Tenaga Kesehatan di Blitar Meninggal Bukan akibat Vaksin
Jika hasil tes usap terbukti positif, artinya yang bersangkutan kemungkinan terinfeksi atau terpapar Covid-19 dari luar. Namun, kapan pastinya ia terpapar, apakah sebelum vaksinasi atau setelahnya, belum diketahui.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
BLITAR, KOMPAS — Pihak RSUD Ngudi Waluyo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menyatakan salah satu tenaga kesehatan mereka, Erny Kusuma Sukma Dewi (33), yang meninggal pada 14 Februari lalu, bukan disebabkan oleh vaksin. Meski demikian, hasil pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) Covid-19 terhadap yang bersangkutan positif Covid-19.
Direktur RSUD Ngudi Waluyo Blitar Endah Woro Utami, Senin (22/2/2021), mengatakan, sebelum meninggal, yang bersangkutan memang mendapatkan suntikan vaksin tahap pertama pada 28 Januari.
Setelah itu, pada 6 Februari yang bersangkutan sakit, suhu tubuhnya meningkat dan sesak napas sehingga langsung dimasukkan ke ruang unit perawatan intensif (ICU). Kondisi tenaga medis tersebut kemudian memburuk dan meninggal pada 14 Februari di ruang ICU.
”Memang dia meninggal setelah vaksin, tetapi bukan karena vaksinnya. Hasil swab 6 Februari positif (Covid-19). Sementara kalau vaksin tidak menyebabkan swab (PCR) positif. (Vaksin) itu, kan, virus yang diinaktifkan,” kata Woro saat dihubungi dari Malang.
Jika hasil tes usap terbukti positif, menurut Woro, artinya yang bersangkutan kemungkinan terinfeksi atau terpapar Covid-19 dari luar. Namun, kapan pastinya ia terpapar, apakah sebelum vaksinasi atau setelahnya, belum diketahui. ”Itulah yang terjadi dengan perawat kami. Bukan vaksinnya yang menyebabkan itu (meninggal),” ucapnya.
Oleh karena itu, lanjut Woro, pemerintah mengimbau mereka yang telah mendapatkan vaksin agar tetap menjalankan protokol kesehatan dengan alasan masih bisa terinfeksi.
Disinggung apakah perawat tersebut memiliki penyakit penyerta, Woro mengatakan tidak ada. Namun, yang bersangkutan termasuk obesitas. Selain masih muda dan tidak memiliki komorbid, dari hasil penapisan, perawat tersebut memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin.
Terkait proses vaksinasi terhadap tenaga kesehatan di RSUD Ngudi Waluyo, Woro mengatakan, semua sudah mendapatkan, termasuk mereka yang berusia di atas 60 tahun. ”Sudah selesai tahap pertama. Dari 592 vaksin yang terdata di tiket eletronik, lolos vaksin 522 tenaga kesehatan,” ujarnya.
Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Blitar Krisna Yekti, yang dihubungi secara terpisah, mengatakan, pada Senin ini, sudah dipasok vaksin tahap kedua sebanyak 18.400 dosis. Pada tahap pertama lalu terdapat 5.800 dosis.
Menurut rencana, vaksin tahap kedua ini diberikan kepada TNI, Polri, pelayan publik, aparatur sipil negara, dan orang lanjut usia. Namun, penerapannya nanti disesuaikan dengan ketersediaan vaksin. ”Vaksin tahap kedua berangkat dari Surabaya pukul 15.00 sore ini,” ucapnya.
Hingga kini, angka kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Blitar, berdasarkan data dari Jawa Timur Tanggap Covid-19 per 22 Februari, sebanyak 4.266, dengan rincian 221 orang aktif, 3.681 orang sembuh, dan 364 meninggal. Adapun angka suspect 11, probable 69, diisolasi 11, dan discarded 2.041.