Pemerintah Bahas Peniadaan Libur Idul Adha untuk Tekan Penularan Covid-19
Libur panjang pascalibur lebaran dinilai memengaruhi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, khususnya Jawa Barat. Karena itu, liburan Idul Adha kali ini Jabar mengusulkan peniadaan libur.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pemerintah pusat tengah membahas peniadaan libur Hari Raya Idul Adha yang berlangsung pada pekan ketiga Juli 2021. Lonjakan kasus Covid-19 yang hampir terjadi di seluruh wilayah Indonesia menjadi alasan utamanya.
”Secara umum terjadi lonjakan kasus. Presiden meminta perhatian khusus untuk provinsi di Pulau Jawa. Sebagian terjadi dari arus balik pascamudik. Mereka yang kembali ke wilayah awal kemudian membawa kluster keluarga,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Bandung, Rabu (16/6/2021).
Dalam kesempatan itu, Muhadjir didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memantau pelayanan di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung. Rumah sakit ini menjadi salah satu tempat pelayanan kesehatan penanganan Covid-19.
Di samping itu, Muhadjir meminta daerah untuk mewaspadai Covid-19 varian Delta. Karena itu, warga diminta meningkatkan protokol kesehatan sehingga bisa meminimalkan persebaran Covid-19, temasuk varian baru tersebut.
”Varian Delta dari India sudah masuk ke Indonesia. Karena itu protokol kesehatan harus ditingkatkan. Jaga daya tahan tubuh. Kalau tidak disiplin, proliferasi (pembiakan) Covid-19 menjadi tidak terkendali,” paparnya.
Wilayah Bandung Raya di Jabar menjadi salah satu yang terdampak lonjakan kasus pascalibur Lebaran. Dampaknya, keterisian rumah sakit meningkat di Bandung Raya.
Ridwan Kamil menyatakan, Bandung Raya tengah siaga satu pandemi Covid-19. Hal ini terjadi karena tingkat keterisian rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) sudah di atas 80 persen.
Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), hingga Rabu, BOR Bandung Raya mencapai 87,01 persen. Dari total 2.755 tempat tidur yang tersedia, 2.397 unit di antaranya telah terisi pasien.
Performa PPKM mikro dan BOR rumah sakit sempat jadi yang terbaik saat Idul Fitri. Akan tetapi, semuanya berantakan oleh libur yang tidak menaati aturan.
Di samping itu, Pikobar juga mencatat peningkatan kasus yang tinggi. Hingga Rabu pukul 17.00, sebanyak 332.265 orang terpapar Covid-19 atau meningkat 1.793 orang dibanding hari sebelumnya. Sebanyak 22.529 pasien masih dalam isolasi dan perawatan, dan 4.451 jiwa meninggal.
”Performa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dan BOR rumah sakit sempat jadi yang terbaik saat Idul Fitri. Akan tetapi, semuanya berantakan oleh libur yang tidak menaati aturan. Padahal, sebelum mudik juga wisata tetap buka, tetapi tetap terkendali karena masyarakat masih disiplin,” ujarnya.
Untuk mengurangi laju Covid-19 yang tinggi ini, wisatawan diminta tidak mengunjungi Bandung Raya di akhir pekan ini. Penyekatan wilayah hingga usulan meniadakan libur Idul Adha dilakukan. Tujuannya, menekan persebaran Covid-19 yang cenderung tinggi saat libur panjang.
”Kami akan mengevaluasi setiap tujuh hari sehingga ada hasil yang terukur untuk pelonggaran atau sebaliknya. Kami juga secara resmi meminta kepada pemerintah pusat untuk meniadakan Libur Idul Adha,” ujar Kamil.