Rumah Sakit Kota Semarang Dipenuhi Pasien Covid-19, Tempat Tidur Ditambah
RSUD KRMT Wongsonegoro, Selasa (15/6/2021) sekitar pukul 10.00, IGD Covid-19 tampak dipenuhi pasien, begitu juga di RSUP Dr Kariadi. Kedua rumah sakit tersebut akan menambah kapasitas tempat tidur.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sejumlah rumah sakit di Kota Semarang, Jawa Tengah, terus kedatangan pasien Covid-19, baik dalam maupun luar kota. Beberapa rumah sakit, termasuk RSUD KRMT Wongsonegoro, keterisiannya sempat mencapai 100 persen, tetapi kemudian segera ditambah ruangan baru dengan kapasitas 40 tempat tidur.
Berdasarkan pantauan, di RSUD KRMT Wongsonegoro (RSWN), Selasa (15/6/2021) sekitar pukul 10.00, instalasi gawat darurat (IGD) Covid-19 tampak dipenuhi pasien, meski tidak sampai keluar pintu masuk. Sejumlah pasien menjalani penapisan dengan pemeriksaan thorax mobile guna mendeteksi kondisi terbaru.
”Dari 457 tempat tidur di RSWN, 308 menjadi tempat isolasi Covid-19 dan penuh. Bahkan, di IGD ada 25 pasien Covid-19 yang belum kebagian tempat tidur ruang isolasi. Maka, per hari ini, kami menambah kapasitas. Ruangan Dewi Kunthi kami jadikan ruangan isolasi Covid-19 berkapasitas 38-40 orang,” kata Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang Eko Krisnarto, Selasa.
Eko menjelaskan, peningkatan jumlah pasien Covid-19 terasa sejak sepekan setelah Lebaran 2021. Sebelumnya, pasien ruang isolasi Covid-19 hanya 50 orang. Namun, terus meningkat hingga Selasa pagi tercatat 308 tempat tidur ruang isolasi terisi penuh. Jumlah itu termasuk tempat tidur ruang perawatan intensif (ICU) yang juga selalu penuh.
Beberapa pekan terakhir, pasien rujukan dari Kabupaten Kudus yang dominan. ”Namun, akhir-akhir ini, kebanyakan dari Demak dan Grobogan. Selain memang rujukan, sekarang banyak yang datang sendiri dari Demak dengan diantar keluarga. Namun, kami tak melihat daerah asal. Yang jelas, yang sangat membutuhkan, kami tangani,” papar Eko.
Dari 308 pasien Covid-19 di RSWN pada Selasa pagi, warga Kota Semarang yakni 177 orang, sedangkan sisanya luar kota. RSWN, lanjut Eko, memang merupakan salah satu RS rujukan di Kota Semarang dan sekitarnya. Selain itu, pasien yang dirujuk ke RS tersebut umumnya dalam kondisi sedang dan berat.
Menurut dia, jumlah pasien Covid-19 kali ini jauh lebih tinggi ketimbang Januari 2021. Saat itu, keterisian tertinggi di RSWN, yakni 250 tempat tidur ruang isolasi Covid-19. Sementara pada Selasa (15/6/2021) mencapai 308 dan ditambah lagi 40 unit sehingga total 348 unit.
Eko menambahkan, selain penambahan tempat tidur ruang isolasi, tenaga kesehatan juga ditambah, dengan merekrut tenaga keperawatan sukarela sebanyak 30 orang. Ia memastikan tenaga kesehatan akan mengenakan alat pelindung diri lengkap. Apabila ada yang terpapar, juga disediakan mes tempat khusus isolasi, dengan fasilitas memadai.
Sementara itu, di RSUP Dr Kariadi Semarang, kepadatan juga tampak di depan ruang IGD untuk Covid-19. Sejumlah ambulans menurunkan beberapa pasien dengan tempat tidur. Meski sempat berada di luar pintu, pasien kemudian ditangani dan dimasukkan ke dalam. Sejumlah keluarga pasien juga tampak menunggu di depan IGD.
Kendati demikian, Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan, dan Penunjang RSUP Dr Kariadi, Agoes Oerip Poerwoko, menjelaskan, IGD terlihat padat karena bercampur dengan antrean tes usap Covid-19 bagi pasien yang dievaluasi. Namun, diakuinya, dari keterisian ideal 30 tempat tidur di IGD, akhir-akhir ini terisi hingga 80 tempat tidur per hari.
Adapun pasien Covid-19 yang dirawat di ruang isolasi meningkat empat kali lipat dari Mei 2021. ”Tanggal 1 Mei itu, dirawat 44 orang, sedangkan per hari ini terisi 161 tempat tidur dari kapasitas yang beroperasi saat ini 187 tempat tidur. Kami masih punya cadangan, 40 tempat tidur, yang mungkin akan kami buka dua hari ke depan, sambil melihat kondisi pasien,” ujar Agoes.
Fluktuatif
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan, bicara penuh atau tidaknya rumah sakit, sebenarnya fluktuatif. Namun yang jelas, pihaknya terus mengupayakan penambahan kapasitas tempat tidur, termasuk tempat isolasi terpusat.
”Isu tentang penuhnya RS, iya. Namun, tempat karantina (isolasi terpusat) tidak. Hingga hari ini, ada 1.771 tempat tidur, baik di RS maupun di tempat karantina Kota Semarang. Pekan ini, kami buka lagi 100 tempat tidur di kantor diklat (Pemkot Semarang) untuk karantina. Saya juga telah berkomunikasi dengan beberapa pihak sehingga nantinya ada tambahan 450 kamar (tempat tidur) untuk isolasi,” kata Hendrar.
Menurut dia, jika orang-orang positif Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan fokus ditempatkan di tempat karantina, RS dapat fokus menangani pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat.
Terkait pasien dari luar Kota Semarang, Hendrar menuturkan, pihaknya tidak membeda-bedakan apakah dari dalam atau luar kota. ”Sebab, kita ini NKRI. Hanya, perlu berpikir cepat. Saat banyak pasien dari luar kota dan tempat tidur tersisa dikit, langsung diskusi dan terus mencari lagi. Kami lakukan yang terbaik untuk bersama-sama tangani Covid-19,” ucap Hendrar.
Berdasarkan data siagacorona.semarangkota.go.id, Selasa (15/6/2021) pukul 18.30, terdapat 43.650 kasus positif Covid-19 kumulatif di Kota Semarang, dengan rincian 1.265 dirawat/isolasi (kasus aktif), 39.124 orang sembuh, dan 3.261 orang meninggal. Dari 1.265 kasus aktif, 741 merupakan warga Kota Semarang, sedangkan 524 luar kota.