Tiga Hari PPKM Darurat di Medan, Kasus Justru Meningkat Empat Kali Lipat
Tiga Hari PPKM Darurat, kasus positif Covid-19 di Medan malah meningkat empat kali lipat dari sekitar 100 kasus menjadi 404 kasus per hari. Satgas Penanganan Covid-19 akan memperketat pembatasan dan menjatuhkan sanksi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·4 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Tiga hari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat di Medan, kasus positif Covid-19 malah meningkat empat kali lipat dari sekitar 100 kasus menjadi 404 kasus per hari. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 akan memperketat pembatasan dan menjatuhkan sanksi untuk mengefektifkan PPKM Darurat.
”Masih banyak masyarakat yang belum mengikuti protokol kesehatan selama PPKM darurat. Kami sudah melakukan sosialisasi selama tiga hari dan akan melakukan penindakan,” kata Wali Kota Medan Bobby Afif Nasution saat evaluasi PPKM Darurat bersama Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara Inspektur Jenderal Panca Putra Simanjuntak, di Medan, Rabu (14/7/2021).
Kasus positif Covid-19 di Medan pada Selasa (13/7) mencapai 19.800 kasus atau meningkat 404 kasus dibandingkan dengan hari sebelumnya. Kasus kematian total mencapai 650, tidak ada penambahan dibanding hari sebelumnya. Sementara kasus sembuh di Medan mencapai 17.494 kasus.
Bobby mengatakan, keterisian tempat tidur rumah sakit Covid-19 di Medan pun sudah lebih dari 50 persen atau meningkat sekitar 10 persen dalam sepekan terakhir. Karena itu, sejumlah rumah sakit pun sudah diminta untuk menambah jumlah tempat tidur untuk Covid-19 agar tingkat keterisian bisa ditekan.
Bobby menekankan, PPKM Darurat sangat penting dilakukan di Medan untuk mengantisipasi agar tidak terjadi peningkatan kasus cukup signifikan seperti di Jawa. Penyekatan arus lalu lintas yang dilakukan dalam tiga hari ini, menurut Bobby, sudah bisa menekan mobilitas warga.
Penyekatan pun dilakukan di delapan titik jalan masuk menuju Kota Medan dan 10 titik di inti Kota Medan. Pantauan Kompas, arus lalu lintas di dalam kota tampak lebih lengang dari biasanya. Tidak terjadi kemacetan di inti kota sebagaimana terjadi di hari biasa.
Sebagian besar rumah makan, restoran, kedai kopi, dan kafe pun tampak hanya melayani pembelian makanan dan minuman untuk dibawa pulang. Kursi-kursinya pun dilipat atau ditumpuk di atas meja. Ke depan, kata Bobby, kursi dan meja harus disimpan agar tidak mengundang orang-orang untuk duduk.
Bobby mengatakan, kasus di Medan sebagian besar bergejala ringan dan bisa isolasi mandiri. Untuk memaksimalkan isolasi mandiri, pihaknya menyediakan Hotel Soechi International, yang merupakan badan usaha milik daerah Pemkot Medan, menjadi lokasi isolasi mandiri.
Ada lebih dari 400 kamar yang disiapkan untuk isolasi mandiri. ”Banyak rumah di Medan yang tidak layak dijadikan tempat isolasi mandiri. Ini untuk menekan penularan di dalam keluarga. Dalam tiga hari ke depan Hotel Soechi sudah bisa digunakan,” kata Bobby.
Banyak rumah di Medan yang tidak layak dijadikan tempat isolasi mandiri. (Bobby Nasution)
Pemkot Medan juga mengantisipasi kelangkaan obat antivirus Covid-19 di Medan. Menurut Bobby, kelangkaan mulai terjadi karena distribusi obat saat ini diprioritaskan untuk wilayah Jawa. Menurut pantauannya, sejauh ini tidak ditemukan adanya penimbunan obat. ”Di tingkat distributornya memang tidak mendapat pasokan yang memadai,” katanya.
Panca mengatakan, kepolisian akan melakukan penindakan dan sidang di tempat pada pelanggar PPKM darurat. Hal itu untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat pada pembatasan. Saat ini, kendala pembatasan mobilitas adalah antrean panjang pemeriksaan kartu identitas pekerja untuk menyaring bidang esensial dan kritikal yang masih bisa bekerja.
Polda Sumut pun akan menambah personel untuk pengawasan PPKM darurat Kota Medan. ”Ada 235 orang bintara polisi yang baru lulus yang akan langsung ditugaskan dalam PPKM darurat,” kata Panca.
Panca pun sempat marah kepada para pejabat di Polrestabes Medan dan kepala kepolisian sektor jajarannya. "Tempat cuci mobil, jual ban, jual oli, toko elektronik, kenapa masih buka? Di dekat kantor (polisi) sendiri masih banyak sektor non esensial yang masih buka," kata Panca dengan nada tinggi.
Panca pun meminta agar petugas kepolisian jangan hanya melakukan penyekatan jalan saja. Ia meminta semua jajarannya membaca aturan PPKM darurat agar mengetahui pembatasan-pembatasan apa saja yang harus diawasi.
Secara terpisah, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan, Sumut saat ini terus melakukan percepatan vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok yakni 70 persen dari populasi. Saat ini, vaksinasi di Sumut sudah mencapai 22 persen.
Edy mengatakan, saat ini program vaksinasi untuk anak 12-17 tahun pun sudah dimulai di Sumut. Selain itu, vaksinasi juga dilaksanakan oleh petugas dengan mendatangi langsung warga dari rumah ke rumah.