RS di Kepri Berkejaran Tangani Lonjakan Pasien Covid-19
Tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 mencapai 90 persen di sejumlah rumah sakit utama di Kepulauan Riau. Tenaga kesehatan berkejaran dengan waktu mengubah ruang inap biasa menjadi ruang isolasi.
Oleh
PANDU WIYOGA
·4 menit baca
BATAM, KOMPAS — Tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 mencapai 90 persen di sejumlah rumah sakit utama di Kepulauan Riau. Tenaga kesehatan berkejaran dengan waktu mengubah ruang inap biasa menjadi ruang isolasi. Di tengah situasi kalut itu, pihak RS juga harus berjuang memenuhi kebutuhan oksigen yang stoknya kini terus menipis.
Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ahmad Tabib, dr Asep Guntur, Senin (5/7/2021), mengatakan, beberapa hari terakhir keterisian tempat tidur khusus pasien Covid-19 di sana berkisar 85-90 persen. Total kapasitas rawat pasien Covid-19 di RS yang berlokasi di Tanjung Pinang itu sebanyak 91 tempat tidur.
”Kemarin sudah kami tambah dari 83 tempat tidur menjadi 91 tempat tidur, tetapi sekarang sudah banyak yang telepon minta rujukan. Makanya, nanti kami bicarakan kembali apakah perlu menambah ruangan lagi,” kata Asep saat dihubungi dari Batam.
RSUD Raja Ahmad Tabib yang berlokasi di ibu kota provinsi itu harus menangani pasien Covid-19 dari dua wilayah dengan kasus tinggi, yakni Kota Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan. Bahkan, menurut Asep, RSUD Raja Ahmad Tabib terkadang juga harus menerima pasien Covid-19 rujukan dari Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.
Asep menjelaskan, kini sekitar 45 persen dari total 202 tempat tidur rawat inap di RSUD Raja Ahmad Tabib telah dipakai untuk merawat pasien Covid-19. Apabila pasien Covid-19 terus berdatangan, kemungkinan besar pihak RS harus terus mengubah ruang rawat inap biasa menjadi ruang isolasi Covid-19.
Kondisi serupa terjadi di RSUD Embung Fatimah, Kota Batam. Wakil Direktur RSUD Embung Fatimah, dr Sri Rupiati, mengatakan, pihaknya mengalokasikan 135 tempat tidur untuk pasien Covid-19 dari kapasitas total RS itu sebanyak 256 tempat tidur. Saat ini, semua dari 135 tempat tidur khusus untuk pasien Covid-19 itu sudah habis terpakai.
”Kalau jumlah pasien terus bertambah, ruang inap lainnya nanti juga harus diubah menjadi ruang perawatan Covid-19. Namun, yang diubah itu maksimal 70 persen dari total ruang inap yang ada karena tentunya kami juga harus melayani pasien penyakit lainnya,” ujar Sri.
Saat ini, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kepri telah menyiapkan tenda darurat di RSUD Raja Ahmad Tabib dan di RSUD Embung Fatimah. Tenda darurat tersebut difungsikan sebagai ruang tunggu bagi pasien Covid-19 dan keluarganya yang mengantre di instalasi gawat darurat (IGD).
Menurut Asep, tenda darurat itu sangat dibutuhkan untuk menghindari kerumunan di IGD dan meminimalisasi penularan Covid-19 di RS. Asep mencatat, hingga saat ini sudah ada 60 tenaga kesehatan dan pegawai di RSUD Raja Ahmad Tabib yang terpapar Covid-19.
Secara terpisah, anggota Komisi II DPRD Kepri Rudi Chua mengatakan, Satgas Penanganan Covid-19 Kepri saat ini perlu lebih memperhatikan kondisi tenaga kesehatan yang terus berjuang menangani lonjakan pasien selama beberapa bulan belakangan. Jangan sampai jumlah tenaga kesehatan berkurang pada saat banyak warga membutuhkan pelayanan ekstra.
Sejak dua bulan terakhir, salah satu mesin oksigen sentral di RSUD Raja Ahmad Tabib rusak.
”Seharusnya pemerintah bisa merekrut calon tenaga kesehatan yang masih dalam masa pendidikan. Hal itu perlu untuk meringankan beban tenaga kesehatan di RS yang telah melayani warga selama satu tahun lebih,” kata Rudi.
Ketersediaan oksigen
Sejumlah RS utama di Kepri telah mengantisipasi meningkatnya kebutuhan oksigen sebagai akibat melonjaknya jumlah pasien Covid-19. Misalnya RSUD Raja Ahmad Tabib yang kini memiliki tiga mesin oksigen sentral dan 200 tabung oksigen untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Namun, kata Asep, sejak dua bulan terakhir, salah satu mesin oksigen sentral di RSUD Raja Ahmad Tabib rusak. Mesin oksigen itu rusak karena dipakai terus-menerus sejak awal pandemi Covid-19 pada Maret 2020.
Suku cadang yang dibutuhkan sudah tersedia, tetapi tenaga teknisi yang dibutuhkan masih membutuhkan waktu menuju Tanjung Pinang. ”Kami sudah mulai ketar-ketir. Pasien terus datang, sedangkan kondisi mesin oksigen sentral yang satu masih perbaikan,” ucap Asep.
Sementara itu, di RSUD Embung Fatimah Batam, mesin oksigen sentral akan ditambah dari satu unit menjadi dua unit. Menurut Sri, dua mesin itu dinilai sudah mencukupi sesuai dengan kapasitas rawat pasien Covid-19 di RS tersebut.
Hingga 4 Juli 2021 terdapat 4.487 kasus aktif Covid-19 di Kepri. Jumlah kasus aktif terbanyak terdapat di Batam dengan 2.346 pasien, Tanjung Pinang (3.956 pasien), dan Bintan (541 pasien). Adapun tingkat keterisian tempat tidur paling tinggi terjadi di Tanjung Pinang dengan 89,79 persen karena fasilitas kesehatan di kota itu menjadi lokasi rujukan dari sejumlah kabupaten lain.