Pemerintah Kota Surabaya bersiap melaksanakan vaksinasi tahap ketiga dengan harapan segera dapat mencapai kekebalan kelompok ditengah pandemi Covid-19 yang belum mereda.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur, persiapkan vaksinasi tahap ketiga. Mulai Juni 2021, sasaran vaksinasi tahap ketiga adalah kelompok masyarakat yang belum vaksinasi tahap kedua ditambah penyandang disabilitas, orang dengan gangguan jiwa, dan masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, buruh, pegawai, atau karyawan peserta vaksinasi gotong royong.
Dikutip dari laman resmi https://vaksin.kemkes.go.id/, di Surabaya, pada vaksinasi tahap pertama dan kedua sampai dengan Senin (24/5/2021), warga yang sudah menerima suntikan vaksin dosis satu sebanyak 627.835 orang. Adapun warga yang sudah menerima suntikan vaksin dosis satu dan dua sebanyak 404.352 orang. Dengan demikian, yang belum menerima dosis dua ada 223.483 orang.
Vaksinasi di Surabaya menjadi yang tercepat di antara 38 kabupaten/kota di Jatim. Di Jatim, penerima vaksin dosis satu ada 2.393.671 orang. Sebanyak 627.835 orang di antaranya warga Surabaya atau setara dengan 26,2 persen penerima se-Jatim.
Adapun penerima vaksin dosis satu dan dua di Jatim baru mencapai 1.342.126 orang. Sementara di Surabaya, warga yang telah selesai divaksin mencapai 404.352 orang atau 30,1 persen.
Adapun total sasaran vaksinasi di Surabaya sekitar 2,3 juta jiwa yang merupakan kelompok usia dewasa sampai lanjut usia. Populasi di Surabaya menurut sensus 2020 mencapai 2,87 juta jiwa. Data itu menunjukkan jumlah warga yang telah selesai divaksin (dosis satu dan dua) baru 17,6 persen dari sasaran wajib.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita, program vaksinasi sesuai rancangan pemerintah pusat berlangsung sampai dengan tahap keempat. Vaksinasi untuk seluruh sasaran ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Adapun vaksinasi tahap ketiga direncanakan dimulai pada Juni 2021 sekaligus menyelesaikan sasaran tahap kedua. ”Kami tetap berupaya agar vaksinasi di Surabaya berjalan serentak atau masif,” kata Febria.
Kami tetap berupaya agar vaksinasi di Surabaya berjalan serentak atau masif. (Febria Rachmanita)
Pada vaksinasi tahap kedua dengan sasaran terutama warga lanjut usia dan kelompok masyarakat tertentu, petugas menerapkan metode mendatangi sasaran ke rumah (door to door). Cara ini membantu sasaran warga lanjut usia yang tidak bisa datang ke puskesmas atau layanan vaksinasi terdekat yang telah ditentukan mendapatkan vaksinasi dengan mudah.
Untuk kelompok masyarakat tertentu, misalnya pedagang asongan yang telah ditetapkan sebagai penerima vaksinasi tahap kedua, mereka juga amat mungkin ada yang kesulitan datang ke layanan vaksinasi sehingga perlu didatangi oleh petugas puskesmas.
”Sistem door to door dilaksanakan oleh petugas puskesmas dengan target sasaran 300 orang per hari sampai dengan akhir Mei. Ini untuk memperluas cakupan target vaksinasi,” kata Febria.
Meski cakupan vaksinasi di Surabaya termasuk tercepat, bukan berarti tidak meninggalkan masalah. Vaksinasi di Surabaya mengutamakan warganya. Sementara warga bukan Surabaya kurang mendapat prioritas.
Hal ini diutarakan oleh sosiolog Universitas Brawijaya, Malang, Anton Novenanto, yang belum bisa mendapat vaksin meski namanya tercantum sebagai sasaran siap divaksin. ”Karena pandemi Covid-19, saya tinggal di Surabaya. Saya tidak bisa vaksin di Surabaya karena tidak ber-KTP Surabaya,” kata Novenanto.
Dosen sosiologi ini sudah mengurus administrasi ke RT, RW, kelurahan, dan kecamatan di kediaman awalnya di Surabaya. Namun, meski sudah menghabiskan waktu, pada akhirnya jika ingin divaksin harus pergi ke Malang.
”Di sini memperlihatkan bahwa kebijakan vaksinasi itu sangat sektoral, tidak bisa berlaku nasional,” kata Novenanto, yang akrab disapa Nino itu.
Di Surabaya sebenarnya banyak juga warga luar yang menjalani vaksinasi di ibu kota Jatim tersebut. Mereka kebanyakan tenaga pendidikan dan warga lanjut usia dari Gresik dan Sidoarjo.
Mereka bekerja atau pernah bekerja di Surabaya sehingga turut diurus vaksinasinya oleh lembaga tempat bekerja, misalnya sekolah dan kampus. Vaksinasi dilakukan di puskesmas, tempat kerja, atau lokasi terpilih, misalnya gedung atau pusat belanja.
Di Surabaya, beberapa pusat belanja juga ditetapkan menjadi sentra layanan vaksinasi. Misalnya pusat belanja Grand City menjadi sentra vaksinasi bagi warga lanjut usia dan pegawai BUMN. Peserta vaksinasinya datang dari seluruh penjuru Jatim karena berstatus pegawai BUMN dan belum mendapat prioritas vaksinasi di kabupaten/kota di luar Surabaya tempat mereka bekerja.