Sulut Lanjutkan PPKM dan Tradisi Pengucapan Syukur Ditiadakan
Kasus Covid-19 di Sulawesi Utara kembali merangkak naik selama empat minggu terakhir. Menanggapi ini, pemerintah provinsi akan meniadakan perayaan Pengucapan Syukur di daerah Minahasa Raya.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MANADO, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Sulawesi Utara kembali merangkak naik selama empat minggu terakhir, dan keterisian tempat tidur di rumah sakit turut meningkat meskipun belum mengindikasikan kegawatan. Menanggapi ini, pemerintah provinsi akan meniadakan perayaan Pengucapan Syukur di daerah Minahasa Raya.
Per Selasa (29/6/2021) pagi, Sulut telah mengakumulasi 16.158 kasus Covid-19. Pada minggu keempat Juni ditemukan 207 kasus baru. Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak daripada 87 selama minggu ketiga dan hampir lima kali lipat dari 45 kasus pada pekan pertama.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel mengatakan, lonjakan selama pekan terakhir disebabkan, salah satunya, oleh pelaku perjalanan dari luar daerah. ”Setelah dilacak ternyata meluas. Sebagian lainnya adalah pasien di rumah sakit,” kata Steaven.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey juga menyatakan akan membatasi berbagai kegiatan dan acara yang memicu mobilitas masyarakat, salah satunya tradisi Pengucapan Syukur.
Lewat notifikasi aplikasi kartu kewaspadaan kesehataan elektronik, Satgas Covid-19 Sulut mencatat 1.250 pelaku perjalanan, baik melalui jalur udara maupun laut. Menurut Steaven, orang yang mengidap Covid-19 tetap bisa bepergian karena virus SARS-CoV-2 yang telah menginfeksinya masih dalam masa inkubasi saat keberangkatan.
Penyebab lain peningkatan kasus pada pekan keempat Juni adalah munculnya kluster toko swalayan di Kepulauan Sangihe. Berawal dari satu kasus positif pada Sabtu (12/6/2021), Satgas Covid-19 Sulut mengumumkan 39 kasus positif di Kepulauan Sangihe dari kluster tersebut, Senin (22/6/2021). Sebanyak 15 kasus lainnya menyusul pada Sabtu (26/6/2021).
Menurut Steaven, tren peningkatan kasus telah terlihat sejak pertengahan Juni atau sebulan setelah masa libur Lebaran. Rata-rata kasus baru meningkat dari 6 kasus menjadi 8 kasus per hari. Di beberapa daerah, seperti Kotamobagu, Bitung, Bolaang Mongondow Utara, dan Kepulauan Talaud, muncul beberapa kluster keluarga beranggotakan pelaku perjalanan dari daerah lain.
Kemudian, selama minggu keempat Juni, rata-rata kasus baru per hari mencapai 29,57. Hal ini diiringi peningkatan jumlah pasien yang dirawat di 43 rumah sakit rujukan, penunjang rujukan, serta pelengkap khusus Covid-19, dari 159 pekan lalu menjadi 275 orang saat ini.
Meski demikian, peningkatan tersebut belum memberi sinyal kegawatan. Sebab, tingkat keterisian (bed occupancy rate/BOR) di ruang isolasi non-IGD (instalasi gawat darurat) kini hanya 19,08 persen, sedangkan keterisian ruang isolasi IGD hanya 8,4 persen.
Rumah sakit yang tidak lagi mampu menampung pasien Covid-19 hanyalah RS Liung Paduli di Kepulauan Sangihe. Ruang isolasi non-IGD berkapasitas 30 pasien itu telah terisi penuh. Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Sangihe dr Jopy Thungari mengatakan, sebagian penderita Covid-19 dari kluster toko swalayan telah mengisolasi diri mandiri di rumah.
Dalam keadaan ini, Steaven mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berskala mikro terus berlanjut. ”Ini berlaku di semua desa dan kelurahan yang memiliki kasus. WFH (bekerja dari rumah) juga berlaku, kapasitas kantor hanya diisi 50 persen,” ujar Steaven.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey juga menyatakan akan membatasi berbagai kegiatan dan acara yang memicu mobilitas masyarakat, salah satunya tradisi Pengucapan Syukur. Biasanya, tujuh kabupaten/kota di wilayah Minahasa Raya bergiliran menggelar tradisi ini. Warga merayakannya dengan mengadakan jamuan umum di rumah.
Namun, tahun ini Pengucapan Syukur akan dilaksanakan serentak pada Minggu, 26 September 2021. Dengan demikian, maksud Olly, tidak ada warga dari satu daerah yang pergi ke daerah lain untuk silaturahmi.
”Sambil melihat perkembangan keadaan, kita akan menerapkan protokol kesehatan ketat dan penjagaan di pintu masuk tiap daerah. Jadi, tidak ada tamu dari daerah lain yang datang untuk berkunjung,” ujarnya.
Pada saat yang sama, Olly juga meminta pemerintah tiap kabupaten dan kota mempercepat vaksinasi, termasuk di wilayah kepulauan. Dengan target 1,85 juta orang, capaian vaksinasi dosis pertama baru menjangkau 21,36 persen, sedangkan dosis kedua 7,25 persen. ”Kekurangan (stok) vaksin akan kami atasi supaya vaksinasi massal bisa berlanjut,” kata Olly.
Pada saat yang sama, Kepolisian Daerah Sulut membuka Gerai Vaksin Presisi di Puskesmas Girian Weru, Bitung. Kapolda Sulut Inspektur Jenderal Nana Sudjana mengatakan, gerai ini menarget sebanyak-banyaknya masyarakat. Vaksinasi dosis pertama di kota pelabuhan itu baru mencapai 21,73 persen dari target 128.249 orang, tertinggal dari Manado yang telah menjangkau 43,76 persen dari target 363.334 orang.