Tingkat Hunian Kamar Isolasi di Rumah Sakit Masih Tinggi
Sekalipun tren jumlah kasus baru Covid-19 di Kabupaten Magelang cenderung turun, tingkat hunian rumah sakit tetap tinggi. Rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit bergejala sedang hingga berat.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Sekalipun temuan jumlah kasus positif Covid-19 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menunjukkan tren menurun, rata-rata tingkat hunian rumah sakit selama pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat hingga Minggu (25/7/2021) masih cukup tinggi, lebih dari 80 persen per hari. Sebagian besar yang dirawat di rumah sakit adalah mereka yang bergejala sedang hingga berat.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi mengatakan, salah satu pemicu yang menyebabkan masih banyaknya pasien di rumah sakit tersebut adalah adanya Covid-19 varian Delta di tengah masyarakat.
”Keberadaan Covid-19 varian Delta yang menyebabkan semakin cepatnya penularan ke banyak orang, ditambah dengan adanya komorbid pada sebagian warga, pada akhirnya memicu munculnya banyak pasien dengan gejala sakit sedang dan berat,” ujarnya, Senin (26/7/2021).
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Magelang masih akan berupaya menambah kapasitas rumah sakit, yaitu di Rumah Sakit Daerah (RSD) Merah Putih sebanyak 27 tempat tidur. Total jumlah tempat tidur di RSD Merah Putih saat ini mencapai 43 tempat tidur.
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Magelang juga terus berupaya menyiapkan tiga tempat sebagai tempat isolasi mandiri terpusat. Tiga tempat tersebut adalah RSD Candi Umbul di Kecamatan Grabag yang berkapasitas 20 orang serta Balai Pelatihan Kesehatan dan RSD Bukit Menoreh di Kecamatan Salaman, yang masing-masing berkapasitas 45 orang dan 10 orang.
Setelah PPKM darurat kembali diperpanjang, Nanda mengatakan, pihaknya juga tetap berupaya mengungkap temuan kasus Covid-19 di lapangan dengan terus gencar melakukan tes antigen. Target warga yang menjalani tes antigen ditetapkan sebanyak 2.793 orang per hari.
Berdasarkan data yang dihimpun Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Magelang, saat periode pertama PPKM diberlakukan 3-20 Juli 2021, jumlah temuan kasus Covid-19 baru terlihat meningkat, tidak kurang dari 100 kasus per hari. Jumlah kasus tersebut bahkan pernah mencapai lebih dari 500 kasus per hari, di mana pada 6 Juli tercatat ditemukan 551 pasien baru Covid-19 dan pada 7 Juli bahkan ditemukan 576 pasien.
Setelah itu, 20-25 Juli, tren temuan kasus baru cenderung menurun, selalu di bawah 250 kasus baru per hari. Pada Selasa (20/7/2021), jumlah kasus baru bahkan hanya terdata 65 kasus dan pada Minggu (25/7/2021) terdata 69 kasus baru saja.
Kebanyakan warga yang mengalami gejala demam saat ini lebih memilih minum racikan rempah-rempah atau kerokan. (Heri Purwanto)
Selama rentang waktu 3-20 Juli tersebut, rata-rata hunian kamar isolasi di empat rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Magelang terdata mencapai lebih dari 80 persen, dengan tingkat hunian tertinggi terdata 90,32 persen, terjadi pada Selasa (13/7/2021).
Setelah itu, selama rentang waktu 20-25 Juli 2021, rata-rata tingkat hunian masih mencapai lebih dari 84 persen per hari. Adapun empat rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Magelang terdiri dari Rumah Sakit Umum (RSU) Muntilan, RSD Merah Putih, RS Aisyiyah Muntilan, dan RS Syubbanul Wathon.
Sementara itu, banyak warga dengan gejala flu juga terus bermunculan di Kabupaten Magelang. Namun, karena khawatir nantinya didiagnosis sebagai gejala Covid-19, mereka akhirnya memilih untuk menyembuhkan diri sendiri, tanpa memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat.
”Kebanyakan warga yang mengalami gejala demam saat ini lebih memilih minum racikan rempah-rempah atau kerokan,” ujar Kepala Desa Krincing Heri Purwanto. Warga biasanya baru akan menyerah, mau dibawa ke rumah sakit, saat sudah mengalami gejala sesak napas.
Sementara itu, di Dusun Kurahan Cawangsari, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, banyak warga yang mengalami gejala demam dan tidak mau memeriksakan diri ke dokter akhirnya diminta tetap menjalani isolasi mandiri.
”Demi mencegah potensi terjadinya penularan, kepada mereka yang bergejala seperti gejala Covid-19, kami minta untuk tetap di rumah dan kami beri asupan makanan seperti pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri,” ujar Kirno Prasojo, penasihat Satgas Jogo Tonggo di Desa Borobudur.