Ada Kekeliruan Prosedur di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19 di Kudus
Ada keluarga yang menemani pasien Covid-19, padahal ia sehat. Salah satu penyebab bertambahnya kasus Covid-19 di Kudus adalah masih digelarnya acara tanpa protokol kesehatan yang ketat pascalibur Lebaran.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
KUDUS, KOMPAS — Di tengah kasus positif Covid-19 yang tengah melonjak di Kabupaten Kudus, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendapati kekeliruan prosedur dalam penanganan pasien. Sejumlah pasien terkonfirmasi positif yang sedang dirawat di rumah sakit justru ditemani anggota keluarganya yang sehat.
Ganjar menemukan fakta itu ketika mengecek penanganan Covid-19 di Rumah Sakit dr Loekmono Hadi, Kudus, Senin (31/5/2021). Ia sempat berkomunikasi dengan salah satu anggota keluarga pasien Covid-19 yang tengah diisolasi, yang ternyata hanya menemani. Padahal, ia sendiri sehat. Ganjar kemudian langsung menegur perwakilan RSUD Loekmono Hadi dan Bupati Kudus Hartopo karena hal seperti itu berpotensi membuat kasus kian bertambah.
Hal serupa juga ditemukan di asrama mahasiswa Akademi Kebidanan (Akbid) Kudus. ”Saya minta SOP (prosedur standar operasi) diperketat agar ini tidak menular. Tadi bahaya, maka saya minta dievaluasi langsung hari ini juga. Agar tidak menambah potensi penularan pada yang lain,” kata Ganjar.
Direktur RSUD Loekmono Hadi, Abdul Aziz Achyar, mengatakan akan menindaklanjuti perintah pengetatan prosedur dalam penanganan Covid-19, termasuk SOP bagi pasien yang diisolasi. ”Tentu akan kami evaluasi sesuai arahan Pak Gubernur,” ujarnya.
Adapun Pemkab Kudus dan pihak RSUD Loekmono Hadi telah menyiapkan ruangan dan tempat tidur tambahan, salah satunya di asrama Akademi Kebidanan Kudus. Adapun Pemprov Jateng dan pemerintah pusat pun siap membantu. Begitu juga rumah sakit di Kota Semarang, terutama RSUD KRMT Wongsonegoro, bakal menampung rujukan dari Kudus.
Abdul Aziz mengatakan, pada Senin (31/5/2021) siang seluruh tempat tidur isolasi di rumah sakit itu memang sudah penuh. Dari 138 tempat tidur yang disediakan, tak satu pun yang kosong. Namun, di asrama Akbid Kudus masih ada sejumlah ruangan yang bisa menjadi tempat isolasi mandiri pasien Covid-19.
”Kami juga dibantu dari RSUD Ketileng (RSUD KRMT Wongsonegoro) Semarang. Kemarin sudah dibawa ke Semarang sebanyak delapan pasien, (Minggu) tadi malam tiga pasien. Jadi, posisinya agak lega. Namun, sekarang isolasi memang penuh,” ucap Aziz.
Sementara itu, di RS Mardi Rahayu Kudus, tingkat keterisian tempat tidur pasien Covid-19 mencapai 91 persen. Direktur Utama RS Mardi Rahayu, Pujianto, menuturkan, pihaknya tengah membangun tempat isolasi baru di Gedung Immanuel, dengan kapasitas 18 tempat tidur. Diperkirakan, Selasa (1/6) besok sudah dapat digunakan.
Gelar acara
Salah satu kontribusi penambahan kasus Covid-19 di Kudus, yakni masih digelarnya acara di beberapa tempat tanpa protokol kesehatan yang ketat pascalibur Lebaran. Salah satunya di Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kudus. Di desa itu, terdapat 11 orang terkonfirmasi positif dan satu di antaranya meninggal.
Kepala Desa Pedawang Sofian mengatakan, meski sudah diingatkan, beberapa warga masih menggelar acara sesudah Lebaran. ”(Penularan) ada tiga keluarga, 11 orang, dan satu meninggal. Namun, hari ini rata-rata kondisinya sudah membaik. Mereka isolasi mandiri di rumah masing-masing,” ujarnya.
Ganjar pun mengusulkan Desa Pedawang ditutup jika pergerakan orang masih sulit dibatasi. ”Maka, ini yang disebut lockdown tingkat RT. Inilah fungsi PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) mikro. Dengan cara itu mudah-mudahan kasus Covid-19 bisa dikendalikan,” tuturnya.
Berdasarkan data Pemkab Kudus, hingga Minggu (30/5/2021) terdapat 7.458 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 1.198 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 5.644 orang sembuh, dan 616 orang meninggal. Kasus melonjak dalam sepekan terakhir karena pada Minggu (23/5) terdapat 488 kasus aktif.
Sementara itu, menurut data Corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Senin (31/5/2021) pukul 12.00, terdapat 203.617 kasus positif Covid-19 kumulatif dengan rincian 9.185 orang dirawat/isolasi (kasus aktif), 181.519 orang sembuh, dan 12.913 orang meninggal. Dari data tersebut, terjadi lonjakan karena pada pekan lalu, Senin (24/5), hanya terdapat 6.800 kasus aktif.