Lonjakan kasus setelah Lebaran mulai terjadi. Tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di sejumlah daerah kian tinggi. Kapasitas perawatan mesti ditambah.
Oleh
Tim Kompas
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Tren kenaikan kasus Covid-19 setelah Lebaran diperkirakan terjadi hingga awal Juli 2021. Kenaikan kasus itu kini membuat tingkat keterisian tempat tidur kian tinggi, bahkan di sejumlah daerah mencapai 100 persen. Karena itu, kapasitas perawatan pasien Covid-19 mesti ditambah.
Untuk beberapa kluster dengan peningkatan kasus yang tinggi, seperti Kabupaten Kudus di Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur, Kementerian Kesehatan berupaya mengurangi tekanan beban rumah sakit (RS). Pasien dengan sakit berat dan sedang dirujuk ke RS di kabupaten atau kota terdekat. Selain mengintensifkan pemeriksaan dan pelacakan kasus, pemerintah juga menambah pasokan vaksin Covid-19 ke daerah itu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan pers seusai rapat terbatas membahas penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (7/6/2021), mengungkapkan, peningkatan kasus setelah Idul Fitri sudah diprediksi. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, puncak kenaikan kasus Covid-19 terjadi 5-7 pekan sesudah masa libur.
”Jadi, perkiraan kami, kenaikan kasus masih bisa dilihat sampai akhir bulan ini (Juni) atau awal bulan depan,” kata Budi Gunadi yang menyampaikan keterangan pers bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Ganip Warsito.
Pemerintah, lanjut Budi Gunadi, sudah bersiap menghadapi kondisi terburuk. Salah satunya, dengan mempersiapkan 72.000 tempat tidur untuk isolasi. Sampai saat ini, sudah 31.000 tempat tidur isolasi yang terisi.
”Kita harus hati-hati dalam mengendalikan kasus Covid-19 setelah liburan. Manajemen penanganan Covid-19 harus dibenahi,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito dalam rapat koordinasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 secara virtual, di Jakarta, Senin (7/6/2021).
Kita harus hati-hati dalam mengendalikan kasus Covid-19 setelah liburan. Manajemen penanganan Covid-19 harus dibenahi.
Meski kasus Covid-19 menunjukkan tren peningkatan, pemerintah memastikan masih bisa dikendalikan. Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mengungkapkan, hingga Minggu (6/6/2021), kasus aktif 5,3 persen, jauh di bawah rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 7,5 persen.
Begitu pula angka kesembuhan, lebih baik dari rata-rata global, yakni 91,9 persen dari 90,3 persen. Namun diakui angka kematian relatif tinggi, yakni 2,8 persen, lebih tinggi dari angka global yang mencapai 2,1 persen.
Berdasarkan laporan harian penanganan Covid-19 per 7 Juni 2021, ada penambahan 6.993 kasus positif Covid-19 di Indonesia dengan 191 kematian. Adapun kasus aktif mencapai 99.663 atau naik 5,5 persen dari lima hari sebelumnya.
Airlangga Hartarto menyatakan, sejumlah provinsi yang berkontribusi 65 persen terhadap kasus aktif meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, dan Riau. Pulau Jawa berkontribusi terbesar, yakni 52,4 persen.
Data rumah sakit daring Kementerian Kesehatan per 6 Juni 2021 menunjukkan, rata-rata keterisian tempat tidur (BOR) di Indonesia untuk isolasi dan ruang perawatan intensif (ICU) 40,11 persen. Ada tujuh provinsi dengan tingkat keterisian RS lebih dari 50 persen, yakni Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Jambi, Riau, Jawa Barat, dan Sumatera Barat.
Di sejumlah kabupaten/kota, keterisian tempat tidur RS lebih dari 80 persen, antara lain Kabupten Rembang, Sragen, Demak, Kudus, Kota Semarang, dan Tegal, di Jawa Tengah; serta Kabupaten Bungo di Jambi.
Kudus dan Bangkalan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti keterisian RS di Kudus yang awalnya sekitar 40 pasien melonjak jadi sekitar 350 pasien dalam 10 hari terakhir. Dalam kurun waktu sama, di Bangkalan, Jawa Timur, jumlah pasien dari sekitar 10 orang naik jadi sekitar 80 pasien. Tingginya kasus Covid-19 di Kudus terutama karena daerah menjadi tujuan ziarah rohani, sedangkan Bangkalan menjadi tujuan kepulangan pekerja migran.
Untuk mengurangi tekanan beban RS di daerah itu, pasien dengan sakit berat dan sedang dari Kudus dirujuk ke Semarang dan pasien dari Bangkalan dirujuk ke Surabaya.
Karena banyak tenaga medis di daerah itu terpapar Covid-19, pemerintah mengirim dokter dan perawat. Di Kudus, lebih dari 300 petugas medis terpapar Covid-19. Mereka umumnya dalam kondisi baik karena telah divaksin.
Pemerintah juga mendistribusikan vaksin Covid-19 ke Kudus dan Bangkalan masing-masing 50.000 vaksin.
Untuk mengendalikan Covid-19 di Kudus, TNI dan Polri menurunkan empat kompi gabungan, terutama untuk membatasi kegiatan masyarakat di 60 desa yang masuk zona merah. Polri juga membantu pemindahan 1.200 pasien dari isolasi mandiri di rumah-rumah.
Hal serupa diterapkan di Bangkalan. ”Di wilayah yang sepekan ada kenaikan lebih dari 500 kasus Covid-19 diberlakukan manajemen kontingensi penanganan kasus,” kata Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo.
Sementara Gugus Terpadu Covid-19 Surabaya kembali menyekat lalu lintas di Jembatan Suramadu dan menerapkan tes antigen bagi semua pengendara dari Pulau Madura, Senin (7/6). Dari 2.600 pengendara yang menjalani tes antigen, 83 orang di antaranya positif dan dilanjutkan dengan tes PCR.
”Orang dengan hasil tes PCR positif dirujuk ke RS Lapangan atau lainnya. Warga yang hasil tes PCR belum keluar diisolasi di Asrama Haji Sukolilo,” kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Penyekatan dan tes antigen bagi semua pengendara dari Madura akan diberlakukan sampai dua pekan ke depan.
Bupati Bangkalan Abdul Latif Amin Imron menambahkan, kebijakan serupa ditempuh di Jembatan Suramadu wilayah kabupaten terbarat Pulau Madura untuk mengurangi antrean dan kemacetan lalu lintas.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Pemerintah Provinsi Jatim menunjuk enam RS ditambah RS Lapangan Surabaya sebagai rujukan penanganan pasien Covid-19 dari Bangkalan. Rumah sakit lain juga ditunjuk sebagai rujukan, antara lain RSUD Dr Soetomo, RSU Haji, RS Universitas Airlangga, dan RS Primasatya Husada Citra. Satgas juga mendirikan RS Darurat di Badan Pengembangan Surabaya-Madura.
Adapun Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, menyiapkan tempat tambahan untuk isolasi terpusat pasien Covid-19 untuk mengantisipasi lonjakan keterisian Asrama Haji Donohudan Boyolali. Ini karena sebagian pasien asal Kudus diisolasi di tempat itu.
Sementara kluster dari hajatan dan ibadah di gereja muncul di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Ada 50 orang positif berdasarkan tes cepat antigen dan ditindaklanjuti dengan tes PCR. Karantina wilayah terbatas diterapkan untuk mencegah penyebaran. Adapun Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyiapkan 34 lokasi isolasi terkendali dan penginapan bagi tenaga kesehatan.