Selain Kota Pontianak, Kini Kota Singkawang Juga Zona Merah
Kota Singkawang, Kalimantan Barat, kini berada pada zona merah risiko penularan Covid-19. Salah satu faktor penyebabnya ialah tingkat hunian rumah sakit (BOR) yang tinggi.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kasus konfirmasi baru Covid-19 masih bermunculan di Kalimantan Barat. Jika sebelumnya hanya Kota Pontianak yang masuk zona merah, kini Kota Singkawang juga menjadi zona merah Covid-19.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar per 27 Juni, saat itu daerah yang menjadi zona merah (risiko tinggi) penularan Covid-19 hanya Kota Pontianak. Sementara itu, sebanyak 11 kabupaten/kota lainnya zona orange (risiko sedang), termasuk Singkawang dan dua kabupaten lainnya zona kuning (risiko rendah).
Berdasarkan data per 4 Juli, Pontianak masih bertahan di zona merah. Adapun Singkawang yang semula zona orange menjadi zona merah. Sebanyak 10 kabupaten lainnya zona orange dan dua kabupaten zona kuning.
”Salah satu faktor yang menyebabkan Singkawang menjadi zona merah ialah tingginya angka hunian rumah sakit (BOR) untuk perawatan pasien Covid-19 di Singkawang,” ungkap Kepala Dinkes Provinsi Kalbar Harisson, Selasa (6/7/2021).
Berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalbar, per 2 Juli pukul 12.00 BOR Singkawang berada pada angka 81,68 persen. Dari 131 tempat tidur yang tersedia, 107 tempat tidur di antaranya sudah terisi.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menuturkan, upaya untuk menekan kasus agar Pontianak keluar dari zona merah ialah dengan terus memperluas cakupan vaksinasi. Edi juga meminta masyarakat untuk meningkatkan imunitas tubuh agar tidak mudah terpapar Covid-19.
Selain itu, masyarakat yang sudah bergejala diminta segera ke fasilitas kesehatan agar secepatnya mendapatkan perawatan. ”Jangan dianggap enteng. Jangan menunggu beberapa hari baru ke rumah sakit, itu terlambat,” ujar Edi.
Warga yang bergejala diminta secepatnya ke rumah sakit agar tingkat kematian rendah. Diupayakan tingkat kesembuhan semakin banyak sehingga Pontianak bisa keluar dari zona merah.
”Selama tingkat ketertularan tinggi yang sekarang rata-rata 100 kasus baru setiap hari, yang meninggal setiap hari ada, rumah sakit penuh, maka zona risiko Pontianak akan sulit berubah,” ujarnya.
Edi menuturkan lebih lanjut, Pemerintah Kota Pontianak terus mengevaluasi perkembangan dan berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Provinsi Kalbar untuk mencari upaya apa saja yang bisa dilakukan. Kluster yang ada di Pontianak kini didominasi kluster keluarga.
Kepala Dinkes Kota Pontianak Sidig Handanu menuturkan, BOR untuk perawatan pasien Covid-19 di Pontianak sejak sebulan terakhir belum ada tanda-tanda penurunan. BOR intensive care unit (ICU) Pontianak sudah mencapai 100 persen. Kemudian, BOR ruangan isolasi (non-ICU) sudah di atas 80 persen.
Sementara itu, perkembangan kasus konfimasi Covid-19 di Kalbar, berdasarkan data Dinkes Provinsi Kalbar hingga per 5 Juli, secara kumulatif terdapat 15.686 orang terkonfirmasi Covid-19. Sebanyak 13.842 orang (88,24 persen) di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan 376 orang (2,39 persen) meninggal. Kasus aktif 1.468 orang (9,35 persen).