Kapasitas Tempat Tidur untuk Perawatan Berat Covid-19 di RSHS Bandung Kian Terbatas
Ruang perawatan intensif untuk pasien berat dan kritis di rumah sakit Jawa Barat mulai merangkak naik. Protokol kesehatan dimaksimalkan untuk mengantisipasi lonjakan kasus yang berdampak pada keterisian rumah sakit.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Keterisian tempat tidur untuk perawatan berat dan kritis Covid-19 di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, mencapai 90 persen. Masyarakat diminta menerapkan protokol kesehatan maksimal untuk mengurangi potensi sebaran Covid-19 yang semakin tinggi ini.
Pelaksana Harian Direktur Pelayanan Medik, Perawatan, dan Penunjang RSHS Yana Akhmad Supriatna, di Bandung, Selasa (8/6/2021), mengatakan, tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy ratio/BOR) untuk Covid-19 masih 50 persen dari 224 tempat tidur. Namun, keterisian khusus untuk perawatan berat dan kritis di RSHS mencapai 90 persen dari 40 tempat tidur.
Menurut Yana, pihaknya tengah mempersiapkan penambahan ruang perawatan hingga perlengkapan untuk penanganan pasien, seperti bantuan oksigen. ”Kondisi 90 persen ini yang kami waspadai. Ruang perawatan intensif tidak boleh mencapai 100 persen. Sekarang sudah terisi 34 tempat tidur. Lalu, dua unit lainnya standby untuk perawatan kritis yang memerlukan cuci darah,” ujarnya.
Tidak hanya di RSHS yang berada di Kota Bandung, BOR rumah sakit untuk perawatan intensif di Jabar juga meningkat. Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), Selasa (8/6/2021) pukul 17.30, BOR rumah sakit untuk perawatan intensif mencapai 47,77 persen. Angka ini meningkat 1,22 persen dibandingkan dengan hari sebelumnya.
Penambahan BOR ini sejalan dengan peningkatan kasus Covid-19 di Jabar. Pikobar mencatat, jumlah kasus positif Covid-19 Jabar mencapai 321.551 orang. Dari jumlah tersebut, 21.019 pasien di antaranya masih dalam perawatan.
Bahkan, jumlah kasus Covid-19 bertambah 1.790 orang dari sehari sebelumnya. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, lonjakan kasus juga terjadi pada 8 Mei 2021 dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif mencapai 2.209 orang.
Karena itu, Yana berharap masyarakat menerapkan protokol kesehatan dengan maksimal. Tidak hanya perilaku hidup sehat, warga pun diminta membatasi mobilitas untuk mengurangi potensi persebaran pandemi Covid-19.
”Saat ini masih dalam kondisi wabah. Semua diharapkan melakukan pemutusan rantai bersama-sama. Warga juga jangan lupa protokol kesehatan,” ujarnya.
Penerapan protokol kesehatan juga tetap dilaksanakan meski sejumlah warga telah mendapatkan vaksinasi, seperti yang dialami oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum yang terkonfirmasi Covid-19 sejak Minggu (6/6/2021).
Uu mengumumkan diri terkonfirmasi Covid-19 dalam akun media sosial resmi Instagram miliknya, @ruzhanul, Selasa (8/6/2021). Dalam unggahan tersebut, dia menyatakan dirinya terpapar dengan kondisi tanpa gejala dan saat ini tengah melaksanakan isolasi mandiri di rumah dinasnya di Kota Bandung. Dia mengaku lalai menjalankan protokol kesehatan setelah mendapatkan vaksinasi.
Menurut Uu, masyarakat diminta menerapkan protokol kesehatan saat tren peningkatan kasus Covid-19 terjadi saat ini. Dia berujar, paparan Covid-19 yang dialami ini membuktikan vaksinasi tidak membuat seseorang kebal terhadap Covid-19. Sebelumnya, Uu telah melaksanakan vaksinasi perdana di lingkungan Jawa Barat, Januari 2021, dan telah menyelesaikan dua dosis penyuntikan.
Dalam foto yang diunggah, Uu tampak berada di balkon rumah dinasnya, tengah menyapa sejumlah warga yang berada di pekarangan rumah. Dengan kaus hijau dan berkalung sarung berwarna biru tua, Uu terlihat melambaikan tangan. Dia menggunakan masker berwarna putih yang senada dengan pecinya.
”Bagi siapa pun yang berinteraksi dengan saya dalam beberapa hari sebelumnya, saya minta agar segera melakukan swab test di puskesmas terdekat untuk memastikan penularan virusnya tidak tersebar,” kata Uu.