Sehari 13 Orang Meninggal di Kalteng karena Covid-19
Pembatasan kegiatan masyarakat di Kalteng kian ketat lantaran tingginya kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlah kematian dan pasien yang dirawat pun meningkat hingga menyentuh angka tertinggi selama pandemi.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·2 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Jumlah kasus terkonfirmasi di Kalimantan Tengah mencapai angka tertinggi selama pandemi Covid-19 dengan angka 322 kasus dengan 13 orang meninggal. Jumlah itu merupakan yang paling tinggi selama pandemi. Pemerintah pun memperketat pembatasan kegiatan masyarakat.
Hingga Selasa (13/7/2021) sore, terdapat 322 kasus terkonfirmasi positif muncul di Kalteng. Jumlah itu menjadi yang paling tinggi selama masa pandemi Covid-19 di Kalteng dengan total kasus terkonfirmasi mencapai 28.853 kasus.
Kasus kematian pun bertambah 13 orang dalam 24 jam sehingga totalnya menjadi 796 kasus kematian. Angka kematian (CFR) pun meningkat menjadi 2,8 persen. Seminggu lalu angka CFR masih 2,7 persen.
Kasus sembuh pun bertambah 266 kasus sehingga total mencapai 25.139 kasus. Pasien yang dirawat juga bertambah 43 orang menjadi 2.918 pasien yang dirawat di seluruh fasilitas kesehatan rujukan Covid-19 di Kalteng.
Kami terus memantau perkembangan dan memenuhi kebutuhan pasien juga rumah sakit juga di beberapa tempat yang menyediakan fasilitas isolasi bagi orang tanpa gejala. (Suyuti)
Dari data Tim Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Kalteng, wilayah Kota Palangkaraya menjadi daerah dengan kasus paling banyak yakni 8.192 kasus terkonfirmasi, kasus kematian pun menjadi yang paling tinggi dengan total kasus mencapai 253 orang selama pandemi Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng Suyuti Syamsul mengungkapkan, saat ini penanganan di rumah sakit rujukan di Kalteng terus dipantau. Semua pasien Covid-19 ditangani dengan baik di rumah sakit dan belum ada kelebihan pasien.
”Kami terus memantau perkembangan dan memenuhi kebutuhan pasien juga rumah sakit juga di beberapa tempat yang menyediakan fasilitas isolasi bagi orang tanpa gejala,” kata Suyuti.
Banyak faktor
Suyuti menjelaskan, tingginya angka kematian juga penyebaran virus mematikan tersebut terjadi karena banyak faktor, mulai dari kurang disiplin menerapkan protokol hingga pola hidup yang belum sehat sehingga menyebabkan imunitas menurun. Imunitas yang menurun bisa meningkatkan potensi terpapar virus tersebut.
”Jadi, jika ingin kasus berkurang, laksanakan protokol kesehatan dalam rumah, apalagi di luar rumah,” ujarnya.
Di Kota Palangkaraya, pemerintah menutup sejumlah jalan utama untuk membatasi kegiatan masyarakat. Tak hanya menutup jalan, mereka juga melakukan patrol setiap malam untuk membubarkan kerumunan hingga melakukan sosialisasi.
Ketua Harian Satuan Tugas Covid-19 Kota Palangkaraya Emi Abriyani menjelaskan, pengetatatn PPKM ini dilakukan agar masyarakat semakin sadar akan pentingnya protokol kesehatan. Pihaknya juga tidak berhenti untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terkait kebijakan yang sudah dibuat dan aturan mainnya.
”Setiap hari kami lakukan patrol sekaligus memberikan kesadaran masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan,” ungkap Emi.
Emi menjelaskan, saat ini dalam seminggu terakhir angka kasus kematian selalu tinggi, begitu juga angka terkonfirmasi positif. Kota Palangkaraya menjadi wilayah dengan kasus paling banyak. Oleh karena itu, kebijakan memperketat pembatasan masyarakat dirasa sudah tepat.