Varian Delta Terkonfirmasi, Akses Masuk ke Papua Akan Ditutup
Covid-19 varian Delta telah ditemukan di Provinsi Papua. Pemerintah setempat akan menutup akses penerbangan dan kapal laut ke Papua untuk mengendalikan penyebaran virus itu.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·3 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Varian Delta Covid-19 dipastikan telah ada di Provinsi Papua dari pemeriksaan 10 sampel kasus positif dari Kabupaten Merauke. Pemerintah Provinsi Papua akan menutup akses masuk ke Papua selama Agustus untuk mencegah penyebaran varian yang lebih menular dan berbahaya ini.
Hal ini disampaikan Asisten II Pemerintah Provinsi Papua Muhammad Musaad saat ditemui sesuai shalat Idul Adha di Masjid Raya Baiturrahim Jayapura, Selasa (20/7/2021). Musaad mengatakan, Gubernur Papua Lukas Enembe telah memerintahkan langkah strategis untuk mengendalikan Covid-19, khususnya varian Delta. Salah satunya adalah menutup akses bagi kapal laut dan penerbangan ke Papua.
Varian itu diketahui dari hasil pemeriksaan di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan di Jakarta. Sebanyak 10 dari 12 sampel dari Merauke positif Covid-19 varian Delta. Sebelumnya, Merauke juga merupakan daerah pertama di Papua yang ditemukan kasus Covid-19 pada Maret 2020.
”Dari hasil penelitian Satgas Covid-19 Provinsi Papua, varian Delta berasal dari luar Papua. Karena itu, direncanakan akses masuk ke Papua akan ditutup mulai 1 Agustus,” kata Musaad.
Musaad menuturkan, penutupan akses masuk ke Papua selama sebulan agar saat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX pada Oktober nanti jumlah kasus Covid-19 telah terkendali. Ini agar warga dapat menyaksikan ajang olahraga nasional terbesar yang pertama kali diselenggarakan di Papua itu.
Adapun pihak-pihak yang dapat memasuki wilayah Papua hanyalah yang memiliki kepentingan bersifat darurat, mendesak, dan khusus untuk kontingen yang melaksanakan persiapan pelaksanaan PON XX.
Musaad pun menyatakan, Gubernur Lukas Enembe telah memerintahkan Satgas Covid-19 Papua untuk menyiapkan tambahan fasilitas tempat perawatan serta meningkatkan cakupan vaksinasi Covid-19.
Berdasarkan data terakhir, cakupan vaksinasi Covid-19 di Papua masih rendah, yakni 12,89 persen untuk vaksinasi dosis pertama dan 5,51 persen untuk dosis kedua. Sementara total target wajib vaksinasi Covid-19 di Papua 2.659.210 orang.
”Kami akan melakukan segala upaya demi menuntaskan vaksinasi Covid-19 di Papua. Kami akan meningkatkan cakupan hingga 70 persen, khususnya di lima daerah yang terkait dengan PON XX, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Merauke, Mimika, dan Keerom,” tutur Musaad.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke Neville Muskita, saat dihubungi terpisah, mengatakan, pihaknya akan meningkatkan protokol kesehatan dan membatasi pergerakan warga setelah temuan 10 kasus Covid-19 varian Delta.
Temuan dari Merauke menjadi peringatan bahwa varian Delta telah tersebar di Papua.
”Bupati Merauke Romanus Mbaraka telah memerintahkan untuk menghentikan segala penerbangan dan kapal yang melayani rute ke daerah pedalaman Merauke. Upaya ini untuk mencegah masuknya varian Delta ke kawasan tersebut,” tutur Nevile.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Provinsi Papua Silwanus Sumule mengatakan, temuan dari Merauke menjadi peringatan bahwa varian Delta telah tersebar di Papua. Varian Delta lebih ganas tujuh kali dari varian Covid-19 sebelumnya.
Ia mengungkapkan, tambahan kasus harian Covid-19 di Papua sama sekali belum menunjukkan tanda penurunan. Dalam 18 hari terakhir, 5.713 warga positif Covid-19.
Papua telah mencatatkan angka kasus harian Covid-19 tertinggi pada Kamis (15/7/2021), yakni 563 kasus. Berdasarkan data terakhir, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Papua sudah 30.118 orang. Dari jumlah itu, 24.105 orang sembuh, 5.379 orang dirawat, dan 634 orang meninggal.
Terdapat 14 daerah di Papua berstatus zona merah Covid-19, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Keerom, Asmat, Yalimo, Jayawijaya, Merauke, Mappi, Boven Digoel, Lanny Jaya, Mimika, Nabire, Biak Numfor, dan Kepulauan Yapen.
Sementara itu, rasio kasus positif Covid-19 (positivity rate) di Papua mencapai 21,40 persen. Angka tersebut jauh melampaui batas maksimal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 5 persen.
”Kami meminta pihak kepolisian melakukan upaya penegakan hukum terhadap pelanggar protokol kesehatan. Sebab, kesadaran warga untuk melaksanakan protokol kesehatan, seperti menggunakan masker, masih rendah,” kata Silwanus.
Kepala Polda Papua Inspektur Jenderal Mathius Fakhiri menegaskan, pihaknya siap bersinergi dengan Satgas Covid-19 di seluruh wilayah Papua untuk menegakkan protokol kesehatan dan pembatasan aktivitas warga.