Pemkot Yogyakarta Bakal Bangun Tenda Pasien Covid-19 di Rumah Sakit
Pemkot Yogyakarta menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penambahan jumlah pasien Covid-19. Jika lonjakan pasien terus terjadi, akan didirikan tenda-tenda rawat di rumah sakit.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Kota Yogyakarta menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penambahan jumlah pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Selain menambah tempat tidur di rumah sakit, pemkot juga membuka kemungkinan mendirikan tenda di rumah sakit jika lonjakan pasien terus terjadi.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pada Senin (5/7/2021) tingkat keterisian tempat tidur unit perawatan intensif (ICU) untuk pasien Covid-19 di Yogyakarta telah mencapai 97 persen. Sementara itu, keterisian tempat tidur selain ICU mencapai 85 persen. Adapun keterisian Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit di Yogyakarta mencapai 87 persen.
Menghadapi kondisi tersebut, Pemkot Yogyakarta menempuh sejumlah langkah. Langkah pertama adalah mendorong rumah sakit-rumah sakit di kota tersebut menambah tempat tidur perawatan pasien Covid-19. ”Saat ini rumah sakit masih terus menambah kapasitas bed-nya,” kata Heroe melalui keterangan tertulis, Senin, di Yogyakarta.
Jika telah ditambah, tapi kebutuhan tempat tidur belum tercukupi, Pemkot Yogyakarta menyiapkan sejumlah langkah lain. Langkah pertama adalah mendirikan tenda dengan kapasitas 50 tempat tidur di RSUD Kota Yogyakarta. Jika tenda itu belum juga mencukupi, Pemkot Yogyakarta akan meminjam tenda milik Komando Resor Militer (Korem) 072/Pamungkas.
”Saat ini kami sudah siap dengan beberapa skenario jika kebutuhan bed semakin meningkat. Nanti kami siapkan dengan opsi pertama, yaitu mendirikan tenda untuk (kapasitas) 50 bed di RSUD Yogyakarta. Selain itu, masih dimungkinkan dari Korem untuk meminjamkan tenda kapasitas 50 bed,” ungkap Heroe.
Heroe menambahkan, apabila kebutuhan tempat tidur perawatan pasien Covid-19 belum terpenuhi, Pemkot Yogyakarta akan memfungsikan Rumah Sakit Pratama Yogyakarta menjadi rumah sakit khusus Covid-19. Dengan demikian, jumlah tempat tidur untuk merawat pasien Covid-19 bisa bertambah secara signifikan.
Di sisi lain, Pemkot Yogyakarta juga menyiapkan tambahan selter atau tempat isolasi terpusat untuk pasien Covid-19. Heroe menyebut, mulai pekan depan Pemkot Yogyakarta akan membuka satu tambahan selter dengan kapasitas 34 tempat tidur. Selter itu menggunakan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di wilayah Kabupaten Sleman, DIY, tetapi dikelola Pemkot Yogyakarta.
Selain itu, ada beberapa hotel di Yogyakarta yang juga telah menawarkan diri menyediakan ruang-ruang kamar sebagai selter isolasi pasien Covid-19. Heroe menuturkan, nama hotel-hotel tersebut tidak boleh disebutkan, tapi sebagian di antaranya sudah dipakai sebagai selter untuk isolasi pasien Covid-19.
Terisi 95 persen
Sementara itu, keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) Covid-19 rumah sakit di DIY secara keseluruhan telah melebihi 90 persen. ”BOR rumah sakit untuk Covid-19 hampir 95 persen. Ini artinya, BOR untuk Covid-19 sudah hampir penuh,” ujar Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie dalam wawancara secara daring dengan media, Senin siang.
Tingginya keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 itu terjadi akibat lonjakan kasus Covid-19 di DIY pada Juni 2021. Berdasarkan data Dinkes DIY, total kasus konfirmasi positif Covid-19 di provinsi tersebut selama Juni adalah 15.713 kasus. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat lebih dibandingkan jumlah kasus Covid-19 di DIY pada Mei 2021 yang sebanyak 5.230 kasus.
Pada awal Juli, kasus Covid-19 di DIY kian melonjak. Bahkan, pada empat hari awal Juli, kasus harian Covid-19 di provinsi tersebut selalu memecahkan rekor tertinggi. Pada Kamis (1/7/2021), misalnya, kasus Covid-19 di DIY sebanyak 895 kasus dan menjadi rekor tertinggi sejak awal pandemi.
Namun, pada Jumat (2/7/2021), jumlah kasus Covid-19 di DIY kembali pecah rekor dengan 922 kasus. Lalu, keesokan harinya atau Sabtu (3/7/2021), pecah rekor kembali terjadi dengan 1.358 kasus dalam sehari. Pecah rekor kasus Covid-19 di DIY itu lagi-lagi terulang pada Minggu (4/7/2021) dengan 1.615 kasus. Sementara itu, pada Senin ini, jumlah kasus Covid-19 di provinsi tersebut juga masih tinggi, yakni 1.465 kasus.
Meski jumlah kasus terus naik dan ketersediaan tempat tidur perawatan pasien Covid-19 kian menipis, Pemda DIY belum berencana membuat rumah sakit darurat. Pembajun menyatakan, pembukaan rumah sakit darurat membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana.
”Membuat rumah sakit darurat itu perlu dipikirkan SDM dan sarana prasarananya. Pendaftaran relawan dan perawat untuk mendukung rumah sakit-rumah sakit yang ada saja belum terpenuhi targetnya. Makanya, saya enggak kebayang kalau harus membuka satu rumah sakit yang didedikasikan khusus untuk Covid-19,” ungkap Pembajun.
Pemda DIY belum berencana membuat rumah sakit darurat. Pembukaan rumah sakit darurat membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana. (Pembajun Setyaningastutie)
Oleh karena itu, Pembajun menuturkan, Dinkes DIY akan menguatkan rumah sakit yang sudah ada agar bisa menangani lonjakan pasien Covid-19 yang terjadi. Penguatan dilakukan dengan memberi dukungan SDM dan sarana prasarana.
Selain itu, Pemda DIY juga akan memaksimalkan fungsi selter untuk isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala atau gejala ringan. Oleh karena itu, para pasien tanpa gejala dan gejala ringan tidak perlu dirawat di rumah sakit.