Hasil Kolaborasi, Universitas Surabaya Fasilitasi Vaksinasi ”Drive Thru”
Surabaya terapkan vaksinasi Covid-19 ”drive thru” atau layanan tanpa turun di Universitas Surabaya. Berbagai terobosan dalam pelayanan vaksinasi perlu terus ditempuh untuk mempercepat pencapaian kekebalan kelompok.
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Universitas Surabaya di Kota Surabaya, Jawa Timur, memfasilitasi percepatan vaksinasi Covid-19 dengan mengoptimalkan area parkir untuk program penyuntikan vaksin AstraZeneca secara layanan tanpa turun (drive thru) kendaraan, Minggu (27/3/2021). Sistem ini ditujukan bagi target sasaran warga lanjut usia.
Vaksinasi Covid-19 layanan tanpa turun (lantatur) di Ubaya bukan yang pertama di Indonesia. Sebelumnya, konsep ini dilakukan di Jakarta dan Bogor untuk percepatan vaksinasi kepada sasaran khususnya warga lansia. Pembukaan lantatur untuk vaksinasi merupakan upaya Surabaya dan Jatim untuk mempercepat program vaksinasi.
”Daerah tercepat dalam proses vaksinasi mendapat prioritas untuk pengiriman vaksin,” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu seusai peninjauan vaksinasi Covid-19 lantatur di Ubaya.
Menurut catatan Kementerian Kesehatan, wilayah Jatim, termasuk Surabaya, merupakan daerah dengan kinerja vaksinasi terbaik untuk sementara ini. Kota Surabaya terdepan di antara kabupaten/kota, sedangkan Jatim yang tercepat di antara provinsi se-Indonesia. Agar vaksinasi tetap cepat dan menjadi daerah prioritas pengiriman vaksin dari pusat, Surabaya dan Jatim perlu terus menempuh berbagai terobosan. Salah satunya membuka mekanisme lantatur.
Maxi mengatakan, lantatur di Ubaya mampu memberikan vaksinasi bagi 500 sasaran terutama warga lanjut usia dalam sehari. Kapasitas akan ditingkatkan menjadi 1.000 sasaran dalam sehari. Menurut dia, vaksinasi lantatur juga bisa dibuka di tempat-tempat lain, terutama rumah sakit. ”Semakin cepat vaksinasi diharapkan semakin cepat pula terwujud kekebalan kelompok (herd immunity),” ujarnya.
Vaksinasi lantatur di Ubaya merupakan hasil kolaborasi swasta, pemerintah, dan pendidikan, yakni Halodoc, Gojek, Technoplast, RS Husada Utama, Kementerian Kesehatan, Pemerintah Kota Surabaya, dan Ubaya. Sasaran vaksinasi adalah kalangan warga lansia, mitra Gojek, dan tenaga pendidikan Ubaya. Mereka terlebih dahulu mendaftar untuk vaksinasi melalui Halodoc, RS Husada Utama, pemerintah, dan Ubaya.
Selanjutnya warga yang sudah mendaftar akan disuntik vaksin di dalam mobil atau di atas sepeda motor kemudian parkir 30 menit untuk observasi dampak. Jika tidak ada keluhan atau kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI), sasaran boleh melanjutkan perjalanan dari Ubaya.
Warga yang sudah mendaftar akan disuntik vaksin di dalam mobil atau di atas sepeda motor kemudian parkir 30 menit untuk observasi dampak.
Salah satu pengemudi Gojek, Haryanto, mengatakan bersyukur karena telah mendapat vaksinasi dosis pertama. Haryanto meyakini vaksinasi penting untuk menekan potensi penularan Covid-19 (Coronavirus disease 2019) akibat virus korona jenis baru (SARS-CoV-2). ”Meski vaksin bukan obat, ada perasaan lebih tenang beraktivitas di masa pandemi ini,” katanya.
Sekretaris Kota Surabaya sekaligus Ketua Satuan Tugas Covid-19 Surabaya Hendro Gunawan mengatakan, metode lantatur akan coba diterapkan dalam vaksinasi oleh aparatur kesehatan. Sejauh ini, Surabaya menggelar vaksinasi secara serentak pada lebih dari 100 fasilitas kesehatan, termasuk 64 puskesmas.
”Pada prinsipnya, Surabaya ingin terus cepat mendapatkan dan memberikan vaksin sehingga percepatan dapat benar-benar dicapai,” kata Hendro.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menambahkan, sejak vaksinasi digelar pada pertengahan Januari 2021, di Surabaya, tercatat lebih dari 238.000 jiwa tenaga kesehatan, aparatur pelayanan publik, warga lanjut usia, dan kelompok rentan telah menerima vaksinasi.
Meski disebut tertinggi di Indonesia, jumlah warga yang sudah divaksinasi di Surabaya baru mencapai 8,2 persen dari total populasi sekitar 2,875 juta jiwa. ”Kami tidak akan menunda agar pelayanan vaksinasi dapat diberikan dengan cepat,” kata Febria.
Vice President Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintahan Gojek Gautama Adi Kusuma mengatakan, layanan vaksinasi bersama Halodoc akan ditingkatkan sehingga bisa lebih cepat menjangkau seluruh mitra perusahaan aplikasi transportasi ini.
Sementara Head of Lab Halodoc, Theresia Novi, mengatakan, kerja sama dalam vaksinasi lantatur yang difasilitasi oleh Halodoc dan mitra lainnya telah diadakan di dua lokasi, yakni di Jakarta dan Bogor. Sejauh ini, sebanyak 25.000 sasaran vaksinasi telah mendapat suntikan vaksin di dua daerah tersebut melalui mekanisme lantatur.
Rektor Ubaya Benny Lianto mengatakan, kampus-kampus perlu diajak kerja sama setidaknya sebagai salah satu fasilitas untuk pelayanan vaksinasi. Vaksinasi untuk tenaga pendidikan perguruan tinggi, yakni kalangan dosen dan karyawan, juga sedang berlangsung.
”Sebagai rasa terima kasih dan tanggungjawab untuk turut terlibat dalam penanganan Covid-19, Ubaya siap membantu menyukseskan program vaksinasi. Jika ada fasilitas yang bisa dimanfaatkan, akan kami maksimalkan, seperti area parkir untuk drive thru ini,” kata Benny.