Pasokan Oksigen untuk Kota Bandung Meningkat Empat Kali Lipat
Kota Bandung menjamin ketersediaan oksigen bagi seluruh rumah sakit. Sementara itu, pemerintah menjamin kelayakan tempat isolasi mandiri yang dibuat 30 kecamatan di Kota Bandung.
Oleh
CORNELIUS HELMY
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pasokan oksigen untuk Kota Bandung meningkat empat kali lipat akibat lonjakan kasus Covid-19. Dari sebelumnya sekitar 250 tabung berkapasitas 6 meter kubik per hari menjadi lebih kurang 1.100 tabung per hari.
Manajer Area Bandung, Tasikmalaya, Sukabumi, dan Subang Samator Group Chandra Subekti di Bandung, Rabu (7/7/2021), mengatakan, semua pasokan oksigen diberikan untuk kebutuhan medis 24 rumah sakit di Kota Bandung. Dia mengatakan, pihaknya sudah tidak melayani permintaan oksigen untuk industri.
”Sebelum pandemi, 30 persen untuk industri. Setelah pandemi, untuk industri sedikit demi sedikit kita kurangi sampai sekarang 100 persen untuk medis,” ujar Chandra.
Kendati permintaan oksigen sangat meningkat pesat, Chandra memastikan tidak menaikkan harga jual. Untuk satu tabung berukuran 6 meter kubik tetap dijual Rp 40.000-Rp 70.000.
”Jadi sebenarnya stok di sini untuk satu setengah hari. Tapi pengiriman bahan baku setiap hari. Suplai bahan aman untuk produksi harian. Memang kita cukup kerepotan, jam kerja sekarang sampai pukul 02.00-03.00,” ujarnya.
Wali Kota Bandung Oded M Danial memastikan pasokan oksigen untuk rumah sakit di Kota Bandung sejauh ini masih aman. Pasokannya datang dari empat penyuplai besar. Dalam sehari, kebutuhan oksigen mencapai 1.000 tabung. Kondisi ini, kata Oded, memberi harapan ideal dalam penanganan Covid-19 di Kota Bandung.
Ruang isoman
Hingga kini, ada 132 tempat isolasi mandiri (isoman) di 30 kecamatan di Kota Bandung. Tempat isoman itu disiapkan untuk pasien terkonfirmasi positif Covid-19 bergejala ringan dan tanpa gejala.
”Kami meminta camat dan lurah aktif memberikan informasi bagi warga tentang keberadaan tempat isoman ini. Tujuannya agar warga tidak panik dan mendatangi fasilitas kesehatan,” kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna.
Ema mengatakan, tindakan itu penting dilakukan karena ketersediaan tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) di rumah sakit di Kota Bandung sudah mencapai 92,86 persen. Dia menjamin, keberadaan tempat isoman itu layak ditempati bagi warga terkonfirmasi positif bergejala ringan dan tanpa gejala.
Ia mencontohkan tempat isoman di Kelurahan Pasir Impun. Di sana, lokasinya menggunakan gedung milik Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat. Daya tampungnya lebih kurang 40 orang.
”Ada beberapa ruangan yang telah dilengkapi tempat tidur, kamar mandi yang terawat dengan ketersediaan air bersih, serta tersedia lahan untuk berjemur dan berolahraga,” katanya.