Sumsel Rawan Narkoba, Pemberantasan Harus Dimulai dari Tingkat Desa
Peredaran narkoban di Sumatera Selatan terbilang cukup rawan. Bahkan, ada beberapa daerah yang sudah dicap sebagai kampung narkoba. Karena itu, upaya pencegahan harus dilakukan secara komprehensif dan masif.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Peredaran narkoba di Sumatera Selatan terbilang cukup rawan. Bahkan, ada beberapa daerah yang sudah dicap sebagai kampung narkoba. Karena itu, upaya pencegahan hingga tahapan rehabilitasi harus dilakukan secara komprehensif dari tingkat kementerian, pemerintah daerah, sampai ke tingkat desa.
Kepala Badan Narkotika Nasional Sumatera Selatan Brigadir Jenderal (Pol) Djoko Prihadi, Senin (28/6/2021), seusai mengikuti acara Hari Anti Narkotika Nasional di Palembang, mengatakan, saat ini upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba harus dilakukan dengan lebih gencar karena keberadaannya sudah masuk ke segala lini. ”Saat ini narkoba tidak hanya beredar di kota, tetapi juga merasuk hingga ke desa,” ucap Djoko.
Karena itu, ujar Djoko, BNN mencanangkan program Desa Bersinar (Bersih Narkoba), yakni program pencegahan, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi sehingga risiko peredaran narkoba di masyarakat dapat ditekan serendah mungkin. ”Agar program ini berhasil, semua pihak harus berperan,” ujar Djoko.
Program Desa Bersinar akan digiatkan mulai tahun ini dengan membangun sejumlah Posko Bersinar di setiap desa. Di Sumsel ada sekitar 3.200 desa yang menjadi sasaran. Namun, pada tahap awal, setiap kabupaten/kota di Sumsel setidaknya memiliki satu desa yang bisa dijadikan pilot project sehingga dapat menjadi contoh bagi desa lain.
Dalam program Desa Bersinar, ujar Djoko, nantinya akan dibangun posko yang diharapkan menjadi wadah bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan pencegahan hingga rehabilitasi, termasuk edukasi tentang bahaya narkoba. ”Ketika masyarakat sudah tahu tentang bahaya narkoba, mereka juga akan menjaga keluarganya dari bahan berbahay a itu,” ucap Djoko.
Djoko berharap program Desa Bersinar dapat berjalan secara berkesinambungan. Tentu dengan dukungan dari setiap pihak yang terkait. Setiap lembaga dan instansi diharapkan memiliki rencana aksi yang lebih terperinci tetang penanggulangan dan pemberantasan narkoba sehingga dapat langsung diterapkan di tengah masyarakat. ”Kami juga menggandeng para penggiat antinarkoba sehingga pelaksanaannya bisa lebih menyeluruh,” ujar Djoko.
Karena itu, setiap lembaga dan instasi perlu saling bersinergi guna mewujudkan visi yang sama, yakni pemberatasan narkoba. ”Program yang terperinci ini dibutuhkan agar masyarakat yang ada di desa tersebut tidak terkontaminasi dengan bahaya narkoba,” ucap Djoko.
Direktur Reserse Narkoba Polda Sumsel Komisaris Besar Heri Istu Haryono mengatakan, Sumatera Selatan menjadi wilayah yang cukup rawan peredaran narkoba. Saking masifnya, bahkan beberapa daerah di Sumsel dijuluki sebagai kampung narkoba, seperti di kawasan Tangga Buntung di Palembang dan di Desa Surulangan, Musi Rawas. Bahkan, di desa tersebut, polisi menahan hingga belasan pengedar, barang bukti narkoba, hingga senjata api.
Untuk mencegah agar kampung narkoba tidak terus merebak di Sumsel, ujar Heri, Polda Sumsel mulai mencanangkan desa Kampung Tangguh Bersih Narkoba, di mana warga desa diajak untuk terlibat dalam penanggulangan narkoba di lingkungan tempat tinggalnya. Termasuk melakukan edukasi mengenai bahaya narkoba. Di Sumsel setidaknya ada 17 desa yang akan dijadikan Desa Tangguh Bersih Narkoba.
Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya mengingatkan bahaya narkoba bisa merasuk hingga ke dalam keluarga. Karena itu, setiap orang harus waspada. Karena peredaran narkoba tidak hanya terjadi di lingkup generasi muda, tetapi sudah merambah hingga ke setiap lini golongan masyarakat. ”Jangan sampai kita berbicara tentang pencegahan narkoba, tetapi keluarga sendiri menjadi korbannya. Karena itu, setiap orang harus tetap waspada,” ucapnya.