Vaksin Terbatas, Cakupan Vaksinasi di Sumsel Baru 30 Persen Sasaran
Cakupan vaksinasi di Sumatera Selatan masih sekitar 30 persen dari total sasaran vaksinasi. Penyebabnya, masih terbatasnya vaksin yang diterima dari Kementerian Kesehatan.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Cakupan vaksinasi di Sumatera Selatan masih sekitar 30 persen dari total sasaran vaksinasi. Penyebabnya, vaksin yang diterima pemerintah daerah terbatas. Segala upaya dilakukan untuk mempercepat vaksinasi, termasuk menambah jumlah vaksinator dan fasilitas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Lesty Nurainy, Senin (12/7/2021), mengatakan, upaya vaksinasi di Sumatera Selatan terus dikebut agar kekebalan komunal (herd immunity) cepat terbentuk dan risiko terpapar, kesakitan, bahkan kematian akibat Covid-19 berkurang. Percepatan dilakukan dengan menambah jumlah vaksinator yang semula berjumlah 2.750 orang menjadi 3.222 orang.
Selain itu, jumlah fasilitas kesehatan (faskes) yang melayani vaksinasi juga ditambah dari 429 faskes menjadi 443 fakes. Pendirian sentra pelayanan vaksinasi juga dilakukan sejumlah instansi. Langkah ini diambil agar vaksin yang diterima dari Kementerian Kesehatan dapat segera terserap.
Terkait simulasi 1 juta vaksinasi dalam sehari yang ditargetkan pemerintah pusat akhir Juni lalu, Sumsel mampu melakukan vaksinasi melebihi target. Pemerintah pusat memberikan target 31.000 orang yang divaksin pada hari itu, tetapi Sumsel dapat melakukan vaksinasi hingga 77.000 orang. ”Ini membuktikan bahwa Sumsel siap melakukan percepatan vaksinasi,” ucapnya.
Hanya saja, program vaksinasi masih terkendala ketersediaan vaksin yang terbatas. Sampai saat ini jumlah vaksin yang diterima Sumsel mencapai 1,5 juta dosis dengan jumlah orang yang divaksin mencapai 1,1 juta orang. Sisa vaksin yang ada saat ini, ungkap Lesty, digunakan untuk penyuntikan dosis kedua.
Jumlah ini masih jauh dari total sasaran vaksinasi seluruh Sumsel sekitar 5,7 juta orang. Oleh karena itu, ujar Lesty, Sumsel mengajukan usulan pengiriman vaksin sekitar 150.000 dosis per bulan untuk tujuh bulan ke depan. ”Harapannya, pada awal 2022, Sumsel sudah mencapai kekebalan komunal,” ucap Lesty.
Harapannya, pada awal 2022, Sumsel sudah mencapai kekebalan komunal. (Lesty Nurainy)
Berdasarkan data dari Sumsel Tanggap Covid-19, hingga saat ini cakupan vaksinasi untuk tenaga kesehatan di Sumsel mencapai 96,04 persen, pelayan publik 109,70 persen, lansia 14,11 persen, dan masyarakat umum 3,59 persen.
Selain vaksinasi umum, lanjut Lesty, vaksinasi gotong royong yang dilakukan perusahaan juga terus berjalan. Percepatan-percepatan itu dibutuhkan mengingat kasus positif Covid-19 di Sumsel meningkat signifikan dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan situs Sumsel Tanggap Covid-19, kasus positif di Sumsel dalam lima hari terakhir selalu di atas 290 kasus per hari. Pada Sabtu (10/7/2021), kasus hariannya mencapai 423 kasus per hari. Angka itu merupakan angka tertinggi selama pandemi melanda Sumsel.
Jumlah ini meningkat dibandingkan pekan sebelumnya yang tercatat kurang dari 250 kasus per hari. ”Vaksin bisa mencegah terpapar Covid-19 atau kalaupun terpapar dampak yang dirasakan tidak parah,” ucap Lesty.
Sebelumnya Direktur Utama RSUP Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang Bambang Eko Sunaryanto mengatakan antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi di rumah sakit cukup tinggi. Bahkan, pada Sabtu (10/7/2021) lalu, ada sekitar 3.000 orang yang mendaftar, tetapi yang bisa tertangani baru 1.100 orang.
Melihat antusiasime ini pihaknya membuka layanan vaksinasi untuk 400 orang per hari. ”Vaksin yang kami terima mencapai 6.000 dosis,” kata Bambang.
Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Eko Indra Heri mengatakan sembari proses vaksinasi berlangsung, upaya pembatasan mobilitas warga terus dilakukan guna menekan petensi penularan Covid-19. Pembatasan dilakukan di sejumlah pintu masuk Sumatera Selatan.
Selain itu, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro diterapkan di daerah yang rawan. Dia berharap masyarakat turut berkontribusi menekan laju penularan Covid-19 dengan menjalankan protokol kesehatan ketat.