Kasus Covid-19 Meningkat di NTB, Unram Tarik Mahasiswa KKN
Upaya memutus rantai penularan Covid-19 yang kembali meningkat di NTB terus dilakukan. Salah satunya dengan menarik mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) tematik yang dilakukan Universitas Mataram.
Oleh
ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, menarik seluruh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik periode Juni-Agustus 2021. Penarikan dilakukan karena meningkatnya kasus Covid-19 di NTB, juga mencegah penularan lebih luas setelah sejumlah mahasiswa dan dosen kampus tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
Melalui surat edaran yang diterima Kompas, Selasa (20/7/2021), Rektor Universitas Mataram (Unram) Lalu Husni pada Senin (19/7/2021) meminta Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Ketua Pusat Layanan KKN dan Kerja Sama, serta dosen pembimbing lapangan Unram menarik mahasiswa KKN Tematik.
Selain itu, Husni juga meminta agar pelaksanaan KKN Tematik dilanjutkan secara daring dengan penyesuaian program sampai batas akhir KKN yang dijadwalkan pada 5 Agustus. ”Dosen pembimbing lapangan bertugas mengawal dan membimbing dengan menyesuaikan program kerja lanjutan secara daring,” katanya.
Surat edaran yang dikeluarkan Unram merupakan respons atas surat edaran Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah pada Senin (12/7/2021). Rohmi, yang juga Wakil Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi NTB, meminta semua pihak berupaya mencegah penyebaran Covid-19 secara lebih optimal.
Oleh karena itu, kata Rohmi, pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi Bidang Pengabdian Masyarakat tetap dapat berjalan dengan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat atau dilakukan penyesuaian metode pelaksanaan KKN daring.
”Mahasiswa peserta KKN yang saat ini berada di lokasi pengabdian agar ditarik dalam kesempatan pertama,” kata Rohmi pada poin ketiga surat edarannya.
Dalam laman resmi Unram, pada 21 Juni lalu, perguruan tinggi negeri di NTB itu melepas 1.707 mahasiswa peserta KKN yang didampingi oleh 114 dosen pembimbing lapangan. Mereka melaksanakan KKN di 114 desa dan kelurahan di NTB.
Jumlah peserta KKN dibagi dalam sejumlah tema besar, yakni pariwisata dan lingkungan sebanyak 570 orang, kewirausahaan berbasis digital 715 orang, serta zero waste dan mahadesa sebanyak 412 orang.
Hingga saat ini, belum ada data resmi jumlah mahasiswa KKN Unram dan dosen yang terpapar Covid-19. Namun, dari informasi yang diterima Kompas, terdapat sejumlah mahasiswa KKN yang terkonfirmasi positif juga dosen yang tengah menjalani isolasi mandiri.
Terkait penarikan tersebut, tidak sedikit mahasiswa KKN Unram yang menyayangkannya. Apalagi, masih banyak program kerja mereka yang belum tuntas.
”Kami merasa punya utang kepada masyarakat karena program kerja yang belum selesai. KKN ini seharusnya selesai dua pekan lagi. Di waktu tersisa ini, semangat kami sedang memuncak,” kata Michael Ayyasy Waroy, peserta KKN Tematik Pariwisata dan Lingkungan di Desa Peresak, Lombok Tengah.
Meski demikian, menurut Michael, dia tetap akan melaksanakan kebijakan kampusnya. Apalagi, itu bagian dari upaya memutus rantai penularan Covid-19.
Peningkatan kasus
Peningkatan kasus harian masih terus berlangsung di NTB. Sejak Selasa (13/7/2021), penambahan tidak pernah berada di bawah 200 kasus baru. Pada Senin kemarin, pasien positif baru di NTB tercatat 262 orang.
Hingga Selasa pagi, total kasus aktif Covid-19 di Provinsi itu 2.199 kasus. Ini melonjak hampir 300 persen dari awal Juli yang mencapai 608 kasus. Satu daerah juga kembali masuk zona merah, yakni Bima, dari sebelumnya zona oranye.
Kota Mataram yang melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat masih menjadi penyumbang kasus harian terbesar. Senin kemarin, kasus baru di Mataram 109 kasus, sehingga per Selasa ini, total kasus aktif di ibu kota provinsi tersebut 730 orang.
Dalam kondisi itu, capaian vaksinasi NTB masih rendah, yakni baru 16,30 persen atau 550.521 orang dari sasaran 3.377.147 orang. Dari 10 kabupaten/kota, baru Kota Mataram yang mencapai di atas 50 persen. ”Serapan dan animo masyarakat untuk vaksinasi bagus. Vaksin memang didrop bertahap oleh pemerintah pusat sehingga belum stabil. Semoga Agustus hingga September lebih stabil,” kata Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri.