kalau kami anggap tidak bergerak anggarannya, ya sudah porsi anggarannya kami ambil. Dukungan (anggaran) vaksinasi (oleh pemda), misalnya, tidak diambil. Kami serahkan ke TNI/Polri,” tegasnya.
Bagaimana pun jalan terjal vaksinasi, pemda dan masyarakat di Cirebon Raya perlu bergandengan tangan. Kekebalan kelompok yang lebih cepat di Kota Cirebon belum menjamin semua orang aman. Seperti slogan Organisasi Kesehatan Dunia: No one safe until every one safe.