Penambahan Kapasitas Perawatan Covid-19 Belum Mampu Imbangi Lonjakan Kasus
Lonjakan penambahan kasus baru Covid-19 yang tinggi membuat penyedia layanan kesehatan di Sidoarjo kewalahan. Penambahan kapasitas ruang isolasi masih belum mampu mengimbangi laju pertambahan jumlah pasien baru.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Lonjakan penambahan kasus baru Covid-19 yang tinggi membuat penyedia layanan kesehatan di Sidoarjo, Jawa Timur, kewalahan. Penambahan kapasitas ruang isolasi masih belum mampu mengimbangi laju pertambahan jumlah pasien baru. Rumah sakit yang baru dibuka pun langsung dipenuhi pasien.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman mengatakan bed occupancy rate (BOR) RS rujukan Covid-19 saat ini kembali pada angka 93 persen. Angka tersebut sangat tinggi karena kapasitas yang tersisa tinggal 7 persen. Dengan situasi kasus yang terus bertambah, pasien terancam tak tertampung.
Tingginya lonjakan jumlah pasien itu di luar dugaan Dinkes Sidoarjo. Sebab, baru sehari sebelumnya, dilakukan penambahan 8 RS rujukan Covid-19 menjadi total 19 RS. Dari penambahan delapan rumah sakit itu, diperoleh tambahan kapasitas ruang isolasi 97 tempat tidur pasien sehingga total menjadi 921 tempat tidur.
”Dari delapan RS tambahan baru, yang sudah siap menerima pasien baru tiga. Namun, begitu pelayanan dibuka, ketiga rumah sakit ini langsung dipenuhi pasien Covid-19 sehingga BOR Sidoarjo kembali tinggi,” ujar Syaf, Kamis (24/6/2021).
Mantan Wadir Pelayanan RSUD Sidoarjo itu menambahkan, sebelum menambah jumlah RS rujukan Covid-19, pihaknya telah meningkatkan kapasitas ruang perawatan di 11 rumah sakit dari 600 tempat tidur menjadi 824 tempat tidur. Namun, semua kapasitas itu terisi sehingga banyak pasien mengantre di IGD.
Syaf mengatakan, penambahan kapasitas RS rujukan Covid-19 sejatinya tidak mudah. Selain menyiapkan ruang pelayanan yang terpisah, peralatan medis tersendiri, juga sumber daya manusia, seperti perawat dan dokter. Persiapan itu membutuhkan waktu, biaya, tenaga, dan upaya keras.
Dari delapan RS tambahan baru, yang sudah siap menerima pasien baru tiga. Begitu pelayanan dibuka, ketiga rumah sakit ini langsung dipenuhi pasien Covid-19. (Syaf Satriawarman)
Di RS Siti Khodijah Sepanjang, misalnya, seluruh kapasitas ruang isolasi pasien Covid-19 sebanyak 118 tempat tidur terisi penuh. Pasien yang baru terpaksa dirujuk ke rumah sakit lain. Itu pun tidak mudah karena kondisi RS rujukan di Sidoarjo dan Surabaya penuh. Di RSUD Sidoarjo dan RS Siti Hajar, pasien terpaksa mengantre di IGD karena ruang isolasi penuh.
Berdasarkan data Satgas Penanggulangan Covid-19 Jatim, terjadi penambahan kasus baru pada Rabu (23/6/2021) di Sidoarjo sebanyak 25 orang. Penambahan kasus baru itu lebih tinggi dibandingkan Selasa (22/6/2021) sebanyak 24 orang dan sehari sebelumnya 20 orang.
Dengan adanya penambahan kasus baru yang terus-menerus terjadi, total jumlah kasus Covid-19 di Sidoarjo secara kumulatif mencapai 11.753 kasus. Dari jumlah tersebut, 11.030 kasus dinyatakan sembuh dan 638 kasus dinyatakan meninggal. Tingkat kematian mencapai 5,4 persen atau tergolong tinggi meski masih di bawah rata-rata Jatim 7,4 persen.
Sementara itu, Wakil Bupati Sidoarjo Subandi mengatakan, pihaknya telah memberlakukan pengetatan penerapan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) untuk menekan lonjakan kasus Covid-19. Salah satu implementasinya dengan membatasi aktivitas masyarakat maksimal pukul 22.00.
”Kemudian, pembatasan aktivitas yang memicu kerumunan, seperti hajatan. Pada saat bersamaan, vaksinasi Covid-19 juga digencarkan agar kekebalan komunitas segera terbentuk,” kata Subandi.
Transmisi lokal
Dia menambahkan, salah satu penyebab tingginya laju sebaran Covid-19 diduga karena adanya transmisi lokal virus SARS-CoV-2 varian delta yang berasal dari India. Dugaan itu masih diteliti dengan pemeriksaan yang lebih spesifik terhadap 10 pasien yang saat ini menjalani perawatan.
Menurut pantauan Kompas, meski aturan jam malam atau pembatasan kegiatan di malam hari diberlakukan, masih banyak masyarakat yang melanggar. Salah satunya kegiatan pasar malam di Kecamatan Gedangan. Warung kopi juga masih banyak yang buka hingga lewat jam malam.
Selain pembatasan mobilitas masyarakat dan pendisiplinan penerapan prokes, upaya mengendalikan pandemi Covid-19 juga ditempuh dengan meningkatkan capaian dan memperluas cakupan vaksinasi. Salah satunya melalui Gerebek Vaksin Covid-19 di perumahan-perumahan yang dilakukan oleh Polresta Sidoarjo. Targetnya 1.000 orang per hari.
”Percepatan capaian vaksinasi terus digencarkan agar segera tercapai kekebalan komunitas. Hal ini penting sebagai ikhtiar melawan Covid-19 selain dengan pendisiplinan penerapan prokes dan pembatasan mobilitas masyarakat,” ujar Kepala Polresta Sidoarjo AKBP Kusumo Wahyu Bintoro.