Tenaga Kesehatan di RSUD Cilacap Tidak Terpapar Varian India
Hasil pemeriksaan virus pada tenaga kesehatan di RSUD Cilacap bukan varian India. Masyarakat diimbau tenang dan tetap menjaga protokol kesehatan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Sebanyak 12 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap yang positif Covid-19 dipastikan tidak terpapar virus varian baru India atau B.1.617.2. Namun, masyarakat diminta waspada dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Hasil itu didapatkan lewat pemeriksaan genome sequencing. Dengan ini, kluster virus varian India hanya terjadi pada 13 anak buah kapal asal Filipina. Kini sebagian besar pasien itu sudah membaik.
Wakil Bupati Cilacap Syamsul Aulia Rahman, Senin (31/5/2021), mengatakan, hasil itu tidak akan menghentikan penelusuran kasus penularan pada 52 tenaga kesehatan yang tertular. ”Mungkin ada faktor kelelahan atau yang lain. Ini nanti akan dievaluasi bagaimana agar tenaga kesehatan lainnya tidak tertular, termasuk meningkatkan imun,” papar Aulia.
Aulia mengatakan, potensi masuknya varian baru Covid-19 rentan terjadi karena Cilacap memiliki pelabuhan besar. Namun, kerentanannya bisa ditekan bila protokol kesehatan tetap dijaga dan pengurangan mobilitas terus dilakukan. ”Kita juga akan terus meningkatkan koordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai upaya preventif,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Pramesti Griana Dewi mengatakan, 4 dari 13 anak buah kapal Filipina masih dirawat di RSUD Cilacap. ”Kondisinya bagus dan masih menunggu evaluasi PCR. Sudah sekali negatif, masih menunggu satu kali lagi,” papar Pramesti.
Selain itu, 26 orang dari 52 tenaga kesehatan dan kontak eratnya yang terpapar Covid-19 masih dinyatakan positif Covid-19. Mereka, kata Pramesti, diisolasi di RS Priscilla Medical Center.
Terkait dengan pelaksanaan vaksinasi, lanjut Pramesti, dari sekitar 120.000 dosis yang didistribusikan ke Cilacap, lebih kurang 100.000 dosis di antaranya sudah disuntikan. Sejauh ini, laju vaksinasi dinilai cukup tinggi.
”Termin terakhir, dapat sekitar 45.000 dosis lagi dan akan dijadwalkan ke lansia dan pra lansia. Bila sebelumnya hanya lansia 60 tahun ke atas, sekarang pra lansia di atas 50 tahun,” paparnya.