Ganjar Pranowo Kenang Peran Puan dalam Kemenangannya di Pilgub 2013
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan bahwa dirinya tak berkonflik dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI-P Puan Maharani. Menurut dia, Puan berperan penting dalam kemenangannya di Pilgub 2013.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan, dirinya tidak ada masalah dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDI-P Puan Maharani, seperti yang ramai diperbincangkan belakangan. Ganjar pun mengenang bagaimana peran penting Puan ketika ia memenangi Pemilihan Gubernur Jateng pada 2013.
Ucapan Ganjar itu terkait dengan polemik yang muncul nyaris sepekan terakhir. Polemik mencuat saat Ganjar tidak diundang dalam pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di kantor DPD PDI-P Jateng di Semarang, Sabtu (22/5/2021). Padahal, para kepala daerah se-Jateng diundang pada acara yang dihadiri Puan tersebut.
”Saya mengikuti apa yang ada di medsos (media sosial). Sungguh-sungguh saya tidak enak. Saya sangat hormat sama Mbak Puan. Saya ingat dan belum lupa ketika elektabilitas saya sangat rendah di (Pilgub) 2013 lalu. Mbak Puan-lah sebenarnya komandan tempurnya,” kata Ganjar seusai rapat paripurna di Gedung DPRD Jateng, Kota Semarang, Jumat (28/5/2021).
Pada Pilgub 2013, kata Ganjar, ia tak memiliki modal, tetapi kemudian partai bergerak hingga akhirnya menang. Saat itu, pasangan Ganjar-Heru Sudjatmoko mengalahkan Bibit Waluyo-Sudjiono dan Hadi Prabowo-Don Murdono.
”Inilah cara penghormatan saya ke Mbak Puan karena sampai hari ini saya tidak pernah berkonflik dengan beliau. Baik-baik saja. Bahkan, pada saat saya sowan Ibu (Megawati Soekarnoputri) untuk halalbihalal, Mbak Puan juga ada dan kami sempat bercanda. Jadi, ketika kemudian di medsos seperti itu, saya sungguh kaget. Saya ini orang Jawa. Kader partai, yang diajari untuk mendhem jero, mikul dhuwur (menghormati kelebihan, tetapi juga menghargai kekurangan orangtua),” katanya.
Diberitakan sebelumnya, kontestasi menuju Pemilu 2024 ditengarai mulai muncul di level internal PDI-P dengan tidak diundangnya Ganjar ke acara DPD PDI-P Jateng. Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDI-P Jateng Bambang Wuryanto menilai Ganjar terlalu berambisi dengan jabatan presiden (Kompas, 24/5/2021).
Sikap Ganjar itu, menurut Bambang, tak baik bagi keharmonisan partai. Ia juga mengingatkan bahwa tingginya elektabilitas Ganjar saat ini hanya terdongkrak dari pemberitaan media dan media sosial. Derajat keterpilihan saat ini pun belum bisa dijadikan patokan keberhasilan dalam pilpres.
Adapun Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto, Senin (24/5/2021), menegaskan, parpol dalam kondisi solid. Tidak diundangnya Ganjar pada acara yang digelar DPD PDI-P Jateng tak serta-merta menunjukkan telah terjadi konflik internal terkait pemilihan kandidat presiden/wakil presiden untuk Pilpres 2024.
”Semua kader paham bagaimana mekanisme untuk penetapan capres dan cawapres sehingga terkait hal tersebut tidak ada persoalan,” kata Hasto (Kompas, 25/5/2021).
Dosen ilmu politik Universitas Negeri Semarang, Cahyo Seftyono, menuturkan, Ganjar Pranowo adalah kader PDI-P yang paling stabil pada tiga hingga lima besar dalam sejumlah survei elektabilitas calon presiden 2024. Ia meyakini, setiap partai, termasuk PDI-P, ingin calonnya menang pada pilpres. PDI-P pun, menurut dia, pasti terus memantau perkembangan hasil survei menjelang Pilpres 2024.
”Dalam perkembangannya memang ada dinamika internal. Namun, saya melihat dari PDI-P sendiri sebenarnya tidak ada masalah. Partai hanya memberi sinyal karena Mas Ganjar terlihat mulai sangat aktif di media sosial sehingga DPD PDI-P Jateng menyentil agak keras. Jadi, (peristiwa di Semarang) sedang diingatkan,” ujar Cahyo.