RS Lapangan Surabaya Tangani Buruh Migran Terjangkit Virus Korona Mutasi Baru
Pandemi Covid-19 di Jawa Timur melandai tetapi harus diwaspadai karena sudah ditemukan tiga warga yang terjangkit mutasi baru virus korona yakni B117 dan B1351 yang lebih menular daripada SARS-CoV-2.
Oleh
AMBROSIUS HARTO/ AGNES SWETTA PANDIA
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Dua buruh migran asal Jember dan Sampang yang datang dari Malaysia diketahui terjangkit virus korona mutasi baru. Mereka masih dalam penanganan tim dokter Rumah Sakit Lapangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan 2 Surabaya, Jawa Timur.
Menurut catatan RS Lapangan Surabaya, kedua buruh migran itu datang dari Malaysia pada Selasa (11/5/2021). Mereka dikarantina di Asrama Haji Sukolilo, menjalani tes usap, dan diketahui positif terjangkit sehingga dibawa untuk ditangani di RS Lapangan Surabaya, Jalan Indrapura.
”Keduanya dirawat di kamar khusus dan terpisah dari pasien lainnya,” ujar Penanggung Jawab RS Lapangan Surabaya Laksamana Pertama IDG Nalendra Djaya Iswara dan keterangan pers, Selasa (18/5/2021). Buruh migran yang ditangani terpisah itu terpapar mutasi baru B117 Inggris dan B1351 Afrika Selatan yang berkarakter lebih cepat menular dan dikhawatirkan berdampak lebih buruk daripada SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
Menurut Nalendra, mutasi baru lebih cepat menular 35-75 persen daripada SARS-CoV-2. Pasien terus lelah, lesu, nyeri otot, mual, pusing, dan demam. Karena berkarakter lebih menular, tim dokter memisahkan dua buruh migran itu dari pasien lainnya. Tim dokter lebih saksama menangani pasien, terutama dua pekerja yang terjangkit mutasi baru itu.
Dokter spesialis paru RS Lapangan Surabaya, Nevy Shinta Damayanti, menambahkan, gejala pasien mutasi baru dengan pasien Covid-19 agak mirip. Untuk dua buruh itu, kondisi kesehatan membaik dan tidak mengalami gejala yang mencemaskan. Misalnya, kedua pekerja tidak mengalami desaturasi yang berkaitan dengan gagal napas.
Menurut Shinta, kedua buruh telah menjalani dua kali tes usap dan hasilnya negatif. Namun, tim dokter belum memperkenankan keduanya keluar. Kedua pekerja itu harus menjalani masa isolasi 14 hari di RS Lapangan. Isolasi lebih lama karena tim dokter masih harus mengobservasi pasien. Dikhawatirkan, gejala lebih berat karena mutasi baru itu muncul setelah 14 hari.
Perjalanan dinas
Secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana mengatakan, sebelum dua buruh itu, ada kasus serupa dan dialami seorang pasien asal Mojokerto. Pasien ini terjangkit B117 Inggris dengan riwayat perjalanan dinas secara berkelompok ke Kongo, Afrika, Februari 2012. Setiba di Jatim, kelompok ini diperiksa dan ditemukan seorang terjangkit Covid-19.
Kami terus mewaspadai potensi peningkatan kasus dari mutasi baru sehingga penanganan pelaku perjalanan dari mancanegara ditangani satu pintu. (Herlin Ferliana)
Pasien terjangkit ditangani dan diteliti lebih saksama dan hasilnya diketahui pada April lalu bahwa dia terjangkit mutasi baru. Pasien telah dinyatakan negatif atau sembuh. Menurut Herlin, seluruh orang yang pernah kontak erat dengan pasien itu telah ditelusuri dan diperiksa. Namun, hanya warga itulah yang terinfeksi dan telah sembuh.
”Kami terus mewaspadai potensi peningkatan kasus dari mutasi baru sehingga penanganan pelaku perjalanan dari mancanegara ditangani satu pintu,” kata Herlin. Semua penumpang diperiksa dan dikarantina di Asrama Haji atau fasilitas lain atas sepengetahuan dan persetujuan Satuan Tugas Covid-19 Jatim. Yang positif ditangani di RS Lapangan Surabaya.
Adapun situasi pandemi di Jatim masih melandai. Namun, satgas berharap aparatur terpadu dan warga tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, memperhatikan situasi yang dalam masa pengetatan mobilitas masyarakat sampai Senin (24 Mei 2021) dan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berbasis mikro sampai Senin (31 Mei 2021).
Bahkan, menurut laman resmi https://covid19.go.id/peta-risiko, situasi pandemi di Jatim sedang bergerak ke kecenderungan membaik. Hal ini dilihat dari penambahan kabupaten/kota yang berada dalam tingkat risiko penularan rendah atau zona kuning. Ada 17 kabupaten/kota berstatus zona kuning dari sebelumnya 12 daerah.
Dari laman resmi http://infocovid19.jatimprov.go.id/, 12 kabupaten/kota itu adalah Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan di Pulau Madura. Selanjutnya, Lamongan, Tuban, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, dan Situbondo. Lima daerah yang kembali ke zona kuning adalah Kabupaten Mojokerto, Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, dan Kota Probolinggo.
Sejak awal bulan, penambahan kasus harian berada dalam kisaran 141-290 orang. Jumlah itu masih jauh di bawah situasi yang buruk pada Januari, Februari, dan Maret. Triwulan pertama, penambahan kasus pernah tembus 1.000 dalam sehari. Meski situasi melandai, masyarakat diminta tidak lengah dan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Surabaya diperketat
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengungkapkan, Pemerintah Kota Surabaya terus meningkatkan pengetatan protokol kesehatan (prokes) dan semakin memasifkan vaksinasi, terutama pelayanan publik dan lanjut usia (lansia). Untuk itu lurah dan camat diminta menjaga wilayahnya dengan berinovasi sebaik mungkin sesuai dengan kondisi daerah setempat.
Selain itu, Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo juga harus dibangkitkan kembali dengan melibatkan seluruh perwakilan lapisan masyarakat untuk menjadi bagian dari satuan petugas (satgas) Covid-19.
”Anggota satgas tidak hanya RT/RW dan pengurus lain, tetapi juga melibatkan semua unsur untuk menjadi bagian dari satgas. Mulai dari perwakilan karang taruna, kader, dan PKK. Dengan demikian, semuanya tersentuh karena kedekatan emosional juga berpengaruh,” kata mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Upaya lain, camat sebagai pemilik wilayah untuk mengetahui mobilisasi warganya, dibantu dengan lurah, RT/RW, ataupun tiga pilar. Hal ini menjadi penting dilakukan demi mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pasca-libur Lebaran.
”Jangan sampai kota yang sudah dijaga sepenuh hati justru terjadi lonjakan kasus pasca-Lebaran. Tolong Bapak Ibu, lebih dimaksimalkan satgas dan pengawasan di masing-masing wilayah demi menekan angka penyebaran Covid-19 dan pertumbuhan ekonomi kota,” ujar Eri.
Oleh sebab itu, Eri meminta ketika ada warga yang baru pulang dari luar kota, satgas Covid-19 setempat, wajib memastikan mereka telah membawa surat bebas Covid-19 dengan menunjukkan hasil tes swab atau rapid antigen. Apabila warga belum memiliki, satgas wajib mengarahkan untuk swab dan kemudian isolasi mandiri hingga hasilnya dinyatakan negatif.
Anggota satgas tidak hanya RT/RW dan pengurus lain, tetapi melibatkan semua unsur untuk menjadi bagian dari satgas. (Eri Cahyadi)
Pada kesempatan itu Wali Kota Eri juga menegaskan, percepatan pendistribusian vaksinasi. Terutama bagi pelayanan publik, lansia, ataupun Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK). Jika suatu wilayah atau daerah semakin cepat melakukan vaksinasi menghabiskan stok, maka pemerintah pusat dan provinsi akan semakin cepat pula mengirimkan dosis vaksin kepada wilayah itu.