Kapal Pelni Jadi Tempat Isolasi Mandiri di Makassar
Kementerian Perhubungan menyiapkan kapal Pelni sebagai tempat isolasi mandiri, khususnya bagi para pasien Covid-19 bergejala ringan. Langkah ini diambil untuk membantu Pemerintah Kota Makassar.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perhubungan menyiapkan kapal milik PT Pelayanan Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni sebagai tempat isolasi mandiri, khususnya bagi para pasien Covid-19 bergejala ringan, guna mendukung penanganan kasus Covid-19 di Makassar, Sulawesi Selatan. Langkah ini diambil untuk membantu Pemerintah Kota Makassar menyusul tingginya angka kasus positif Covid-19 dan terbatasnya ruang perawatan di Makassar.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut R Agus H Purnomo, di Makassar, Sulsel, Kamis (15/7/2021), mengatakan, penyediaan kapal ini merupakan tindak lanjut dari usulan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto. Kementerian Perhubungan telah memberikan izin dan telah berkoordinasi dengan Pelni terkait penyediaan kapal. Selanjutnya, pelaksanaan isolasi dan penyediaan tenaga kesehatan akan dikoordinasikan oleh pemerintah daerah setempat.
PT Pelni menyiapkan kapal penumpang KM Umsini untuk isolasi apung. Kapal ini telah tiba di Makassar, Rabu (14/7/2021). KM Umsini kini tengah berhenti beroperasi sementara waktu (port stay) seiring pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat. Kapal ini memiliki kapasitas tempat tidur 1.995 unit.
”Untuk isolasi mandiri paling tidak bisa digunakan maksimal 50 persen dari kapasitas total, yaitu 868 unit, dengan 68 unit di antaranya untuk tenaga kesehatan,” ujar Agus.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Capt Antoni Arif Priyadi menyebutkan, penyediaan kapal untuk isolasi apung ini masih dalam tahap persiapan. Adapun aspek yang tengah disiapkan untuk isolasi apung salah satunya adalah penetapan status kapal sebagai tempat isolasi mandiri oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.
”Semua sedang dipersiapkan juga mengenai jangka waktu pelaksanaan, posisi kapal sandar atau berlabuh,” kata Antoni.
Adapun fasilitas isolasi apung terdiri dari tempat tidur, kru kapal, alat kesehatan, alat pelindung diri (APD) untuk kru kapal, tenaga kesehatan, tenaga keamanan, konsumsi, dan penanganan limbah medis. Saat ini, kru kapal hanya terdiri atas anak buah kapal inti. Mereka mengalami proses rolling atau pergantian jaga setiap dua minggu sekali.
Kapal untuk isolasi apung ini dalam posisi tidak berlayar, tetapi berlabuh di sekitar Pulau Lae Lae. Lokasi tersebut dipilih guna memudahkan Pemertintah Kota Makassar mengawasi dan mendistribusikan logistik serta obat-obatan bagi pasien yang berada di kapal.
”Nantinya akan dilakukan pengawasan kesehatan oleh tenaga kesehatan dan kru yang bertugas secara berkala. Dan setiap pergantian jaga, mereka akan dites PCR (polymerase chain reaction) terlebih dahulu,” ujar Antoni.
Sebagai informasi, rencana pemanfaatan kapal untuk isolasi mandiri bagi penderita Covid-19 juga akan dilaksanakan di Lampung. Saat ini prosesnya masih dalam tahap koordinasi dengan Gubernur Lampung dan pihak terkait lain.
Bantuan
Dengan lonjakan jumlah kasus Covid-19 varian Delta di Indonesia, jumlah kebutuhan peralatan kesehatan turut meningkat. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Kamis (15/7/2021), di Jakarta, mengatakan, Pemerintah China memberikan bantuan medis dan vaksin kepada Indonesia senilai 7,8 juta dollar AS.
”Melalui Sekretariat Mekanisme Dialog Tingkat Tinggi, Pemerintah China akan mengirimkan 50 juta RMB atau setara 7,8 juta dollar AS berupa bantuan medis dan vaksin ke Indonesia. Hari ini juga Pemerintah Provinsi Fujian akan memberikan bantuan dengan total nilai sekitar 3 juta RMB (465.000 dollar AS),” kata Luhut.
Kebutuhan peralatan medis tersebut di antaranya oksigen cair, ISO tank, silinder regulator oksigen, konsentrator oksigen, generator oksigen, serta obat antivirus untuk pengobatan Covid-19. Luhut menambahkan, Pemerintah Indonesia dan China sejak awal pandemi telah berjuang bersama mengatasi Covid-19 ini.
”Sejak awal pandemi Covid-19, Indonesia dan China telah berjuang bersama. Presiden Xi Jinping dan State Councilor Wang Yi telah mengamankan suplai vaksin Covid-19 untuk Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi vaksin regional,” ujar Luhut.
Lebih lanjut, bantuan diserahkan secara simbolis oleh Pemerintah Provinsi Fujian kepada Duta Besar Indonesia untuk Republik Rakyat China Djauhari Oratmangun.
”Saya ingin mewakili Pemerintah Indonesia dan seluruh masyarakat Indonesia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan atas dukungan terus-menerus dari Pemerintah China serta lembaga dan perusahaan yang siap untuk membantu kami. Saya percaya dukungan yang disampaikan pada hari ini dapat berkontribusi pada peningkatan hubungan Indonesia-China ke tingkat yang lebih tinggi lagi,” kata Luhut.