Tingkat Kematian Covid-19 di Kabupaten Blitar Tertinggi di Jatim
Pasien terlambat dibawa ke rumah sakit menjadi salah satu penyebab tingkat kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Blitar tinggi.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Tingkat kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Blitar saat ini menjadi yang paling tinggi di Jawa Timur. Ada beberapa hal yang menjadi penyebab, salah satunya karena pasien terlambat dibawa ke rumah sakit.
Berdasarkan data Jatim Tanggap Covid-19 per 23 Juni 2021 petang, tingkat kematian di Kabupaten Blitar mencapai 11,82 persen, di atas Tuban (10,82 persen), Ponorogo (10,71 persen), bahkan Bangkalan yang saat ini masih zona merah (9,7 persen).
Menyandang status zona oranye, jumlah total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Blitar hingga kini mencapai 6.073 orang. Dari jumlah tersebut, 122 orang merupakan kasus aktif, 5.236 orang sembuh, dan 715 orang meninggal.
Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Blitar Eko Wahyudi saat dihubungi dari Malang, Rabu (23/9/2021), mengatakan, rata-rata pasien yang meninggal dibawa ke rumah sakit dalam kondisi sudah agak parah sehingga sulit mendapatkan pertolongan.
”Dari rapat (satgas) kemarin, ada beberapa permasalahan yang mengemuka, salah satunya informasi dari rumah sakit ada unsur keterlambatan (pasien) datang ke rumah sakit. Juga keterbatasan sarana yang ada di fasilitas kesehatan, seperti ventilator,” ujarnya.
Di sisi lain, menurut Eko, masih ada ”anggapan” di masyarakat soal bakal di-covid-kan begitu mereka tiba di rumah sakit. Akibatnya, masyarakat masih takut dan memilih menunda untuk berobat meski sudah merasakan gejala kurang enak badan.
Dari rapat (satgas) kemarin, ada beberapa permasalahan yang mengemuka, salah satunya informasi dari rumah sakit ada unsur keterlambatan (pasien) datang ke rumah sakit. (Eko Wahyudi)
Oleh karena itu, langkah sosialisasi terus dilakukan melalui fasilitas pelayanan kesehatan dan pihak terkait lainnya agar masyarakat tidak khawatir untuk datang ke rumah sakit.
Untuk rumah sakit, di Blitar masih mencukupi. Sampai 22 Juni ketersediaan tempat tidur masih 60 persen. ”Karena masih mencukupi, sejauh ini belum ada pasien yang dibawa ke luar daerah. Mereka masih dirawat di Kabupaten Blitar,” katanya.
Adapun proses vaksinasi tenaga kesehatan di Kabupaten Blitar sudah melebihi target. Sementara cakupan vaksinasi untuk penduduk lanjut usia baru mencapai 35 persen (sekarang masih berjalan) dan kini sudah mulai menyasar usia 18 tahun ke atas.
Sementara itu, Rabu dini hari, seorang pasien asal Desa Gledug, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, yang merasa kondisinya membaik, meninggalkan ruang isolasi di Rumah Sakit Syuhada Haji Kota Blitar secara diam-diam. Pasien masuk ke rumah sakit sejak lima hari lalu dan hasil tes usap kedua terkonfirmasi positif (pertama negatif).
Sekretaris Satgas Covid-19 Kota Blitar Abdul Hakim saat dihubungi secara terpisah mengatakan, begitu menerima laporan, Satgas Kota Blitar bersama kepolisian, puskesmas, dan Satgas Kabupaten Blitar berusaha mencari pasien tersebut. ”Dia dirawat di Kota, tetapi warga dengan KTP Kabupaten Blitar,” katanya.
Setelah melalui pencarian, pasien berjenis kelamin laki-laki dengan umur 30-an tahun itu akhirnya ditemukan di rumahnya. Dia lalu menjalani isolasi mandiri di posko pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro setempat. Menurut rencana, anggota keluarga yang terlibat kontak erat dengan yang bersangkutan juga akan dites usap Kamis besok.
Seperti daerah lain, kasus Covid-19 di Kota Blitar terus bertambah. Total pasien terkonfirmasi positif mencapai 2.750 orang. Dari jumlah itu, 20 orang merupakan kasus aktif, 2.609 orang sembuh, serta 121 orang meninggal, dengan tingkat kematian 94,87 persen.