Hujan lebat semalam menyebabkan sejumlah sungai di Kecamatan Jeruklegi dan Kawunganten meluap. Ratusan rumah terendam banjir mulai dari 30 sentimeter hingga 120 sentimeter. Akses jalan nasional juga sempat terendam.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS – Hujan lebat yang mengguyur Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah pada Rabu (21/7/2021) dini hari menyebabkan sejumlah sungai di Kecamatan Jeruklegi meluap. Sedikitnya 141 rumah terdampak dan akses jalan nasional yang menghubungkan Cilacap-Banyumas serta Jeruklegi-Kawunganten sempat terendam sekitar 5 jam.
“Hujan lebat sekali sejak pukul 02.00 sampai subuh dan air mulai masuk rumah sekitar pukul 05.30,” kata Saminah (65) warga Desa Jeruklegi Wetan, Rabu.
Saminah bersama suami dan anak-anaknya terpaksa mengeluarkan perabotan rumah tangga, seperti kasur, rak piring, lemari, televisi, dan motor ke bahu jalan raya supaya tidak rusak. Air sempat masuk ke rumahnya hingga ketinggian 50 sentimeter.
“Terakhir banjir besar 10 tahun lalu. Hujannya memang lebat. Repot juga ini ada cucu yang masih kecil, tapi tadi sudah ada bantuan makanan yang dibagi,” kata Saminah.
Ani Karim (41), penjaga kantin di sekolah MI Ma’arif NU 2 Jeruklegi mengatakan, air perlahan naik hingga merendam dua ruang kelas dengan ketinggian sampai 1 meter. “Untung tidak ada pelajaran tatap muka, semua masih online. Tapi tadi meja-meja sempat mau hanyut,” katanya.
Kepala Seksi Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Basuki Wibowo menyampaikan, selain hujan deras, banjir juga disebabkan oleh endapan lumpur atau sedimentasi serta sampah. “Kalau melihat karakteristik banjirnya, dalam waktu cepat ada luapan, ini berarti ada sumbatan. Sumbatan itu bisa berupa sampah atau sedimentasi lumpur,” tuturnya.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Cilacap Komisaris Suryo Wibowo, di lokasi banjir, menyampaikan, pihak kepolisian mengatur lalu-lintas dengan sistem buka-tutup. Hal ini karena genangan air yang masih cukup tinggi, berkisar 30-50 sentimeter, berbahaya bagi pengendara, khususnya sepeda motor.
“Ada dua jalur tertutup, yaitu jalur Jeruklegi-Kawunganten (Cilacap) dan Jeruklegi-Wangon (Banyumas). Dari hulu hujan lebat dan di hilir pasang laut di muara Donan sehingga luapannya di sini di daerah rendah dan juga mengalir ke permukiman,” kata Suryo.
Kepala BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara menyampaikan, secara keseluruhan, banjir merendam dua kecamatan, yaitu Jeruklegi dan Kawunganten. Banjir akibat luapan Sungai Brokeh, Sungai Jambu, dan Sungai Cibereum.
Di Jeruklegi, desa yang terendam adalah Cilibang, Jeruklegi Wetan, Sawangan, Prapagan, Brebeg, dan Jambusari. Total ada 21 rumah yang terendam banjir. “Di Jeruklegi, ada 15 keluarga yang mengungsi ke rumah tetangga yang aman dari banjir,” kata Tri.
Adapun di Kecamatan Kawunganten, lanjut Tri, banjir merendam 120 rumah di Desa Kalijeruk dan areal persawahan seluas 30 hektar. “Ada 120 rumah yang terendam dengan ketinggian lebih kurang 30 sentimeter,” kata Tri.
Di lapangan, sejumlah relawan dari kelompok masyarakat dan TNI-Polri saling membantu menyeberangkan pengendara menggunakan perahu karet. Di permukiman, warga juga mulai membersihkan rumahnya dari lumpur. “Akses jalan tadi sempat terputus total sejak pagi sekitar pukul 05.45 dan baru bisa dilewati pukul 11.00,” tambah Basuki Wibowo.