Isolasi Apung untuk Pasien Covid-19 Segera Dioperasikan di Makassar
Isolasi terpusat bagi penderita tanpa gejala atau bergejala ringan tak hanya menekan penggunaan rumah sakit, tetapi juga penyebaran virus. Pemkot Makassar segera mengoperasikan isolasi apung yang memanfaatkan KM Umsini.
Oleh
Reny Sri Ayu
·3 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Isolasi apung untuk pasien Covid-19 menggunakan KM Umsini milik PT Pelni segera dioperasikan di Makassar, Sulawesi Selatan. Saat ini persiapan sudah mencapai 80 persen. Lonjakan kasus yang kian tinggi di Sulawesi Selatan, terutama Makassar, membuat Pemkot Makassar mengebut pembenahan kapal.
KM Umsini yang akan digunakan sebagai lokasi isolasi apung sudah lebih dua pekan berada di kolam Pelabuhan Makassar. Kapal ini dibenahi dengan membuat sekat-sekat di antara tempat tidur. Kapal juga dilengkapi dengan HEPA filter (penyaring udara). Sejumlah perlengkapan lain juga ditambahkan agar kapal ini memenuhi standar sebagai tempat isolasi Covid-19.
”Pekan depan sudah bisa digunakan. Persiapan terus dikebut agar saat digunakan semua sudah siap. Ruang-ruang dibenahi dan beberapa kelengkapan ditambahkan agar kapal ini memenuhi standar sebagai tempat isolasi,” kata Wali Kota Makassar M Ramdhan Pomanto, Jumat (23/7/2021).
Ramdhan mengatakan, nantinya tempat isolasi apung ini digunakan untuk orang dengan Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan. Kapal dilengkapi peralatan medis standar dengan tim medis dan tenaga kesehatan serta sukarelawan yang juga bersiaga di kapal. Nantinya, dek petugas medis dan pasien dipisahkan.
”Kapal akan ditempatkan di kolam pelabuhan dan tak berlayar. Kami gunakan isolasi apung untuk lebih menekan penyebaran di darat dengan benar-benar memisah orang yang terpapar virus dan tidak. Nantinya mereka juga akan diberi pelatihan dan berbagai pengetahuan selama isolasi sehingga saat selesai, mereka bisa ikut membantu melakukan edukasi kepada warga sekitar,” kata Ramdhan.
Kapal ini berkapasitas 2.000 penumpang, tetapi dirancang untuk bisa menampung hingga 1.000 pasien per hari. Kapal juga dilengkapi dengan sarana hiburan dan edukasi serta tempat bersantai dan berjemur di geladak.
Pemerintah Kota Makassar menyewa kapal ini dari Pelni. Menurut Ramdhan, Pelni memberi penawaran Rp 175.000 per hari setiap orang sebagai biaya sewa. Namun, pemkot masih menawar Rp 75.000. Kesepakatan harga hingga kini masih dibahas.
Kasus harian Covid-19 di Sulawesi Selatan selama sebulan terakhir terus meningkat. Penambahan kembali mencapai angka tertinggi pada Kamis (22/7/2021) dengan 954 kasus dalam sehari. Dari jumlah ini, lebih dari setengah berada di Makassar. Isolasi apung disiapkan untuk menekan penggunaan rumah sakit.
Sementara itu, terkait kian tingginya sebaran kasus, Pelaksana Tugas Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengebut upaya vaksinasi. Saat meluncurkan program Sulsel Kebut Vaksinasi dan program telemedicine Hallo Dokter pada Senin (19/7), Sudirman mengatakan, ini dilakukan untuk membentuk kekebalan kelompok.
”Kami akan memonitor dan mengejar target-target vaksinasi yang tentu telah didrop ke kabupaten/kota dan juga provinsi. Kemudian, kami juga melakukan monitoring kontrol setiap hari dan akan turun langsung membuat tempat-tempat vaksinasi. Ini agar masyarakat yang mungkin tidak terdaftar di beberapa tempat bisa dengan mudah memperoleh vaksin yang disediakan oleh pemerintah,” katanya.
Sudirman mengakui, pemerintah juga terbantu dengan banyaknya kelompok masyarakat dan pengusaha yang menyiapkan gerai-gerai mereka untuk logistik, termasuk yang ikut menggelar vaksinasi untuk masyarakat umum.
Hanya saja, kata Sudirman, pemerintah provinsi masih harus menunggu stok vaksin dari pusat untuk bisa mengakomodasi kelompok masyarakat yang ingin bekerja sama dengan pemerintah dalam mengejar target vaksinasi di Sulsel.
Ia berharap agar prioritas vaksin dilakukan di wilayah aglomerasi yang meliputi kawasan Mamminasata. Kawasan ini meliputi Makassar, Maros, Gowa, dan Takalar. Di Sulsel, wilayah Makassar dan sekitarnya memang selalu menunjukkan tren lonjakan kasus lebih besar dibanding kabupaten/kota kain.
Terkait program telemedicine Hallo Dokter, Plt Gubernur menyampaikan bahwa program tersebut digalakkan untuk membantu masyarakat, khususnya para penderita Covid 19 yang menjalani isolasi mandiri, agar lebih mudah mendapatkan informasi perawatan.
”Karena melihat 70-80 persen lebih masyarakat yang memilih untuk isolasi mandiri, maka inilah fungsinya telemedicine. Kami menyiapkan sambungan kontak, telepon, dan sebagainya untuk konsultasi apakah dia harus ke dokter, perawatan, dan nanti bisa dikunjungi,” ujar Sudirman.