Satu Orang Meninggal, Warga di Tojo Una-Una Kembali Beraktivitas Normal Pascagempa
Satu warga meninggal karena kaget dengan guncangan gempa di Kabupatn Tojo Una-Una, Sulteng, Senin (26/7/2021) malam. Mitigasi bencana makin penting untuk daerah itu yang sebagian besar permukiman warganya di pesisir.
Oleh
VIDELIS JEMALI
·3 menit baca
PALU, KOMPAS — Satu warga Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, meninggal karena kaget akibat gempa kuat pada Senin (26/7/2021) malam. Sejauh ini tak ada kerusakan rumah atau bangunan yang berarti. Warga kembali ke rumah dan beraktivitas normal setelah sempat mengungsi ke ketinggian akibat gempa.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Tojo Una-Una Alfian Matajeng saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Selasa (27/7/2021), menyebutkan, korban kaget karena gempa hingga menyebabkan jantungnya bermasalah sampai meninggal. Korban warga Ampana, ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una.
Secara umum, warga kembali ke rumah pada Selasa (27/7/2021) pagi dari tempat mereka mengungsi di ketinggian di sejumlah lokasi di Ampana, ibu kota Tojo Una-Una.
”Warga sudah beraktivitas lagi. Ada yang pergi ke kantor, ada yang buka warung atau kios. Kami tetap waspada karena gempa susulan masih terasa,” ujar Magat (44), warga Ampana, Tojo Una-Una, saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Selasa.
Kembali normal
Magat bersama anggota keluarga tidak mengungsi pada Senin malam setelah gempa 6,5 mengguncang. Rumahnya berlokasi di tempat yang agak tinggi dengan jarak 2 kilometer dari pantai. Ampana berada di pinggir pantai.
Ia menuturkan, rumahnya tak rusak. Rumah-rumah warga di sekitar tempat tinggalnya juga tak terlihat ada yang roboh atau rusak.
Gempa bermagnitudo 6,5 melanda Kabupaten Tojo Una-Una pada Senin pukul 20.09 Wita. Gempa berpusat di laut sekitar 58 kilometer dari Kabupaten Tojo Una-Una. Gempa dirasakan sangat kuat. Antisipasi tsunami, warga Ampana dan permukiman di sepanjang pantai di kabupaten itu hingga Kabupaten Banggai mengungsi ke tempat yang tinggi. Hal itu juga diimbau Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika untuk menjaga kemungkinan terjadinya tsunami.
Warga sudah beraktivitas lagi. Ada yang pergi ke kantor, ada yang buka warung atau kios. (Magat)
Akibat gempa tersebut, sebagian listrik di Ampana padam. Namun, listrik kembali menyala pada Selasa siang. Sementara jaringan telekomunikasi tak terganggu akibat gunangan gempa tersebut.
Hingga Selasa pagi, BMKG masih mencatat adanya banyak gempa susulan dengan magnitudo paling besar 4.
Di Ampana hingga saat ini belum ada laporan kerusakan rumah atau bangunan. Sementara di sejumlah daerah di Kepulauan Togean ada laporan satu rumah rusak, yakni roboh dinding bagian depannya.
Tojo Una-Una memiliki banyak kampung di pesisir dan bahkan di laut. Ampana, ibu kota Tojo Una-Una, terletak di pinggir laut. Permukiman warga di sejumlah kecamatan di dalam kawasan Taman Nasional Kepulauan Togean juga berada di pinggir laut dan bahkan di laut dengan model rumah panggung. Lokasi wisata dan resor juga bertebaran di pinggir laut di pulau-pulau di kawasan taman nasional tersebut.
Pengamat kebencanaan yang dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako, Palu, Sulteng, Abdullah, menyatakan, dengan adanya gempa kuat tersebut makin penting upaya pengurangan risiko (mitigasi) bencana di Tojo Una-Una.
Ia menuturkan, reaksi spontan warga dengan meninggalkan pesisir menuju ketinggian setelah gempa sudah bagus. Namun, upaya-upaya terstruktur tetap diperlukan agar warga tak panik untuk menghindari bencana. Kepanikan bisa menimbulkan masalah atau malah bencana baru. Hal itu perlu edukasi.