Surabaya Memanggil Sukarelawan untuk Menghadang Penularan Korona
Seiring peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Surabaya, pemerintah kota mengajak semua elemen untuk bersama-sama menghadang penularan virus korona dengan menjadi sukarelawan ”Surabaya Memanggil”.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·5 menit baca
Begitu Pemerintah Kota Surabaya menyerukan warga agar siap menjadi sukarelawan untuk menghadang penularan Covid-19, sejak Kamis (1/7/2021), puluhan warga Surabaya langsung mendaftarkan diri. Mereka pun bergegas ingin menjadi sukarelawan Surabaya Memanggil.
Ide menjaring banyak sukarelawan awalnya tercetus dalam grup Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo yang beranggotakan semua pemangku kepentingan di Kota Surabaya sejak tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di seluruh Surabaya beranjak dari 42 hingga kini sudah pada posisi 100.
Keterisian rumah sakit di Surabaya, termasuk rumah sakit lapangan dan Asrama Haji Sukolilo sebagai tempat isolasi bagi orang tanpa gejala (OTG), begitu drastis ketika Kabupaten Bangkalan mendadak menjadi zona merah. Pemerintah Kota Surabaya langsung siaga melakukan penyekatan di Suramadu, sisi Surabaya. Di lokasi penyekatan dilakukan tes cepat antigen bagi setiap orang yang datang dari Bangkalan.
Saya selalu katakan kalau ingin Covid-19 segera berakhir seperti ketika merebut kemerdekaan, maka yang berjuang adalah warga Kota Surabaya. (Eri Cahyadi)
Tak kurang 14 hari lamanya penyekatan berlangsung di Surabaya sisi Surabaya dan sehari di sisi Bangkalan. Pasien Covid-19 dari Bangkalan pun umumnya dirujuk ke beberapa rumah sakit di Surabaya, termasuk juga yang menjalani isolasi di Asrama Haji Sukolilo. Penuhnya semua RS di Surabaya, alasan bagi pemkot untuk menambah RS lapangan sebagai tempat isolasi dengan daya tampung 500 tempat tidur di Lapangan Tembak Kedung Cowek, Kecamatan Bulak.
Imbas dari peningkatan kasus Covid-19 di Bangkalan memicu pergerakan kasus positif di Kota Surabaya. Virus korona tak hanya menulari orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Untuk itu, semua pemangku kepentingan bersepakat Surabaya segera bergerak. Apalagi semakin banyak tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, istilahnya hampir semua tenaga kesehatan di rumah sakit sudah megap-megap.
Maka, untuk menghadang penularan Covid-19, hulu, yakni warga, harus terus diedukasi agar taat protokol kesehatan. Jadi, perlu energi baru berupa sukarelawan untuk terus mendengungkan agar warga Surabaya benar-benar di rumah saja ketika sama sekali tak ada kepentingan mendesak di luar rumah.
Gagasan tersebut langsung direspons oleh puluhan perwakilan sukarelawan di ”Kota Pahlawan” dan melakukan deklarasi bersama Relawan Surabaya Memanggil di halaman Balai Kota Surabaya, Jumat (2/7/2021) petang. Deklarasi ini merespons apa yang disampaikan Wali Kota, beberapa waktu lalu, bahwa Surabaya membutuhkan sukarelawan untuk membantu menanggulangi Covid-19.
Melindungi diri
”Kami, Relawan Surabaya Memanggil, segenap Arek-Arek Suroboyo, hadir demi Surabaya merdeka dari Covid-19. Kami, Relawan Surabaya Memanggil, siap gotong royong bergerak melindungi diri, keluarga, kota, dan negara. Kami, Relawan Surabaya Memanggil, mendengar dan menjawab panggilan,” begitu bunyi naskah deklarasi yang dibacakan sukarelawan secara bersama.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, masyarakat yang mengikuti deklarasi ini adalah para sukarelawan yang sudah memenuhi kriteria ”Surabaya Memanggil”. Mereka terdiri dari perwakilan anak muda, sukarelawan, pengusaha, dan sukarelawan medis. Nantinya, sukarelawan ini akan membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menanggulangi Covid-19.
”Saya selalu katakan kalau ingin Covid-19 segera berakhir seperti ketika merebut kemerdekaan, maka yang berjuang adalah warga Kota Surabaya. Kalau berjuang sendiri-sendiri tidak pernah menjadi satu kekuatan besar dan perjuangan pun akan sia-sia,” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Oleh sebab itu, Wali Kota Eri mengaku bersyukur lantaran seruan Surabaya Memanggil yang dipekikkannya beberapa waktu lalu mendapat respons positif dari berbagai elemen masyarakat. Respons ini pun terjawab langsung melalui deklarasi bersama para sukarelawan di Surabaya.
”Alhamdulillah hari ini direspons oleh semua, hari ini terbentuk. Maka, mereka akan di-swab (tes cepat antigen), lalu divaksin untuk berjuang bersama mengatasi Covid-19, memutus mata rantai pandemi di Surabaya,” ujarnya.
Kota Surabaya mulai pekan depan menargetkan pelaksanaan vaksinasi dalam sehari minimal tercapai 20.000 sasaran. Oleh karena itu, Wali Kota Eri menyatakan, hadirnya sukarelawan ini diharapkan pula dapat membantu pemerintah dalam memenuhi target tersebut. Sukarelawan bisa dilibatkan dalam pengisian data pada waktu melakukan vaksin dan memberikan pemahaman terkait Covid-19.
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini menyebutkan, hingga hari ini pukul 19.00 tercatat ada 776 orang yang telah terdaftar menjadi sukarelawan Surabaya Memanggil. Pihaknya pun yakin ke depan bakal semakin banyak warga yang ingin mendaftar.
Sosialisasi hingga darurat medis
Koordinator Relawan Surabaya Memanggil, Aryo Seno Bagaskoro, menyatakan, hadirnya sukarelawan ini merespons apa yang menjadi panggilan Wali Kota Surabaya. Menurut dia, Wali Kota ingin agar masyarakat tidak hanya berdiam diri, tetapi juga menjadi garda depan dalam melawan Covid-19.
”Ajakan seperti itu sesuatu yang harus diapresiasi bahwa pemkot membutuhkan kehadiran masyarakat untuk ikut serta dalam perang melawan Covid-19 yang belum usai,” katanya.
Seno menyebut, para sukarelawan ini merupakan warga Surabaya yang berasal dari beragam latar belakang. Pihaknya pun mengaku telah membuat konsep pendaftaran bagi masyarakat yang ingin bergabung sehingga setiap orang bisa ikut terlibat dalam membantu pemerintah menanggulangi Covid-19.
Menurut Ketua Yayasan Bersih Surabaya Teguh Prihandoko, semua elemen siap membantu Pemkot Surabaya untuk menghadang penularan Covid-19. Sukarelawan yang bergabung dalam Surabaya Memanggil akan membantu pemerintah dalam upaya percepatan penanggulangan Covid-19 di kota dengan penduduk 2,9 juta jiwa ini.
Caranya mulai dari membantu sosialisasi protokol kesehatan ke masyarakat, kedaruratan medis, hingga pembinaan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo. Sukarelawan juga dilibatkan saat tim gerak cepat Satgas Covid-19 melakukan razia protokol kesehatan.
”Untuk sukarelawan kedaruratan akan diberikan kepada mereka yang berlatar belakang medis. Dengan demikian, bisa membantu pemkot dalam upaya penanganan medis, pemulasaraan jenazah, dan membantu terkait mobilisasi. Jadi, ini semua dibagi,” ujarnya.
Untuk memberikan tenaga baru bagi tenaga yang sudah terlalu kelelahan menangani pasien Covid-19, termasuk untuk membantu percepatan program vaksinasi, menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Kota Surabaya Brahmana Askandar, pihaknya akan menjaring 38 dokter yang memiliki surat tanda registrasi (STR) dan surat izin praktik (SIP).
Kehadiran sukarelawan bisa menjadi energi baru bagi petugas Satgas Covid-19 yang kini digerakkan hingga rukun tetangga (RT) dan kampung. Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat yang berlangsung 3-20 Juli 2021 harus berhasil menekan penularan virus korona.
Rumah sakit penuh, tenaga kesehatan sudah kelelahan, bahkan banyak yang terpapar virus korona hingga meninggal dunia. Pada situasi serba megap-megap ini, semua proses terkait Covid-19 dalam antrean panjang. Maka, satu cara paling ampuh mengurangi penularan virus, seluruh masyarakat harus berikhtiar saling melindungi, saling menguatkan dengan mematuhi protokol kesehatan dan selama PPKM darurat berlangsung, usahakan beraktivitas dari rumah.
Segala daya upaya dari pemerintah dan warga memang perlu dicurahkan agar pandemi teratasi.