Situasi pandemi Covid-19 di Jawa Timur memburuk. Bangkalan dan Lamongan menerapkan penguncian atau ”lockdown” terbatas karena lonjakan kasus yang bahkan berdampak fatal atau kematian tenaga kesehatan dan warga.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Kasus Covid-19 sedang melonjak di Lamongan dan Bangkalan, Jawa Timur. Satuan Tugas Covid-19 terpaksa menerapkan penguncian atau lockdown terbatas. Situasi kian memprihatinkan karena Covid-19 merenggut nyawa tenaga kesehatan.
Menurut data Dinas Kesehatan Bangkalan, Minggu (6/6/2021), terjadi peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan terutama di tiga kecamatan, yakni Bangkalan, Arosbaya, dan Klampis. Dalam tiga hari terakhir tercatat 55 kasus baru. Sebanyak 29 kasus di antaranya dari kluster tenaga kesehatan di Arosbaya.
Khusus untuk Arosbaya diterapkan penguncian mikro kurun 1-10 Juni 2021. Covid-19 menyerang 17 tenaga kesehatan Puskesmas Arosbaya dan 12 tenaga kesehatan Puskesmas Tongguh. Bidan Puskesmas Arosbaya, Kusadalina Ekawati (35), berpulang dengan status positif Covid-19.
Penguncian dan penghentian operasional sementara juga ditempuh di Bangkalan. Direktur UOBK RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) dr Nunuk Kristiani, SpRad, dalam keterangan tertulis Sabtu (5/6) menyatakan, pelayanan IGD ditutup kurun 5-8 Juni 2021. Sebabnya, peningkatan kasus Covid-19 yang turut menjangkiti bahkan berdampak fatal bagi tenaga kesehatan.
Menurut Nunuk, RSUD Syamrabu juga sedang berduka karena kehilangan salah satu tenaga terbaiknya, yakni dr Eko Sonny Tejolaksito, SpRad. Tenaga kesehatan ini berpulang dengan status positif Covid-19. Kematiannya di hari yang sama yang menimpa bidan Puskesmas Arosbaya.
Bupati Bangkalan RKH Abd Latif Amin Imron telah melapor kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa tentang lonjakan dan dampak serius Covid-19 yang sedang terjadi di kabupaten terbarat Pulau Madura itu.
Satuan Tugas Covid-19 Bangkalan kesulitan menempuh tes usap PCR dan penelusuran kontak erat karena petugas terutama dari puskesmas banyak yang terjangkit. Tenaga kesehatan terkena Covid-19 karena tidak terlindungi.
Mereka memeriksa masyarakat tanpa alat pelindung diri (APD) memadai. Mereka hanya bermasker sehingga sangat rentan tertular Covid-19 dari masyarakat yang terjangkit, tetapi tidak bergejala.
Pemerintah Kabupaten Lamongan juga menempuh penguncian terbatas di Desa Sidodowo, Kecamatan Modo. Ledakan kasus itu bermula dari warga yang sakit kemudian diperiksa, dites, dan ternyata diketahui positif Covid-19. Warga ini termasuk dalam rombongan pengantin ke Bojonegoro dan Sidoarjo, Jatim.
Dalam sepekan terakhir, ada 36 warga Sidodowo yang positif atau setidaknya reaktif Covid-19 melalui tes. Lima orang di antaranya diketahui meninggal. Desa Sidodowo menempuh penguncian sejak Jumat (4/6/2021) sampai dua pekan mendatang. Aktivitas masyarakat amat dibatasi dan sampai pukul 19.00 WIB serta terpaksa ditempuh penyekatan dengan Desa Kedungwaras.
Mengantisipasi meluasnya penularan Covid-19 dari Bangkalan, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, pelintas ke ibu kota Surabaya melalui Jembatan Suramadu dikenai kebijakan tes usap.
”Yang reaktif terpaksa putar balik atau jika dia warga Surabaya harus isolasi mandiri dan ditangani,” kata Febria.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa belum memberikan pernyataan resmi tentang lonjakan dan penguncian yang sedang ditempuh di Bangkalan dan Lamongan.