Kebutuhan Oksigen di Kalsel Meningkat, Pasokan ke Rumah Sakit Diprioritaskan
Kebutuhan oksigen di Kalimantan Selatan meningkat dua sampai tiga kali lipat dari kondisi normal seiring meningkatnya jumlah pasien Covid-19. Untuk sementara, pasokan oksigen ke Kalsel diprioritaskan bagi rumah sakit.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Kebutuhan oksigen di Kalimantan Selatan meningkat dua sampai tiga kali lipat dari kondisi normal seiring meningkatnya jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di rumah sakit. Untuk menjamin ketersediaan oksigen bagi pasien, pasokan oksigen ke Kalsel untuk sementara diprioritaskan bagi rumah sakit.
Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalsel telah membentuk Tim Satgas Oksigen untuk mengatur arus distribusi oksigen di Kalsel. Tim tersebut bertugas memonitor kebutuhan oksigen di rumah sakit secara real-time dan memastikan pasokan tetap terjaga.
Pada Minggu (25/7/2021), kata Penjabat Gubernur Kalsel Safrizal ZA, Tim Satgas Oksigen sudah turun mengecek stok oksigen di sejumlah gudang perusahaan dan memantau langsung proses bongkar pasokan oksigen cair (liquid oxygen) di Terminal Peti Kemas, Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin.
Kebutuhan rumah sakit di Kalsel akan oksigen sekarang memang tinggi. Oleh karena itu, pengaturan terhadap pasokan dan distribusinya harus dimonitor secara ketat.
”Pasokan oksigen untuk kebutuhan industri sementara ini kami stop. Seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit agar tercukupi,” katanya di Banjarmasin, Senin (26/7/2021).
Pada Minggu malam, salah satu perusahaan oksigen di Kalsel mendapat pasokan 56 ton oksigen cair yang diangkut menggunakan tiga tangki. Oksigen tersebut didatangkan dari Surabaya, Jawa Timur.
”Biasanya 56 ton itu cukup untuk kebutuhan satu minggu. Namun, dengan ada peningkatan kebutuhan oksigen saat ini, pasokan tersebut setidaknya bisa untuk kebutuhan selama 2-3 hari. Tetapi, berikutnya akan datang lagi kiriman dari Bontang (Kalimantan Timur),” tuturnya.
Saat ini, menurut Safrizal, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate di rumah sakit rujukan Covid-19 di Kalsel rata-rata sudah 76 persen. Semua RS pun sudah diinstruksikan menambah kapasitas tempat tidur minimal 30 persen dari kapasitas serta mendirikan tenda perawatan jika memang dibutuhkan.
Pasokan oksigen untuk kebutuhan industri sementara ini kami stop. Seluruhnya untuk memenuhi kebutuhan oksigen di rumah sakit agar tercukupi. (Safrizal ZA)
”Masyarakat untuk sementara tak bisa secara perorangan membeli oksigen, kecuali memperoleh rekomendasi dari dokter. Jadi tidak usah mencari, karena memang tidak dijual. Yang boleh membeli (oksigen) hanya rumah sakit dan pihak yang mendapat rekomendasi dokter,” ujarnya.
Kebutuhan oksigen di Kalsel belakangan ini semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit milik pemerintah ataupun swasta. Sampai dengan Minggu (25/7/2021) tercatat 6.305 kasus aktif di Kalsel atau 14,38 persen dari total 43.836 kasus positif.
Dua cara
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel Muhammad Muslim, sistem pengisian oksigen untuk pemenuhan kebutuhan di Kalsel dilakukan dengan dua cara, yakni pengisian gas yang bisa dilakukan salah satu perusahaan di Kalsel dengan kapasitas 600 tabung per hari. Cara lain melalui pengisian oksigen cair yang bahannya masih harus didatangkan dari luar Kalsel.
Salah satu perusahaan gas di Kalsel sebelumnya juga telah mengalokasikan sebanyak 2.200 tabung oksigen bagi keperluan medis di rumah sakit, terutama untuk penanganan pasien Covid-19. ”Ini disiapkan sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan permintaan oksigen,” ujarnya.
Perusahaan gas itu memiliki dua stasiun pengisian oksigen di Kalsel, yaitu di Tanjung, Kabupaten Tabalong, dengan kapasitas produksi 300 tabung per hari, serta di Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, juga dengan kapasitas 300 tabung per hari.