Angka kematian akibat Covid-19 di Kota Magelang cenderung meningkat. Warga diminta mewaspadainya serta menjaga protokol kesehatan, di antaranya, dengan mengerem mobilitas.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Angka kematian akibat Covid-19 di Kota Magelang, Jawa Tengah, cenderung meningkat. Jika pada awal 2021 jumlah kasus kematian hanya berkisar 20 orang per bulan, saat ini kasus kematian berkisar 50-70 orang per bulan.
”Jika dihitung harian, jumlah warga meninggal akibat Covid-19 berkisar 3-8 orang per hari,” ujar Wali Kota Magelang HM Nur Aziz, Sabtu (17/7/2021).
Bukan hanya masalah kekurangan tabung oksigen, kematian pasien Covid-19 juga bisa dipicu oleh berbagai macam faktor terkait kondisi pasien, termasuk penyakit komorbid yang mungkin diderita. Kasus kematian terjadi seiring dengan peningkatan jumlah kasus Covid-19. Kondisi tersebut salah satunya dipicu oleh adanya Covid-19 varian Delta yang diderita oleh sebagian pasien.
”Hasil pengujian sampel dari tiga penderita menunjukkan bahwa Covid-19 yang diderita adalah varian Delta,” ujarnya.
Virus Covid-19 varian Delta lebih berbahaya karena memiliki tingkat penularan tinggi dan memperburuk gejala Covid-19 yang diderita.
Dengan mempertimbangkan perkembangan kasus dan penularan Covid-19 yang makin membahayakan karena adanya varian Delta, Aziz meminta agar warga Kota Magelang benar-benar mengendalikan mobilitasnya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Magelang Intan Suryahati mengatakan, melihat data mingguan jumlah kasus kematian memang cenderung meningkat, pernah mencapai lebih dari 20 orang dalam satu minggu. ”Kematian banyak terjadi pada pasien Covid-19 yang berusia 60 tahun ke atas,” ujarnya.
Pada bulan Juli, angka kasus pemakaman dengan standar protokol kesehatan, baik untuk pasien positif maupun suspek Covid-19 cenderung fluktuatif. Pemakaman dengan protokol Covid-19 tercatat paling banyak terjadi pada Senin (12/7/2021), sebanyak 16 kali. Adapun, total pemakaman dengan protokol Covid-19 selama 1-15 Juli 2021, telah mencapai hingga 100 kali.
Upaya menekan laju penularan, salah satunya dilakukan dengan menggencarkan upaya vaksinasi. Namun, di Kota Magelang, upaya tersebut sulit dilakukan karena dosis vaksin yang diterima sangat terbatas.
”Dalam sebulan, kami hanya menerima satu hingga dua kali pasokan, dan dalam satu kali penerimaan, kami hanya mendapatkan vaksin untuk 100-200 orang,” ujarnya.
Capaian vaksinasi untuk tenaga kesehatan dan tenaga pelayan publik, menurut dia, saat ini sudah lebih dari 100 persen. Adapun, capaian untuk warga lanjut usia sekitar 60 persen. Di luar itu, Dinas Kesehatan Kota Magelang banyak menerima permintaan vaksin dari warga berusia 18-50 tahun yang tidak termasuk dalam tiga kelompok tersebut.
”Saat kondisi mendesak, warga dari kelompok usia 18-50 tahun tersebut tetap kami vaksinasi dan dilaporkan, dimasukkan dalam kategori kelompok rentan,” ujarnya.