Dua Pasien Terpapar Mutasi Virus Baru Covid-19 di Surabaya Sembuh
Pasien Covid-19 yang terjangkit mutasi virus korona B.1.1.7 dan B.1.351 bisa disembuhkan. Namun, penanganan pandemi Covid-19 harus tetap terpadu dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Dua buruh migran asal Jember dan Sampang di Jawa Timur yang terjangkit mutasi virus korona dari Inggris dan Afrika Selatan dinyatakan telah sembuh. Buruh migran dari Malaysia itu dirawat di Rumah Sakit Lapangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 2 Surabaya.
Demikian diutarakan Penanggung Jawab RS Lapangan Surabaya Laksamana Pertama IDG Nalendra Djaya Iswara dalam jumpa pers, Selasa (25/5/2021). ”Keduanya telah dinyatakan sembuh, tetapi di daerah masing-masing menjalani isolasi tambahan selama sepekan,” katanya.
Buruh migran pertama yang terjangkit mutasi B.1.1.7 Inggris itu berjenis kelamin perempuan dan berasal dari Sampang. Pasien masuk RS Lapangan pada Jumat (7/5/2021) dengan kondisi gejala klinis ringan, tanpa penyakit penyerta atau komorbid. Setelah perawatan 14 hari dan dua kali tes usap PCR negatif, pasien diperkenankan pulang pada Kamis (20/5/2021).
”Ibu ini ternyata dalam kondisi hamil sekitar tiga bulan, tetapi punya daya tahan tubuh yang sangat baik sehingga cepat sembuh dan telah pulang,” ujar Nalendra.
Pasien lainnya terjangkit mutasi B.1.351 Afrika Selatan berkelamin lelaki dan berasal dari Jember. Dia masuk RS Lapangan bersama dengan pasien B.1.1.7 dengan kondisi tanpa gejala, tetapi punya penyakit bawaan darah tinggi dan diabetes. Setelah perawatan 17 hari dan dua kali tes usap PCR negatif, pasien baru keluar dari RS Lapangan pada Senin (24/5/2021).
”Yang perlu kami sampaikan adalah bahwa pasien Covid-19 mutasi baru bisa disembuhkan, tetapi jangan kendur dalam menerapkan protokol kesehatan untuk menekan potensi penularan,” ujar Nalendra. Pasien yang telah sembuh tetap harus menjalani isolasi tambahan selama sepekan dan disiplin protokol kesehatan.
Yang perlu kami sampaikan adalah bahwa pasien Covid-19 mutasi baru bisa disembuhkan, tetapi jangan kendur dalam menerapkan protokol kesehatan untuk menekan potensi penularan. (Laksamana Pertama IDG Nalendra Djaya Iswara)
Sampai dengan Selasa itu RS Lapangan masih merawat 63 pasien. Sebanyak 34 pasien adalah buruh migran dari mancanegara. Artinya, ada 29 pasien bukan buruh migran alias warga Jatim. RS Lapangan telah menangani 91 buruh migran yang 57 orang di antaranya sudah pulang dengan kondisi dinyatakan sembuh.
”Jumlah pasien lokal (bukan buruh migran) memang sedikit, tetapi mungkin mulai bulan depan (Juni) akan terlihat kenaikannya,” kata Nalendra. Kenaikan kasus berpotensi terjadi setidaknya tiga pekan setelah Lebaran (13-14 Mei 2021).
Dalam masa Ramadhan dan Lebaran, mobilitas masyarakat tetap ada, bahkan mungkin tinggi meski ada pembatasan dan larangan. Pergerakan manusia yang kemudian menimbulkan kontak dekat memicu penularan Covid-19.
Menurut catatan sukarelawan RS Lapangan, sebanyak 10.338 buruh migran asal Jatim yang bekerja di mancanegara telah datang sampai dengan Selasa ini. Diperkirakan masih akan ada kedatangan 7.000 buruh migran sehingga potensi penambahan kasus Covid-19 masih ada.
Fauqa Arinil Aulia, spesialis patologi klinis dan dokter penanggung jawab pasien RS Lapangan Surabaya, menambahkan, penanganan pasien buruh migran sesuai dengan protokol yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan, yakni isolasi minimal 14 hari.
Alurnya, buruh migran yang mendarat di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo diperiksa dan dibawa ke Asrama Haji Sukolilo untuk karantina dan tes usap PCR. Yang positif dibawa ke RS Lapangan untuk ditangani secara intensif.
”Di RS Lapangan, pasien lokal dipisahkan dengan buruh migran. Mereka punya zona sendiri dan kami awasi agar tidak kontak dekat. Pasien yang kena mutasi virus diisolasi sendiri di kamar terpisah,” ujar Fauqa.
Sejauh ini RS Lapangan telah mengirim sampel tes usap PCR milik 42 buruh migran, tetapi yang terkonfirmasi ada mutasi virus B.1.1,7 atau B.1.351 baru dua orang.
Fauqa mengatakan, prinsip penanganan pasien Covid-19 di RS Lapangan ialah membangkitkan daya tahan tubuh dan menjaga pasien agar tidak tertekan. Pasien diberi vitamin dan makanan minuman bergizi, diminta rutin senam pagi, dan berjemur. Setiap keluhan kesehatan ditangani secara proporsional dan hati-hati.
Pasien buruh migran harus menjalani isolasi 14 hari sesuai protokol, dipantau kesehatannya. Jika dua kali tes usap negatif serta tidak ada keluhan, bisa dipulangkan setelah mendapat persetujuan tim dokter.
Mengutip laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, secara akumulatif sampai dengan hari ini, Covid-19 telah menjangkiti 153.122 orang Jatim. Jumlah ini bertambah 227 orang dibandingkan dengan Senin (24/5/2021).
Secara akumulatif, pasien yang sembuh 140.309 orang atau mayoritas. Jumlah itu bertambah 212 orang dibandingkan dengan kemarin. Namun, Covid-19 juga telah membawa kematian bagi 11.237 jiwa warga Jatim, sedangkan yang masih dirawat sebanyak 1.576 pasien.