ICU Batam Tinggal 10 Tempat Tidur, Perawatan Pasien Dipercepat
Kapasitas ICU khusus Covid-19 di Batam, Kepulauan Riau, tinggal 10 tempat tidur. Ketua IDI Kepri Rusdani memperingatkan dampak krisis fasilitas kesehatan di Kepri bakal lebih parah dari yang terjadi di Pulau Jawa.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS — Rasio keterisian ruang perawatan intensif atau ICU khusus Covid-19 di Kota Batam, Kepulauan Riau, mencapai 74 persen. Dari total 39 tempat tidur yang tersedia di 7 rumah sakit, tinggal 10 tempat tidur yang masih kosong. Dinas Kesehatan Batam meminta para pengelola rumah sakit mempercepat rotasi perawatan pasien agar ICU tidak penuh.
Kepala Dinas Kota Batam Didi Kusmarjadi, Rabu (23/6/2021), mengatakan, ruang ICU khusus Covid-19 di Batam sangat sedikit. Dari total 14 rumah sakit (RS) di Batam, hanya 7 RS yang memiliki ICU khusus Covid-19. Total kapasitas ICU di 7 RS tersebut juga hanya 39 tempat tidur dan kini 29 tempat tidur terpakai.
”Kini, hanya pasien dengan gejala berat yang membutuhkan ventilator yang ditempatkan di ICU. Perawatan di ICU juga dipercepat. Jika pasien sudah agak membaik, langsung dipindahkan ke ruang isolasi yang biasa,” kata Didi.
Rasio keterisian yang tinggi bukan hanya terjadi di ICU, melainkan juga di ruang isolasi pasien Covid-19. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Batam, pada 22 Juni, dari total 471 tempat tidur isolasi di 14 RS di Batam, 368 tempat tidur atau sekitar 78 persen terisi.
Meski demikian, Didi mengatakan, pihaknya belum berencana menambah ruang isolasi dan ICU untuk pasien Covid-19. ”Sampai sekarang ruang perawatan pasien Covid-19 di Batam belum pernah penuh,” ujarnya.
Menurut dia, siklus perawatan pasien Covid-19 di ICU terbilang cepat sehingga ICU diprediksi tidak akan penuh dalam waktu dekat. Sejak 25 Mei, rasio keterisian ruang ICU di Batam selalu lebih dari 70 persen. Bahkan, pada akhir Mei hingga awal Juni, keterisian ruang ICU di Batam lebih dari 80 persen.
Fasilitas kesehatan juga terancam kolaps dalam waktu dekat jika lonjakan penularan tak kunjung teratasi. (Rusdani)
Menipisnya ruang perawatan itu dipicu lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi sejak awal akhir Mei. Kini, total kasus positif di Batam mencapai 12.108 orang. Dari jumlah itu, 1.299 tengah menjalani isolasi dan perawatan. Adapun jumlah warga yang meninggal akibat Covid-19 mencapai 257 jiwa.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kepri Rusdani meminta, warga harus betul-betul menjaga diri dari Covid-19 dengan membatasi mobilitas dan segera mengikuti vaksinasi. Menurut dia, Kepri sudah berada dalam situasi kritis menghadapi pandemi. Fasilitas kesehatan juga terancam kolaps dalam waktu dekat jika lonjakan penularan tak kunjung teratasi.
”Membangun ICU tambahan itu tidak mudah. Butuh waktu, biaya, dan tenaga yang sangat banyak. Yang saat ini perlu segera dilakukan adalah menurunkan angka penularan Covid-19,” ucap Rusdani.
Ia juga mengingatkan, situasi di Kepri akan jauh lebih parah dari Pulau Jawa jika fasilitas kesehatan kolaps. ”Jika RS di Jawa saja bisa kehabisan oksigen, bagaimana dengan Kepri yang dikelilingi laut ini. Akan butuh waktu sangat lama bagi Kepri untuk mendapat tambahan oksigen atau alat kesehatan lain,” ujarnya.