Kluster Keluarga dan Lapas Picu Lonjakan Kasus Covid-19 di Jateng
Proporsi terbesar kluster penularan Covid-19 di Jawa Tengah adalah keluarga 62,4 persen, lembaga permasyarakatan 18,7 persen, dan agama 11,5 persen. Kabupaten Cilacap, Kudus, dan Kendal menjadi perhatian.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Kabupaten Cilacap, Kudus, dan Kendal menjadi tiga daerah di Jawa Tengah yang disorot belakangan akibat lonjakan kasus Covid-19. Lonjakan kasus di tiga daerah tersebut dipicu penularan virus korona baru di lingkungan keluarga dan lembaga permasyarakatan.
Menurut data laman corona.jatengprov.go.id, yang dimutakhirkan pada Senin (24/5/2021) pukul 12.00, terdapat 197.753 kasus positif kumulatif di Jateng, dengan rincian 6.800 orang dirawat, 178.414 sembuh, dan 12.539 meninggal. Ada penambahan 6.864 kasus positif dalam dua pekan terakhir.
”Ada tren peningkatan kasus harian hingga minggu ke-20 (tahun 2021) akibat liburan mudik atau yang nekat mudik. Proporsi kluster terbesar itu, keluarga 62,4 persen, lapas (lembaga permasyarakatan) 18,7 persen, dan kluster agama 11,5 persen. Ini kita hati-hati betul,” ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Semarang, Senin (24/5/2021).
Lonjakan kasus Covid-19 antara lain terjadi di Cilacap, yakni penyebaran Covid-19 dari anak buah kapal (ABK) MV Hilma Bulker, yang kemudian menulari 47 tenaga kesehatan. Di Kudus, penambahan kasus dipicu lemahnya penerapan protokol kesehatan di tempat wisata umum ataupun religi. Sementara di Kendal, terjadi penularan Covid-19 di lingkungan lapas.
”Di Kudus, tadi saya dilaporkan bupati dan forkopimda (forum koordinasi pimpinan daerah). Ada acara khitanan, wisata, dan ziarah. Kami minta aturan semua diterapkan. (Jika dilanggar), jangan ragu untuk ditutup,” ucap Ganjar.
Menurut data Covid-19 Kudus yang diperbarui Senin (24/5/2021), terdapat 6.652 kasus positif kumulatif, dengan rincian 207 orang dirawat di fasilitas kesehatan (faskes) di Kudus, 10 orang di faskes luar Kudus, dan 362 orang isolasi mandiri. Dengan demikian, terdapat 579 kasus aktif di kabupaten tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Kendal Feri Boney mengatakan, hingga Senin (24/5/2021), di Lapas Kelas IIA Kendal, ada 104 warga binaan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Sementara di Lapas Kelas IIB Kendal, terdapat sembilan orang positif Covid-19, terdiri dari 7 warga binaan dan 2 pegawai.
Menurut data Dinas Kesehatan Kendal, per Senin (24/5/2021) terdapat 6.953 kasus positif Covid-19 kumulatif di Kendal, dengan rincian 255 orang dirawat, 6.360 orang sembuh, dan 338 orang meninggal. Di Kelurahan Pegulon, Kecamatan Kendal Kota atau lokasi Lapas Kelas IIA Kendal, tercatat ada 106 kasus aktif.
Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengemukakan, rata-rata tingkat keterisian tempat tidur untuk pasien Covid-19 di Jateng masih di bawah 50 persen dan dianggap aman. Namun, lantaran terjadi lonjakan kasus di Kudus, tingkat keterisian di kabupaten tersebut berkisar 75-80 persen.
Kendati demikian, sejumlah rumah sakit di Jateng disiapkan untuk menjadi rujukan dan menerima pasien dari daerah lain yang RS-nya tak lagi mampu menampung pasien. ”Kami sudah siapkan, misalnya di Semarang, yakni RSWN (RS KRMT Wongsonegoro), bed-nya (tersisa) banyak. Jadi, kabupaten/kota di sekitar akan siap mendukung,” ujar Yulianto.
Yulianto mengatakan, salah satu penyebab peningkatan kasus Covid-19, termasuk di Kudus, yakni longgarnya protokol kesehatan, seperti saat berkumpul bersama. ”Misalnya saat makan bersama yang memang pasti melepas masker. Duduknya berhadapan dan bercengkerama. Ini harus hati-hati betul, baik di rumah maupun restoran,” katanya.