Rumah sakit di Kota Jayapura tidak memiliki ketersediaan oksigen yang cukup untuk melayani pasien Covid-19 dengan gejala berat. Pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi masalah ini.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Ketersediaan oksigen medis untuk penanganan pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit di Kota Jayapura, Papua, sangat minim. Kondisi genting ini dapat membahayakan pasien dengan gejala berat. Pasokan oksigen sangat dibutuhkan secepatnya.
Dari pantauan Kompas pada Rabu (21/7/2021), sejumlah rumah sakit yang mengalami minimnya pasokan oksigen adalah Rumah Sakit Provita Jayapura, Rumah Sakit Dian Harapan, Rumah Bhayangkara, dan Rumah Sakit Dok II Jayapura.
Pasien yang dirawat di sejumlah rumah sakit itu dalam kondisi gejala sedang hingga berat, seperti demam tinggi dan sesak napas. Saturasi oksigen pasien pun di bawah angka normal 95 persen.
Direktur Rumah Sakit Provita Jayapura Fansca Titaheluw, saat dikonfirmasi, membenarkan minimnya ketersediaan oksigen di Rumah Sakit Provita. Hanya tersisa empat tabung oksigen untuk 45 pasien Covid-19 pada Rabu ini.
"Empat tabung oksigen hanya mampu untuk membantu pasien dengan gejala berat beberapa jam saja. Hingga kini saya masih terus berjuang untuk mendapatkan tambahan oksigen," ungkap Fansca.
Fansca sejauh ini telah berupaya maksimal untuk mendapatkan tambahan pasokan oksigen. "Kami telah menyampaikan kondisi dan meminta pengertian dari kerabat pasien. Kami berharap pemerintah dapat membantu mengatasi masalah minimnya pasokan oksigen ini," ucap Fansca.
Sementara itu, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura Komisaris Andi Mapaodang mengatakan, seluruh tabung oksigen telah digunakan untuk penanganan 42 pasien Covid-19 pada Rabu ini. "Kami sudah menggunakan 30 tabung oksigen pada Rabu ini. Kami berharap segera ada distribusi tambahan oksigen untuk penanganan pasien di Rumah Sakit Bhayangkara," tuturnya.
Hal senada disampaikan Direktur Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura Ance Situmorang. Ia mengaku hanya memiliki empat tabung oksigen untuk merawat 38 pasien Covid-19 di rumah sakit itu.
Diketahui terdapat tujuh rumah sakit dan satu tempat karantina terpusat yang menangani pasien Covid-19 di Kota Jayapura. Persentase keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 sudah mencapai angka 98 persen.
Kota Jayapura termasuk 14 daerah di Provinsi Papua yang masuk zona merah Covid-19. Bahkan, ibu kota provinsi ini menempati peringkat pertama jumlah kasus tertinggi di Papua, yakni 10.330 kasus hingga Minggu (18/7). Lima kecamatan dan 22 kelurahan di Kota Jayapura sudah berstatus zona merah Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura Ni Nyoman Sri Antari mengaku, pengelola seluruh rumah sakit di Kota Jayapura telah kewalahan dalam penanganan pasien Covid-19 bulan ini. Kondisi ini diperparah semakin menipisnya oksigen di setiap rumah sakit.
Dia mengatakan, setiap rumah sakit di Kota Jayapura membutuhkan 75-100 tabung oksigen per hari. Namun, hanya terdapat dua distributor yang memproduksi sekitar 300 tabung oksigen per hari.
"Kami telah mengajukan permohonan bantuan ke Pemprov Papua untuk penyediaan tambahan pasokan oksigen dan fasilitas karantina terpusat. Sekitar 300 warga yang terpapar Covid-19 kini terpaksa menjalani isolasi mandiri di rumah," ungkapnya.
Asisten II Pemprov Papua Muhammad Musaad menyatakan, Gubernur Lukas Enembe telah memerintahkan untuk menyiapkan tambahan fasilitas tempat perawatan serta pasokan oksigen dan meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19 di Papua.
Berdasarkan data terakhir, cakupan vaksinasi di Papua masih rendah, yakni 12,91 persen untuk vaksinasi dosis pertama dan 5,51 persen untuk dosis kedua. Adapun total target wajib vaksinasi Covid di Papua yakni 2.659.210 orang.
"Kami akan melakukan segala upaya meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19. Kami akan meningkatkan cakupan hingga 70 persen khususnya di lima daerah yang terkait dengan PON XX, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, Mimika, dan Keerom," tutur Musaad.