Jumlah Pasien Isolasi Mandiri di Jayapura yang Meninggal Terus Bertambah
Penderita Covid-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri di Kota Jayapura terus bertambah. Kondisi ini diperparah minimnya tempat perawatan dan ketersediaan oksigen.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Jumlah penderita Covid-19 yang meninggal di rumahnya di Kota Jayapura, Papua, terus bertambah. Total 10 warga meninggal karena mengalami gejala berat Covid-19 hingga Minggu (25/7/2021) ini.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari saat dihubungi dari Jayapura membenarkan informasi bertambahnya jumlah warga yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Sebelumnya, jumlah warga yang meninggal pada Kamis lalu enam orang.
Ia menuturkan, penyebab warga yang meninggal karena mengalami gejala berat Covid-19, seperti sesak napas disertai demam tinggi. Warga tidak dapat menjalani perawatan di rumah sakit karena minimnya tempat tidur dan oksigen.
Diketahui terdapat delapan rumah sakit dan satu tempat karantina terpusat yang menangani pasien Covid-19 di Kota Jayapura. Persentase keterisian tempat tidur (BOR) untuk pasien Covid-19 mencapai 98 persen.
Di Papua, Kota Jayapura menempati peringkat pertama warga yang masih dirawat karena Covid-19, yakni 1.348 orang, dan angka kematian tertinggi hingga 213 orang. Tidak semua dari 1.348 pasien dirawat di rumah sakit karena minimnya tempat tidur. Sebanyak 640 warga yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya.
”Warga yang meninggal karena isolasi mandiri dan tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai. Misalnya pasokan oksigen untuk pasien yang mengalami gejala berat,” kata Sri.
Kota Jayapura juga menempati peringkat pertama jumlah kasus Covid-19 tertinggi di Papua, yakni 10.944 kasus hingga Rabu. Lima kecamatan dan 22 kelurahan di Kota Jayapura sudah berstatus zona merah Covid-19.
Sri menuturkan, ada delapan pasien di dua rumah sakit yang meninggal karena minimnya pasokan oksigen. Jumlah pasokan oksigen tidak sesuai jumlah pasien yang mengalami gejala berat Covid-19.
Diketahui jumlah kebutuhan oksigen di delapan rumah sakit 426 tabung per hari. Sementara produksi oksigen maksimal hanya mencapai 300 tabung per hari.
”Banyak warga yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya tanpa pengawasan. Seharusnya petugas di kelurahan ataupun RT dan RW memantau kondisi mereka dan melaporkannya kepada Satgas Covid-19 Kota Jayapura,” kata Sri.
Direktur Rumah Sakit Provita Jayapura Fansca Titaheluw mengungkapkan, pihaknya hanya mendapatkan 42 tabung oksigen per hari. Padahal, jumlah pasien yang mengalami gejala berat Covid-19 lebih dari itu.
”Saya berharap ada pasokan oksigen yang cukup di karena jumlah pasien Covid-19 terus meningkat. Tujuannya untuk mencegah kondisi pasien semakin memburuk saat saturasi oksigennya di bawah angka normal 95 persen,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Jayapura Rustam Saru mengatakan, dirinya telah menginstruksikan seluruh lurah dan petugas RT serta RW untuk memantau kondisi ratusan warga yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Sebab, sudah terdapat enam penderita Covid-19 yang dilaporkan meninggal saat menjalani isolasi mandiri.
”Kami akan terus memantau kondisi warga yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Cara ini untuk mengantisipasi saat mereka mengalami kondisi gejala berat Covid-19 di rumahnya,” kata Rustam.
Mengenai pasokan oksigen di rumah sakit, Rustam menuturkan, dari hasil pantauan ketersediaan oksigen tidak cukup di sejumlah rumah sakit. ”Dalam waktu dekat, Rumah Sakit Dok II Jayapura akan memiliki alat untuk memproduksi oksigen sehingga dapat mengatasi masalah ini,” tuturnya.