Jelang Hari Lingkungan Hidup, Tujuh Orangutan Pulang ke Rumah Baru
Orangutan semestinya tinggal di hutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang tentunya bermanfaat bagi manusia. Namun, masih ada orangutan ditemukan di kawasan perkebunan, bahkan ada yang dijadikan binatang sirkus.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Jelang Hari Lingkungan Hidup Sedunia, tujuh orangutan dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Sebagian besar dari mereka merupakan orangutan yang terjebak di perkebunan kelapa sawit dan hasil repatriasi dari Thailand.
Ketujuh orangutan tersebut terdiri dari tiga orangutan betina dan empat orangutan jantan dengan kisaran umur 3-22 tahun. Mereka sudah menjalani lebih kurang 11-15 tahun rehabilitasi dan reintroduksi di Nyaru Menteng, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tujuh orangutan itu dibawa ke Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) di Kabupaten Katingan melalui jalan darat yang ditempuh selama 14-15 jam. Mereka dibius dan diobservasi selama perjalanan untuk dinilai kondisi kesehatan mereka sebelum dilepasliarkan di habitat barunya.
Chief Executive Officer (CEO) Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) Jamartin Sihite menjelaskan, dalam menjalani masa rehabilitasi pihaknya menjaga semua staf dan orangutan di Pusat Rehabilitasi dan Reintroduksi Nyaru Menteng agar terhindar dari penularan Covid-19. Hal itu dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
”Pelepasliaran ini merupakan kerja sama banyak pihak, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, hingga organisasi mitra global kami,” kata Jamartin, di Palangkaraya, Jumat (4/6/2021).
Sejak 2012 sampai sekarang, Yayasan BOS sudah melepasliarkan 478 orangutan, baik di Kalteng maupun Kalimantan Timur. Di TNBBBR, Yayasan BOS bersama pemerintah telah melepasliarkan setidaknya 174 orangutan.
Setelah pelepasliaran ini, jumlah orangutan yang masih tinggal di Pusat Rehabilitasi dan Reintroduksi Yayasan BOS mencapai 416 orangutan. Rinciannya, sebanyak 295 orangutan tinggal di Kalteng dan 121 orangutan tinggal di Samboja, Kalimantan Timur.
”Tujuan kami membawa semua orangutan ini ke hutan karena di sana adalah rumah atau habitat mereka. Orangutan itu tinggalnya di hutan, bukan di kandang,” kata Jamartin.
Dalam pelepasliaran orangutan yang dilaksanakan secara simbolis di Kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Kalteng, hadir pula Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Indra Exploitasia.
Indra mengungkapkan, pelepasliaran tetap dilakukan meski di tengah pandemi Covid-19. ”Kerja-kerja konservasi tetap meski di tengah pandemi, dengan mengedepankan protokol kesehatan. Kami sangat mengapresiasi semua pihak yang terlibat,” katanya.
Tujuan kami membawa semua orangutan ini ke hutan karena di sana adalah rumah atau habitat mereka. Orangutan itu tinggalnya di hutan, bukan di kandang.
Indra menambahkan, kegiatan pelepasliaran kali ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ”Living in Harmony with Nature: Melestarikan Satwa Liar Milik Negara” yang dicanangkan Menteri KLHK tahun 2021. Kegiatan kali ini sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh setiap tanggal 5 Juni dan menuju Hari Konservasi Alam Nasional pada 10 Agustus mendatang.
”Pemerintah berkomitmen untuk melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia melalui upaya konservasi yang sistematis, yakni perlindungan sistem pendukung kehidupan, pelestarian spesies dan ekosistemnya,” kata Indra.
Pelaksana Tugas Kepala BKSDA Provinsi Kalteng Handi Hasoka menyampaikan, tujuh orangutan yang dilepasliarkan terdapat orangutan yang merupakan hasil repatriasi dari Thailand, lalu ada juga orangutan yang diserahkan oleh warga, dan orangutan yang terjebak di kebun sawit. Semua orangutan tersebut sudah dipastikan bisa hidup di alam bebas sebelum dilepasliarkan. ”Ada juga orangutan yang pernah kami selamatkan bersama tim gabungan dari lembaga lain,” ujarnya.
Handi berharap pelepasliaran bakal terus dilakukan agar hutan kian lestari dan bermanfaat untuk manusia. Dengan ciri dan kebiasaan hidup orangutan, hutan bisa menjadi lebih bermanfaat.