Kapasitas Tempat Tidur di Bandung Ditambah, Kasus Masih Tinggi
Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat, menurun. Bukan karena melandainya kasus baru, melainkan disebabkan penambahan tempat tidur.
Oleh
CORNELIUS HELMY
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Angka keterisian tempat tidur di rumah sakit di Kota Bandung, Jawa Barat, mulai menurun. Namun, bukan karena penurunan kasus, melainkan disebabkan penambahan tempat tidur di sejumlah rumah sakit.
Menurut Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan di Dinas Kesehatan Kota Bandung Cucu Irawan, Kamis (8/7/2021), keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) Kota Bandung turun ke angka 91 persen. Sebelumnya, BOR sempat menyentuh angka 94 persen. Hal ini dipicu adanya penambahan tempat tidur.
Akhir Mei lalu, ada 1.400 tempat tidur di 29 rumah sakit rujukan Covid-19. Saat ini sudah ditambah menjadi 2.266 tempat tidur. Selain itu, ada 132 tempat isolasi mandiri di hampir seluruh kecamatan di Kota Bandung. Namun, keberadaannya masih tetap dipenuhi penderita Covid-19.
Kondisi ini dipicu peningkatan kasus yang masih terjadi. Berdasarkan data Pusat Informasi dan Komunikasi Covid-19 Bandung pada Kamis malam, tercatat ada 4.093 kasus aktif atau bertambah 184 kasus dari sebelumnya. Belakangan, orang meninggal bisa sampai 50 orang per hari. Padahal, sebelumnya tidak lebih dari 10 orang.
Ke depan, Cucu mengungkapkan, salah satu solusi menurunkan BOR adalah memperbaiki dan memaksimalkan proses yang ada di hulu. Proses itu seperti memilah pasien Covid-19 berdasarkan gejala yang dialami.
”Karena itu, hanya pasien pasien Covid-19 yang bergejala sedang hingga berat yang diarahkan masuk ke rumah sakit rujukan. Itu akan mengurangi penumpukan pasien di rumah sakit juga akan serta-merta menurunkan BOR,” katanya.
Vaksinasi
Pemerintah Kota Bandung optimistis kekebalan kelompok melalui vaksinasi di Kota Bandung bisa rampung 2-3 bulan ke depan. Saat ini, warga Bandung yang sudah divaksin tahap pertama mencapai 600.000 orang. Untuk dosis kedua, jumlahnya tercatat lebih kurang 300.000 orang.
Untuk mencapai kekebalan kelompok, dibutuhkan penyuntikan 1,4 juta untuk dosis pertama dan 1,7 juta untuk dosis kedua. Saat ini, total penduduk Kota Bandung lebih kurang 2,5 juta orang.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana yakin target itu bisa dicapai sekitar dua bulan ke depan. Alasannya, ada lebih kurang 1.000 vaksinator yang bisa melakukan vaksin bagi 50.000 orang per hari di Kota Bandung.
”Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan mereka siap membantu ketersediaan vaksin untuk Kota Bandung,” katanya.
Dia menyebutkan, vaksin akan diberikan pada semua orang yang memenuhi persyaratan. Hal itu dibuktikan saat Kota Bandung menggelar vaksinasi Covid-19 untuk penyandang disabilitas di Gedung Wyata Guna, Kamis.
Yana menyebutkan, vaksinasi khusus bagi penyandang disabilitas ini merupakan pertama kalinya di Kota Bandung. Sebab, untuk penyandang disabilitas prosesnya tidak mudah dan diperlukan penanganan khusus. Dari data sementara, ada lebih kurang 1.300 difabel yang bisa menerima vaksin.
”Hari ini ada 150 orang yang divaksin. Ini menunjukkan keberpihakan pemerintah bahwa proses vaksinasi dilakukan dan diberikan kepada siapa pun,” ujarnya.