Tingkatkan Gizi Anak, Peternakan Ayam Dibangun di 10 Kampung Asmat
Kementerian Sosial bekerja sama dengan Keuskupan Agats menjalankan program peningkatan gizi bagi warga di Kabupaten Asmat, Papua.
Oleh
fabio maria lopes costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kementerian Sosial bekerja sama dengan Keuskupan Agats menjalankan program peningkatan gizi bagi warga di Kabupaten Asmat, Papua. Program ini meliputi pembuatan peternakan ayam di 10 kampung yang tersebar di delapan distrik (setingkat kecamatan). Hasil telur dari peternakan itu diharapkan menjadi pasokan gizi bagi warga, terutama anak-anak.
Uskup Agats Monsinyur Aloysius Murwito saat dihubungi dari Jayapura, Kamis (3/6/2021), memaparkan, pembuatan peternakan ayam sedang berjalan di 10 kampung itu. Setelah kandang rampung, sebanyak 1.000 ayam petelur akan didatangkan dari Timika.
Di setiap kampung dibangun satu peternakan dengan jumlah 100 ayam. Satu peternakan itu dapat menghasilkan 80 butir telur per hari. ”Kami menargetkan setiap anak di 10 kampung bisa mengonsumsi tiga butir telur per minggu,” kata Aloysius.
Dia menambahkan, program ini dapat meningkatkan asupan gizi anak-anak di daerah pedalaman. Wilayah Kabupaten Asmat terdiri dari rawa-rawa dan sungai dengan banyak kampung tersebar di pelosok yang sulit dijangkau. Satu-satunya transportasi adalah perahu.
Aloysius menuturkan, Kemensos juga membantu Keuskupan Agats untuk membangun lima kios penjualan bahan pokok di daerah pedalaman Kabupaten Asmat. Ini agar warga tidak perlu menempuh waktu hingga berjam-jam untuk membeli bahan pokok di pusat perkotaan Asmat di Agats.
”Saat ini pembangunan kios juga sementara berjalan. Selama ini warga harus menggunakan perahu motor minimal 4 jam untuk membeli beras beberapa kilogram saja,” ungkap Aloysius.
Seperti diketahui, pada Februari 2018, terjadi kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat. Sebanyak 670 anak terkena wabah campak dan gizi buruk, sebanyak 80 anak di antaranya meninggal.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, untuk peningkatan gizi khusus bagi warga di Asmat, Kemensos sudah menganggarkan sekitar Rp 1,7 miliar. Dana itu diberikan melalui koperasi untuk mengembangkan peternakan ayam petelur dan beras fortifikasi.
Dengan pola ini, perbaikan gizi di Asmat diharapkan dapat terus berlangsung tanpa jeda. ”Konsumsi beras fortifikasi memberi penambahan vitamin. Pola sama juga akan diterapkan di Kabupaten Paniai dan Biak,” kata Risma.