Stok Oksigen Minim Ikut Hambat Penambahan Tempat Tidur di Pantura Jateng
Stok oksigen di sejumlah rumah sakit di kawasan pantura barat Jateng menipis seiring lonjakan kasus Covid-19. Kondisi itu turut menghambat upaya penambahan tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Brebes.
Oleh
KRISTI UTAMI
·4 menit baca
BREBES, KOMPAS — Sejumlah pengelola rumah sakit di wilayah pantura Jawa Tengah bagian barat mengeluhkan terus menipisnya ketersediaan oksigen. Di Kabupaten Brebes, keterbatasan stok oksigen menghambat upaya penambahan tempat tidur bagi pasien Covid-19.
Lonjakan kasus Covid-19 dalam sebulan terakhir membuat sejumlah rumah sakit di wilayah pantura barat Jawa Tengah kewalahan menangani pasien Covid-19. Selain jumlah tempat tidur yang selalu terisi penuh, mereka juga dihadapkan pada persoalan menipisnya ketersediaan oksigen.
Di Rumah Sakit Bhakti Asih, Brebes, misalnya, persediaan oksigen pada Minggu (4/7/2021) hanya sebanyak 1.823 meter kubik, terdiri dari 1.800 meter kubik oksigen likuid dan 23 meter kubik oksigen tabung. Jumlah tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit itu hingga tiga hari ke depan.
Sekretaris Satgas Covid-19 sekaligus Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Bhakti Asih Muhammad Iqbaluddin mengatakan, menipisnya stok oksigen membuat pihaknya gagal mewujudkan rencana penambahan tempat tidur bagi pasien Covid-19. Padahal, daftar tunggu pasien di rumah sakit rujukan Covid-19 lini kedua itu kian banyak setiap hari.
”Kami berencana menambah hingga 20 tempat tidur baru agar pasien yang di daftar tunggu bisa tertampung. Jumlah oksigen yang harus disiapkan untuk mendukung penambahan tempat tidur itu setidaknya 15 tabung, masing-masing berukuran 6 meter kubik,” kata Iqbal.
Menurut Iqbal, pihaknya masih menunggu suplai dari produsen oksigen di Semarang yang dijadwalkan tiba pada Selasa (6/7/2021). Iqbal juga terus berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Jateng terkait dengan kondisi tersebut.
Menipisnya stok oksigen juga terjadi di RSUD Bendan Kota Pekalongan. Di rumah sakit itu, persediaan oksigen pada Minggu malam sebanyak 899 meter kubik. Jumlah itu diperkirakan hanya cukup memenuhi kebutuhan hingga Senin (5/7/2021) pagi.
”Kami sudah melapor kepada Pemerintah Provinsi Jateng. Nanti, mereka yang akan memberi petunjuk terkait dengan pengadaan oksigen,” ujar Direktur RSUD Bendan Junaedi Wibawa.
Hingga Minggu malam, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Bendan sebanyak 54 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6 orang dirawat di ruang perawatan intensif (ICU), sebanyak 26 di ruang isolasi biasa, dan 13 orang di instalasi gawat darurat (IGD).
Sementara itu, di RSUD Kardinah Kota Tegal, persediaan oksigen bahkan hanya sekitar 700 meter kubik. Jumlah itu hanya cukup menyuplai kebutuhan pasien hingga Minggu malam ini.
”Persediaan oksigen likuid kami hanya cukup sampai (Minggu) pukul 18.00. Setelah itu, kami maksimalkan penggunaan 50 oksigen tabung berukuran 6 meter kubik sembari menunggu suplai oksigen dari distributor di Semarang,” kata Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Kardinah Agus Dwi Sulistiyantono, Minggu petang.
Kepala Kepolisian Resor Tegal Kota sekaligus Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Tegal Ajun Komisaris Besar Rita Wulandari Wibowo menuturkan, stok tambahan oksigen akan tiba di wilayahnya Minggu malam. Oksigen tambahan itu didatangkan dari distributor oksigen di Kabupaten Kendal.
”Untuk jumlahnya saya belum bisa memastikan berapa meter kubik. Kami harap, stok tambahan ini cukup untuk menopang kebutuhan oksigen di Kota Tegal hingga Senin (5/7/2021),” katanya.
Harga melambung
Sejak tiga pekan terakhir, permintaan oksigen medis di toko-toko alat kesehatan pun meningkat. Di Batang, misalnya, sebuah toko alat kesehatan mampu menjual hingga 15 tabung oksigen berukuran 6 meter kubik dalam sehari. Biasanya, satu toko menjual paling banyak lima tabung oksigen berukuran 6 meter kubik per minggu.
”Karena banyak yang mencari dan stoknya semakin menipis, harga oksigen sekarang melambung. Dulu, harga satu tabung oksigen ukuran 6 meter kubik itu Rp 1,5 juta. Sejak dua pekan lalu, harganya terus naik hingga mencapai Rp 3 juta pada pekan ini,” ujar Arta Dinarta, pemilik toko alat kesehatan di Batang.
Arta menuturkan, saat ini tokonya sudah tidak memiliki stok tabung oksigen maupun oksigen likuid. Semua persediaan di toko itu habis sejak Sabtu (3/7/2021). Pihak toko baru bisa menyediakan oksigen pada Rabu (7/7/2021). Saat ini, pihak toko sedang memesan tambahan suplai oksigen dari Surabaya, Jawa Timur.
Dalam kunjungannya ke Batang, Selasa (29/6/2021), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait penyediaan oksigen di wilayahnya. Menurut dia, suplai oksigen di Jateng akan dibantu dari sejumlah daerah, seperti, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah.