Kontak Senjata KKB-Satgas Nemangkawi Terjadi di Pedalaman Yahukimo
Kelompok kriminal bersenjata Tendius Gwijangge kembali beraksi di Kabupaten Yahukimo. Kali ini kelompok Tendius menyerang tim Satgas Nemangkawi sehingga salah satu personel terluka.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kontak senjata antara kelompok kriminal bersenjata dan Satuan Tugas Nemangkawi terjadi di sekitar Sungai El, Kampung Mosom, Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Papua, Sabtu (10/7/2021) malam. Seorang anggota satgas, Brigadir Satu Kenny Carlos Kipuw, terluka karena tertembak dalam insiden itu.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura pada Minggu (11/7/2021) membenarkan insiden kontak tembak di pedalaman Yahukimo itu. Kontak senjata terjadi sekitar pukul 19.00 WIT. Briptu Kenny (27) tertembak di bagian perut.
Sebelum kejadian, Satgas Nemangkawi dalam perjalanan menyelidiki informasi keberadaan KKB di Kampung Mosom. Upaya ini untuk mencegah KKB merugikan warga setempat.
”Tim telah mengevakuasi Kenny dengan pesawat ke Jayapura pada Minggu ini pukul 07.40 WIT. Kondisi Kenny masih stabil dan telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara,” ucap Ahmad.
Ia menuturkan, para pelaku adalah KKB pimpinan Tendius Gwijangge. Kelompok ini telah beberapa kali menyerang warga sipil di pedalaman Yahukimo.
Ulah kelompok Tendius pernah menewaskan empat pekerja bangunan dan melukai warga sipil di Kampung Bingki, Distrik Seredala, 24 Juni 2021. ”Kami telah berkoordinasi dengan TNI untuk menghadapi kelompok ini. Saat ini, personel gabungan Polri dan TNI masih mengejar Tendius,” tambahnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faisal Ramadhani mengungkapkan, kelompok pimpinan Tendius Gwijangge berasal dari Kabupaten Nduga. Kelompok ini diperintahkan Lekagak Telenggen ke Yahukimo untuk menebar aksi teror di sana. Mereka setidaknya memiliki lima pucuk senjata laras panjang dan dua pucuk senjata laras pendek.
”Sebenarnya jumlah kelompok Tendius tidak mencapai 10 orang. Namun, diduga mereka bergabung dengan kelompok dari Yahukimo saat menyerang para korban di Kampung Bingki,” ucap Faisal.
Diketahui dari catatan Kompas dan data dari Polda Papua, dari Januari hingga Juni tahun 2021, KKB melakukan 23 penyerangan. Aksi mereka terjadi di Intan Jaya, Yahukimo, Nduga, Pegunungan Bintang, dan Puncak.
Akibat aksi itu, sembilan aparat keamanan dan 11 warga sipil meninggal dunia. Sementara itu, 14 aparat keamanan dan tiga warga yang terluka karena terkena tembakan.
Subkoordinator Bagian Pelayanan Pengaduan Kantor Perwakilan Komnas HAM RI Perwakilan Wilayah Papua Melchior Weruin mengatakan, serangan KKB akan terus terjadi secara masif di sejumlah daerah. Kelompok itu diduga keberatan dicap sebagai teroris oleh pemerintah.
Ke depan, ia berharap ada solusi untuk menghentikan konflik di antara kedua belah pihak. Tujuannya agar warga sipil tidak terus menjadi korban.