Pemerintah Kota Surakarta menerima bantuan berupa alat konsentrator oksigen dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Alat itu membantu pemenuhan kebutuhan oksigen di kota tersebut.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surakarta menerima bantuan berupa alat konsentrator oksigen dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Bantuan tersebut ikut meringankan pemenuhan kebutuhan oksigen medis harian bagi pasien di sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19.
Bantuan alat tersebut diterima oleh Pemerintah Kota Surakarta, di Dinas Kesehatan Kota Surakarta, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (24/7/2021) sore. Total ada 150 unit alat yang diterima. Alat-alat tersebut langsung diambil oleh pengelola sejumlah rumah sakit rujukan di kantor Dinas Kesehatan Kota Surakarta, setelah semua barang selesai diturunkan dari angkutan.
”Kami menerima 150 unit alat. Intinya, ini akan dibagikan kepada rumah sakit rujukan Covid-19 yang bermasalah dengan pemenuhan oksigen medis harian. Total ada 15 rumah sakit yang akan menerima alat ini. Pembagiannya bergantung pada prioritas kebutuhan rumah sakit masing-masing,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih.
Wahyuningsih menambahkan, sebagian alat juga akan dikirimkan ke tiga tempat isolasi terpusat, yakni SD Negeri Cemara Dua dan SD Negeri 6 Panularan. Kedua tempat itu membutuhkan alat oksigen karena digunakan merawat pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Pihaknya merasa terbantu dengan adanya bantuan alat tersebut. Pemenuhan oksigen medis harian di kota tersebut menjadi agak ringan.
”Bantuan ini sangat bermanfaat. Terlebih sampainya cepat sekali. Baru dirapatkan semalam dan hari ini sudah sampai. Langsung didistribusikan agar bisa segera dimanfaatkan,” kata Wahyuningsih.
Alat itu hanya digunakan untuk merawat pasien dengan gejala sedang dengan saturasi 90-95 persen.
Wahyuningsih mengungkapkan, kebutuhan oksigen medis dalam sehari mencapai 40-50 ton di Kota Surakarta. Kebutuhan tersebut dipenuhi dengan mengandalkan suplai dari distributor oksigen medis. Satu rumah sakit rujukan dengan yang lainnya juga saling berkoordinasi meminjamkan tabung itu memenuhi kebutuhan satu sama lain.
”Kebutuhan selalu bisa terpenuhi. Rumah sakit sangat kompak. Saling meminjamkan tabung kepada yang membutuhkan. Saya senang rumah sakit bisa kompak seperti itu,” tutur Wahyuningsih.
Selain bantuan berupa alat konsentrator oksigen, Wahyuningsih mengungkapkan, pihaknya juga menerima bantuan oksigen medis dalam bentuk tabung dari perusahaan swasta di Singapura. Bantuan tabung oksigen medis yang diterima berjumlah 200 unit atau setara dengan 14 ton. Tabung oksigen baru tiba diperkirakan Sabtu petang.
Setelah tabung oksigen medis itu diterima, kata Wahyuningsih, pihaknya juga akan mendistribusikannya ke sejumlah rumah sakit rujukan. Pekan lalu, bantuan serupa diterimanya dari perusahaan swasta yang sama. Meski bantuan tersebut hanya berjumlah sekitar 30 persen dari total kebutuhan oksigen medis per hari, pihaknya tetap terbantu dan meringankan pemenuhan kebutuhan oksigen medis yang belakangan sangat terbatas.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta Niken Yuliani Untari mengungkapkan, alat konsentrator oksigen yang diterimanya akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis bagi pasien yang dirawat di tempat isolasi Covid-19. Satu alat bakal digunakan bagi seorang pasien. Kehadiran alat tersebut mampu mengurangi jumlah pemakaian oksigen medis tabung atau likuid.
”Ini cukup membantu karena akan mengurangi pemakaian likuid atau oksigen tabung yang ada meskipun pengurangan (pemakaian oksigen medis) sedikit,” kata Niken.
Alat konsentrator oksigen itu mempunyai keterbatasan. Kapasitasnya hanya 10 liter oksigen. Untuk itu, alat tersebut hanya digunakan untuk merawat pasien dengan gejala sedang dengan saturasi 90-95 persen.
”Kalau yang bergejala berat, kebutuhannya mencapai 12 liter. Tidak mungkin pakai ini. Mereka (yang bergejala berat) tetap membutuhkan yang tabung atau likuid,” ujar Niken.