Pemprov Kalbar Siapkan Rumah Sakit Lapangan untuk Perawatan Covid-19
Tingkat keterisian Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso, Pontianak, mencapai 90 persen. Varian baru Covid-19 kemungkinan sudah ada di Kalimantan Barat.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat menyiapkan rumah sakit lapangan dan tempat isolasi ketat bagi pasien Covid-19. Hal itu dilakukan karena tingkat keterjangkitan masih tinggi dan tingkat hunian rumah sakit juga meningkat.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji, Rabu (7/7/2021), menuturkan, Pemerintah Provinsi Kalbar saat ini menyiapkan rumah sakit lapangan untuk 100 pasien dan ruang isolasi ketat untuk 250 pasien. Perkembangan Covid-19 sangat perlu diwaspadai.
”Rumah sakit lapangan direncanakan di Gedung Upelkes Provinsi Kalbar. Gedung ini sebetulnya sudah siap karena selama ini dipergunakan untuk isolasi pasien yang gejala ringan. Secepatnya akan difungsikan,” kata Sutarmidji.
Sementara itu, tempat isolasi ketat yang sedang disiapkan untuk 250 pasien Covid-19 direncanakan di Gedung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kalbar. Lokasi tersebut juga secepatnya akan difungsikan.
Sutarmidji menuturkan, angka positif aktif di Kalbar hampir 10 persen. Artinya, tingkat keterjangkitan semakin tinggi. Pada Rabu pagi, tingkat keterisian Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso mencapai 90 persen. ”Potensi varian baru sangat mungkin masuk ke Kalbar,” ungkapnya.
Hal yang dilakukan adalah menjaga pintu masuk, misalnya di bandara. Untuk masuk ke Kalbar, warga wajib menunjukkan hasil tes usap (RT-PCR) negatif. Penumpang kapal juga kini wajib memenuhi ketentuan tersebut.
Potensi varian baru sangat mungkin masuk ke Kalbar. (Sutarmidji)
Sebab, sebelumnya, kasus masuk diduga ada juga dari kapal penumpang yang bersandar di dermaga di luar pelabuhan. Selain itu, tidak ditutupnya perbatasan dengan provinsi lain yang kasusnya sangat tinggi.
”Saya meminta kepada masyarakat yang mengalami demam, flu, dan meriang atau gejala lain segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Segera vaksin agar terhindar dari dampak yang fatal akibat Covid-19,” ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, untuk Kota Pontianak, pihaknya masih mengoptimalkan fasilitas kesehatan yang tersedia saat ini. Tingkat keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit di Pontianak masih sama seperti pekan lalu, belum ada tanda-tanda penurunan.
BOR di intensive care unit (ICU) Pontianak sudah mencapai 100 persen. Kemudian, BOR ruangan isolasi (non-ICU) sudah di atas 80 persen. Sedangkan BOR tempat isolasi di rusunawa berkisar 30-40 persen dari total kapasitas 100 orang.
Sementara itu, perkembangan kasus konfimasi Covid-19 di Kalbar, berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalbar, hingga 7 Juli secara kumulatif terdapat 16.227 orang terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 14.090 orang (86,83 persen) di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan 411 orang (2,53 persen) meninggal. Kasus aktif 1.726 orang (10,63 persen).
Sementara itu, di Kalbar, terdapat dua kota yang menjadi zona merah (risiko tinggi) penularan Covid-19. Jika sebelumnya hanya Kota Pontianak yang masuk zona merah, kini Kota Singkawang juga menjadi zona merah Covid-19.
Per 27 Juni 2021, saat itu daerah yang menjadi zona merah (risiko tinggi) penularan Covid-19 hanya Kota Pontianak. Sementara 11 kabupaten/kota lainnya zona oranye (risiko sedang), termasuk Singkawang dan dua kabupaten lainnya zona kuning (risiko rendah).
Berdasarkan data per 4 Juli, Pontianak masih bertahan di zona merah. Sementara Singkawang yang semula zona oranye menjadi zona merah. Salah satu faktor yang menyebabkan Singkawang menjadi zona merah karena BOR yang tinggi. Sementara 10 kabupaten lainnya zona oranye dan dua kabupaten zona kuning.