Kadin Dorong Pariwisata dan UMKM Sumut Bangkit di Tengah Pandemi
Kadin mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Sumatera Utara melakukan inovasi agar bisa bangkit di tengah pandemi. Pelaku usaha tidak bisa melakukan bisnis seperti biasa dan hanya menunggu pandemi selesai.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kamar Dagang dan Industri atau Kadin mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di Sumatera Utara melakukan inovasi agar bisa bangkit di tengah pandemi. Pelaku usaha tidak bisa melakukan bisnis seperti biasa dan hanya menunggu pandemi selesai. Sektor pariwisata Sumut juga tetap berpeluang bangkit.
”Di tengah pandemi, kebiasaan-kebiasaan berbisnis yang lama harus berubah. Yang tidak berubah pasti tertinggal dan tergilas,” kata Ketua Umum Kadin Eddy Ganefo, dalam acara peluncuran Peluang Usaha di Era Normal Baru dengan Paradigma Baru, di Medan, Sumatera Utara, Sabtu (5/6/2021).
Hadir Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan Dian Prasetyo, Ketua Umum Kadin Sumut Khairul Mahali, dan Staf Ahli Gubernur Sumut Bidang Ekonomi Agus Tripriyono.
Eddy mengatakan, sektor UMKM sangat terdampak pandemi Covid-19 karena pembatasan mobilitas masyarakat. Namun, di sisi lain, produk-produk UMKM sangat berpotensi untuk bangkit di tengah pandemi, tetapi harus mengubah diri dengan pemasaran secara daring. ”UMKM harus merambah ke sektor ekonomi digital agar bisa bangkit dari terpaan pandemi,” kata Eddy.
Menurut Eddy, banyak produk-produk UMKM yang sebenarnya sangat dibutuhkan di tengah pandemi. Karena itu, Kadin juga terus membantu memasarkan produk UMKM di daerah-daerah. ”Produk UMKM dari Sumut akan kami bawa nanti ke Bandung, Makassar, Manado, dan daerah lainnya,” kata Eddy.
UMKM harus merambah ke sektor ekonomi digital agar bisa bangkit dari terpaan pandemi.
Eddy mengatakan, peluang dan nilai ekonomi digital terus meningkat selama pandemi. Karena itu, UMKM juga harus masuk ke sektor ekonomi digital agar bisa memperluas pasarnya.
Sektor pariwisata
Eddy mengatakan, Sumut juga mempunyai kawasan Danau Toba yang telah ditetapkan pemerintah sebagai destinasi superprioritas. Karena itu, inovasi di sektor pariwisata harus dilakukan dalam menghadapi pandemi.
Dengan keharusan karantina warga negara asing 5-7 hari, menurut Eddy, kecil kemungkinan turis asing berwisata selama pandemi. ”Namun, dengan sedikit inovasi saja, seperti membuat karantina wisata, produk pariwisata akan sangat menarik,” kata Eddy.
Menurut Eddy, karantina bisa dilakukan di destinasi-destinasi yang ditata khusus sehingga karantina bisa dilakukan sambil berwisata. Selama ini, karantina pun tetap dilakukan di hotel, hanya memindahkan tempat ke tempat pariwisata. ”Daerah bisa mengusulkan itu ke pusat,” kata Eddy.
Khairul mengatakan, kedatangan Kadin ke Sumut secara khusus untuk mendorong UMKM bangkit lagi. Ia menyebut, salah satu peluang paling besar adalah sektor produksi dan penjualan rempah-rempah. Apalagi, Desember ini akan ada pameran rempah-rempah dunia di Sumut. ”Rempah-rempah dari Sumut juga harus bisa dipasarkan secara digital,” katanya.
Intan Damanik (45), pelaku usaha pengolahan andaliman, mengatakan, ia bersama komunitas petani mulai mengolah andaliman menjadi bubuk minuman siap saji. Selama ini, andaliman digunakan hanya untuk bumbu dapur. ”Penjualannya terus meningkat setelah kami pasarkan secara daring,” katanya.
Intan mengatakan, penjualan minuman andaliman meningkat di tengah pandemi karena dipercaya bisa meningkatkan imun tubuh. Mereka bersama Kadin pun mulai menggagas pasar ekspor andaliman.