3 Lokasi Isolasi di Blitar untuk Antisipasi Rumah Sakit Penuh
Pemerintah Kabupaten Blitar menyiapkan tiga lokasi isolasi baru untuk mengantisipasi apabila rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah itu penuh.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, telah menyiapkan tiga lokasi isolasi untuk mengantisipasi apabila rumah sakit rujukan Covid-19 di wilayah itu penuh. Sejauh ini, ada dua rumah sakit rujukan di Blitar dan kondisinya masih mencukupi untuk menampung pasien.
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti saat dihubungi dari Malang, Kamis (13/8/2020), mengatakan, ketiga tempat isolasi itu bisa menampung 74 orang dengan rincian masing-masing 48 orang, 18 orang, dan 8 orang.
”Kami sudah siapkan rumah isolasi di tiga tempat. Tempat itu digunakan untuk pasien terkonfirmasi positif yang tanpa gejala. Ini langkah untuk mengantisipasi agar rumah sakit tidak penuh. Begitu mereka dinyatakan positif dan tanpa gejala (OTG), langsung diarahkan ke sana,” katanya.
Menurut Yekti, rumah isolasi tersebut telah dilengkapi dengan pelayanan kesehatan. Pihaknya telah merekrut sukarelawan untuk berjaga di tempat itu.
Kondisi rumah sakit di Kabupaten Blitar sendiri hingga kini masih bisa menampung pasien. Dua rumah sakit rujukan di Kabupaten Blitar adalah RSUD Ngudi Waluyo di Wlingi dan RS Mardi Waluyo yang lokasinya berada di Kota Blitar. Kapasitas RSUD Ngudi Waluyo 24 pasien dan Mardi Waluyo 23 pasien.
Ini langkah untuk mengantisipasi agar rumah sakit tidak penuh.
Tanpa menyebut jumlah okupansi ruang isolasi di rumah sakit, Yekni mengatakan, jumlah penderita yang berada di rumah sakit menurun karena pasien OTG telah menempati rumah isolasi. ”Jadi rumah sakit untuk pasien yang butuh penanganan lebih, misalnya punya penyakit penyerta (komorbid),” ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, Direktur RSUD Ngudi Waluyo, Woro Endah Utami, mengatakan, pasien Covid-19 yang dirawat di tempatnya masih terkendali. Dari 24 kapasitas yang ada di RSUD Ngudi Waluyo, saat ini baru terisi 19 pasien. Sisanya masih ada lima yang kosong.
”Jadi, masih 80 persen (terisi) atau masih terkendali. Kami rujukan untuk kasus yang memang suspek Covid-19 dengan keluhan sesak napas dan hasil rontgen ada pneumonia. Untuk kasus OTG, ada tempat lain, yakni rumah sakit darurat, seperti di Kecamatan Srengat,” ujarnya.
Menurut Woro, tes pemeriksaan yang cepat bisa menangani lebih dini pasien sehingga menghindarkan mereka dari kematian. RSUD Ngudi Waluyo telah memiliki tes reaksi berantai polimerase (PCR) sendiri sehingga memundahkan pengobatan dan pelacakan pasien.
Kabupaten Blitar saat ini menjadi salah satu dari tiga kabupaten di Jawa Timur, selain Sidoarjo dan Bondowoso, yang masih bertatus zona merah. Berdasarkan data Jawa Timur Tanggap Covid-19, sampai 13 Agustus terkonfirmasi positif 312 (47 aktif, sembuh 249, meninggal 16). Sementara angka suspek 1.319, probable 34, diisolasi 195, discard 649).