Instansi Pemerintah Bersinergi Lancarkan Pasokan Vaksin Covid-19
Pada Kamis (15/7/2021) sore, Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin jadi Moderna tahap kedua sebesar 1.500.100 dosis. Kamis malam, menurut rencana, akan datang pula vaksin jadi AstraZeneca.
Oleh
Cyprianus Anto Saptowalyono
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara serta instansi terkait lainnya akan terus bersinergi untuk memastikan kelancaran pasokan vaksin di Indonesia. Upaya ini ditempuh secara bilateral dan melalui jalur multilateral.
Kementerian Luar Negeri mencatat, per 15 Juli 2021, Indonesia telah mengamankan dan menerima 140.274.480 dosis vaksin. Perinciannya, sebanyak 115.500.280 dosis dalam bentuk curah dan 24.774.200 dosis dalam bentuk vaksin jadi.
Pada Kamis (15/7/2021) sore, Indonesia kembali menerima kedatangan vaksin jadi Moderna tahap kedua sebesar 1.500.100 dosis. Kedatangan vaksin tersebut merupakan dukungan kerja sama Amerika Serikat melalui jalur multilateral fasilitas Covax.
”Dan nanti malam, sekitar pukul 20.25, Indonesia juga akan menerima pengiriman tahap kedua vaksin jadi AstraZeneca, dukungan kerja sama dose-sharing bilateral dari Pemerintah Jepang, yaitu sebesar 1.162.840 dosis,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat menyampaikan keterangan terkait kedatangan vaksin Covid-19 tahap 24 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Menlu Retno menuturkan, dengan kedatangan vaksin Covid-19 tersebut, maka jumlah vaksin Moderna dukungan kerja sama Pemerintah AS melalui fasilitas Covax yang sudah diterima Indonesia sebanyak 4.500.160 dosis. Adapun total vaksin dukungan dose-sharing bilateral dari Jepang yang sudah diterima per hari ini adalah 2.161.240 dosis.
Jumlah vaksin Covid-19 dari AS dan Jepang ini sejalan dengan komitmen yang disampaikan Pemerintah AS melalui Menlu AS Antony Blinken dan National Security Advisor Jake Sullivan.
”Serta komunikasi saya dengan Menlu Jepang (Toshimitsu) Motegi, baik melalui telepon maupun saat pertemuan di sela-sela KTM G-20 di Italia, 29 Juni lalu,” ujar Retno.
Pada kesempatan tersebut, atas nama Pemerintah Indonesia, Menlu Retno mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah AS dan Pemerintah Jepang yang telah berbagi dosis vaksin, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral.
Pemerintah Indonesia menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah AS dan Pemerintah Jepang yang telah berbagi dosis vaksin, baik melalui jalur bilateral maupun multilateral.
Retno menuturkan, tantangan kenaikan angka kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia juga dihadapi oleh dunia. ”Dirjen WHO baru-baru ini menyampaikan bahwa selama empat minggu terakhir, dunia menghadapi kenaikan kasus secara terus-menerus di hampir semua kawasan. Jumlah kematian global minggu ini juga mulai naik kembali setelah 10 minggu, secara berturut-turut, mengalami penurunan,” katanya.
Hingga minggu lalu, kasus dunia naik 12 persen. Kawasan ASEAN naik 37,4 persen. Beberapa negara di kawasan Eropa naik ratusan persen. Bahkan, terdapat negara yang mengalami kenaikan 510 persen. ”Dirjen WHO, pada tanggal 14 Juli 2021, menyampaikan bahwa varian Delta menjadi faktor utama kenaikan kasus saat ini dan telah menyebar di 111 negara,” ujar Menlu Retno.
Kecepatan penyebaran virus ini, lanjut Retno, seharusnya diimbangi dengan kecepatan vaksinasi. Namun, pada saat yang sama, kesenjangan kesetaraan akses vaksin terlihat masih terjadi di dunia saat ini.
Setitik harapan dunia muncul ketika Aliansi Vaksin (Gavi) dalam pertemuan Covax AMC (Advance Market Commitment) Engagement Group pada 12 Juli 2021 menyampaikan harapan besar bahwa situasi pasokan vaksin global diperkirakan akan lebih baik mulai September mendatang. WHO menyebutkan, ada dua hal yang dapat dilakukan guna mengatasi kenaikan kasus yang terjadi secara signifikan di dunia.
Percepatan vaksinasi
Pertama, pembatasan mobilitas. Kedua, melakukan percepatan vaksinasi. ”Nah, dalam kaitan dengan Indonesia, saat ini pembatasan mobilitas tengah dilakukan pemerintah melalui PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) darurat. Dan, pada saat yang sama, pemerintah juga terus mengupayakan percepatan vaksinasi,” kata Menlu Retno.
Retno menuturkan, diplomasi Indonesia dilakukan dengan sepenuh tenaga guna mengamankan pasokan vaksin yang diperlukan di Tanah Air. ”Dan kita juga bicara mengenai dunia, yaitu kesetaraan akses terhadap vaksin untuk semua,” ujarnya.
Secara terpisah, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, untuk saat ini, dua kali dosis vaksin sudah cukup bagi masyarakat umum guna membentuk kekebalan individu. Hal ini karena studi ilmiah menunjukkan rata-rata antibodi pada populasi dapat bertahan dalam jangka waktu bulanan bahkan tahunan.
”Walaupun secara fakta adanya berbagai macam varian dapat memengaruhi transmisibilitas dan efektivitas vaksin yang telah diberikan. Dalam hal ini WHO menyatakan bahwa keberadaan vaksin Covid-19 masih penting, terutama dalam meminimalkan gejala yang ditimbulkan,” kata Wiku pada di sesi tanya jawab konferensi pers terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia, Kamis.
Wiku mengatakan, kejadian kemunculan kasus positif Covid-19 setelah divaksinasi juga telah ditelaah. Salah satu studi kohort menyebutkan, dari 1,8 juta genom virus Covid-19 dari 183 negara menyatakan bahwa pasien yang sudah divaksinasi dan positif memperlihatkan adanya penurunan mutasi yang terjadi.
Oleh karena itu, vaksinasi berperan penting dalam meminimalkan munculnya varian baru. ”Terlepas dari adanya penambahan kebijakan booster dosis ketiga untuk tenaga kesehatan, pemerintah akan tetap fokus pada akselerasi vaksinasi demi pencapaian kekebalan komunitas di akhir tahun 2021,” kata Wiku.