Tempat Perawatan Minim, Pasien Isolasi Mandiri di Jayapura Terus Bertambah
Sebanyak 640 warga yang terpapar Covid-19 menjalani isolasi mandiri di Kota Jayapura, Papua. Diperlukan tambahan fasilitas kesehatan untuk pasien bergejala berat.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di Kota Jayapura terus bertambah hingga tercatat 640 orang pada Jumat (23/7/2021). Minimnya ruang perawatan di semua rumah sakit dan tempat karantina terpusat jadi salah satu pemicunya.
Kota Jayapura menempati peringkat pertama kasus positif Covid-19, yakni 1.120 orang di Papua. Angka kematiannya juga terbanyak mencapai 207 orang. Kota Jayapura termasuk 14 daerah di Papua yang masuk zona merah Covid-19.
Wakil Wali Kota Jayapura Rustam Saru, Jumat, mengatakan, ratusan warga menjalani isolasi mandiri di rumah. Hal itu dilakukan karena pihaknya terkendala ketersediaan tempat perawatan, di samping pasien disebut mengalami gejala ringan.
”Kami akan terus memantau kondisi warga yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Cara ini untuk mengantisipasi saat mereka mengalami kondisi gejala berat Covid-19 di rumahnya,” kata Rustam.
Untuk itu, Rustam menyatakan telah menginstruksikan semua lurah dan petugas RT serta RW untuk memantau kondisi warga isolasi mandiri. Sebab, sudah dilaporkan ada enam warga yang melakukan isolasi mandiri meninggal dunia.
Sejauh ini ada delapan rumah sakit dan satu tempat karantina terpusat yang menangani pasien Covid-19 di Kota Jayapura. Adapun jumlah pasien Covid-19 di delapan rumah sakit ini hingga Kamis kemarin mencapai 313 orang dari total kapasitas 329 tempat perawatan.
Persentase bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan tempat perawatan untuk pasien Covid-19 sudah mencapai angka 98 persen. Sementara jumlah warga yang dirawat di karantina terpusat sebanyak 167 orang.
Rustam mengatakan, ketersediaan oksigen juga terbatas di sejumlah rumah sakit. Kebutuhan oksigen di delapan rumah sakit di Kota Jayapura mencapai 426 tabung per hari. Namun, produksi oksigen hanya 300 tabung per hari.
”Jumlah produksi oksigen tidak cukup untuk kebutuhan delapan rumah sakit. Dalam waktu dekat, Rumah Sakit Dok II Jayapura akan memiliki alat untuk memproduksi oksigen sehingga dapat mengatasi masalah ini,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkot Jayapura sudah mengajukan permohonan bantuan kepada Pemprov Papua untuk menambah tempat karantina terpusat sejak dua pekan lalu. Namun, lanjut Rustam, permintaan pengadaan fasilitas tersebut belum ditanggapi hingga kini.
Direktur Rumah Sakit Provita Jayapura Fansca Titaheluw mengingatkan, pemantauan kondisi kesehatan pasien isolasi mandiri juga harus terus dilakukan. Hal itu guna mencegah keterlambatan penanganan. ”Hanya dengan cara inilah untuk mencegah kasus kematian pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumahnya,” kata Fansca.
Asisten II Sekretariat Daerah Pemprov Papua Muhammad Musaad menyatakan tengah menyiapkan fasilitas perawatan tambahan. Hal itu dilakukan seiring usaha meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19.
Berdasarkan data terakhir, cakupan vaksinasi Covid di Papua masih rendah, yakni 13,06 persen untuk vaksinasi dosis pertama dan 5,58 persen untuk dosis kedua. Total target wajib vaksinasi Covid di Papua 2.659.210 orang.
”Kami akan melakukan segala upaya meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19. Kami akan meningkatkan cakupan hingga 70 persen, khususnya di lima daerah yang terkait dengan PON XX, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, Mimika, dan Kabupaten Keerom,” kata Musaad.